♡ 26. 壊れた心の旋律。

3.7K 661 156
                                    




           

Hayooo, ini yang comment pada kemana ya? Sepi bener? Padahal bentar lagi ceritanya bye-bye wkwkwkwkwkwkwk anyway, please do comment and vote. Aku sedih beneran kalo liat kolom comment sepi.

Ps. SPINOFF VRENE SNEAK PEEK SUDAH DI POST

🌊❤️🍰

Episode 26

壊れた心の旋律。

_melodi hati yang patah_

🌊❤️🍰

Yerim tidak kecewa ketika ia mendapat peran kecil di drama gabungan antar kelas, ia tidak kecewa walau Jeon Jeongguk adalah pemeran utama laki-lakinya dan Sana – yang sampai sekarang menatapnya dengan tatapan meminta maaf, menerima perannya sebagai pemeran utama wanita. Kalau boleh jujur, Yerim bahkan merasa lega – sudah terlalu banyak pelajaran yang harusnya mampu ia hafalkan namun gagal total, apalagi menghafal skrip yang tidak bisa dikarang sesuka hati?

Ia sedang asyik menyeruput jus jeruknya, jus jeruk yang ia yakini tidak lagi akan dipakainya untuk menyiram orang lain tepat di wajah, satu tangan membuka buku diari sementara tangan lainnya mulai menulis hal-hal yang harus ia ingat hari ini, plus sedikit curahan hatinya tentang Jeon Jeongguk dan Minatozaki Sana yang akan bermanja-manja di atas panggung sekitar satu minggu lagi. Ia menutup bukunya segera setelah ia melihat Sana menghampirinya, dengan Mina yang mengikuti di belakangnya – membawa dua permen lolipop rasa buah di tangan kanannya.

"Hei, kau benar-benar tidak marah kan soal susunan perannya?" Sana duduk di hadapannya dan bertanya, berusaha terlihat senormal mungkin. Yerim terbahak, memangnya dia mau apa? Kalaupun ia marah, toh keputusan guru mereka tidak akan berubah. Gadis itu menggeleng dan kembali menyedot jus jeruk dari sedotannya, Sana malah mendengus – menuntut jawaban langsung dari Yerim. "Aku serius! Kau marah tidak?"

"Mau marah bagaimana, itu bukan keputusanmu dan diluar jangkauanku." Yerim menyahuti dengan tawa di akhir kalimatnya, mau tak mau membuat Sana lega seketika. Gadis itu terlalu berlebihan, tapi pantas saja sih – toh Kim Yerim tiga bulan yang lalu akan cemberut seharian karena tidak kebagian peran utama biarpun tidak marah terang-terangan. "Lagipula mustahil, mana bisa aku menghafal skrip romantis murah seperti itu. Kau memang lebih cocok untuk yang begituan, Sana."

"Wah, teman macam apa kau?"

"Eh, sudah-sudah. Bahas yang lain saja bisa tidak sih?" Mina mencela mereka berdua, menjejalkan permen lolipop ke mulut Yerim dan Sana tanpa pikir panjang. Yerim tersenyum kecil, bluberi – favoritnya. "Lebih baik pikir saja, tahun ini kalian mau bawa siapa ke atap sekolah untuk nonton kembang api. Ini tahun terakhir loh, kali ini giliran kita!"

Oh, itu.

Entah dari mana datangnya cerita itu, tapi murid kelas tiga punya tradisi membawa seseorang untuk melihat kembang api di festival musim panas sekolah. Itu sudah menjadi tradisi tahunan, ada aturan yang harus diikuti pula. Katanya kau dilarang membawa pacarmu, ralat – orang yang punya pacar tidak boleh naik untuk menonton di atap sekolah. Mereka yang sudah berpasangan bisa jadi malah putus, tapi kalau kau membawa teman baikmu, kalian bisa berteman selamanya. Kalau kau membawa teman spesialmu, kalian bisa jadi sepasang kekasih.

Bahkan kalau kau mau, kau bisa bawa musuhmu – musuhmu bisa jadi temanmu.

Jadi begini, pacar jadi musuh, musuh jadi teman, teman jadi pacar.

Kira-kira begitu.

"Sana-chan, kau datang dengan siapa?" Pertanyaan Mina membuat lamunan Yerim buyar, dan benar saja – Sana nampak baik-baik saja, tidak khawatir sama sekali tentang siapa yang akan dia ajak nonton kembang api di malam terakhir festival. Wajahnya sombong, tapi Yerim bisa melihat sedikit rasa malu, sedikit rasa girang, dan sedikit rasa senang bercampur menjadi satu. "Kenapa kelihatannya tenang sekali?"

Together, from now on!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz