♡ 29. あなたと私。。

5.9K 681 221
                                    




🌊❤️🍰

Episode 29

  あなたと私。♡

_kau dan aku_

🌊❤️🍰

"Perbaiki grammarmu dan pronounciationnya! Aku sudah bilang berkali-kali kalau kata ini dibaca 'infyurieting' bukan 'infuriating' seperti tulisannya!"

                Jeon Jeongguk menghembuskan napas frustasi, ia tidak bisa marah – tentu saja tidak bisa, Yerim sudah belajar seharian untuk ujian bahasa Inggrisnya, namun sayangnya gadis itu tak kunjung memahami materi mereka yang satu ini. Jeongguk tidak mengerti, pronounciation adalah hal yang menurutnya mudah, mengingat gadis itu juga hobi menonton roman picisan barat dengan dialog bahasa Inggris – kenapa yang mudah begini saja Yerim bisa kesulitan? Ia yang sekarang kesulitan, sederhana karena gadis itu – argh! Kenapa sih wajahnya itu?!

                Ia menoleh spontan, tidak mendengar jawaban dari gadis disampingnya.

                Ia harusnya tidak terkejut ketika ia melihat Yerim memandangnya dengan tatapan memuja.

                Yerim sendiri tidak benar-benar menyimak apa yang dijelaskan Jeongguk, ia yakin seratus persen ia lebih bisa berkonsentrasi jika saja partner belajarnya orang lain. Ia bisa menghafal lebih dari tiga puluh kosa kata siang tadi, sekarang menghafal lima pun sulit. Jeon Jeongguk sedari tadi hanya sibuk mengomel sambil mengajarinya ini dan itu, Yerim bahkan tidak merasa jengkel ketika sifat asli Jeongguk kembali terlihat – hilang sudah Jeongguk yang katanya sih suka sekali pada Kim Yerim.

                "Hei, bukunya di atas meja! Bukan diwajahku!"

                Yerim hanya melemparkan cengiran usil.

                "Maaf, kau tambah ganteng kalau sedang marah."

                Jeongguk merengek, mendesis, dan mendecak sambil melemparkan punggungnya ke senderan kursi. Bukan ia tidak suka pujian, apalagi dari Yerim – ia suka sekali, sama seperti ia menyukai orangnya. Ia lagi-lagi tidak mengerti bagaimana pikiran gadis itu bekerja, mereka berbeda seratus delapan puluh derajat. Ketika orang-orang bertanya tentang hubungan mereka – yang dimana Jeongguk menganggap itu mengganggu – Yerim mengomelinya dan mengatakan bahwa orang-orang hanya peduli. Peduli apanya? Mereka hanya ingin tahu.

                Ini tidak hanya terjadi sekali dua kali dalam seminggu ini. Ketika Yerim menyukai hal A, maka untuk Jeongguk hal A sama sekali tidak menyenangkan. Contohnya ketika Yerim menghabiskan waktu tiga jam untuk menonton belasan beauty tutorial di YouTube, Jeongguk menganggap itu buang-buang waktu. Dan seselesainya, ketika Jeongguk menantangnya main catur karena ia bosan setengah mati, menurut Yerim main catur akan membuat mereka lebih bosan. Lebih menyebalkannya lagi, semua orang lebih setuju dengan Yerim.

                "Jeongguk? Kau melamun apa?" Yerim mendekatkan diri ke arah Jeongguk walaupun tidak ada banyak jarak diantara mereka. Mereka duduk berdampingan, sibuk di depan meja belajar Yerim yang bernuansa merah muda pastel dengan banyak sekali glitter sebagai hiasannya – Jeongguk yakin ia bisa sakit mata kalau terus-terusan belajar di kamar Yerim. Ya, Jeon Jeongguk, fokuskan dirimu pada kilauan-kilauan yang membuatmu pusing itu. "Kau sudah ngantuk? Kalau begitu kita belajar sampai sini saja ya?"

                Jeongguk menggulung buku tulis yang ada di tangannya dan memukul kepala Yerim dengan tekanan ringan, namun cukup untuk membuat gadis itu mengaduh.

Together, from now on!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang