31 : Juara kedua

461 72 15
                                    

silakan putar mulmednya :)


































Drrrtt... drrtttt...

Getaran benda persegi panjang itu menarik atensi Nathan, ia mengernyit. Sedari tadi tubuhnya mematung, diam tak bergerak. Detik demi detik berlalu hingga getaran dari ponsel mereda, ia masih tak beranjak. Netranya menyipit, menunggu panggilan lain di ponselnya.

Drrtt... drrrttt...

Tangannya meraih benda persegi panjang itu, menggeser layar kemudian menempelkannya pada telinga. Sayup-sayup terdengar isak tangis. Menyesakkan.

"Lagi?"

Ujar Nathan sembari menggigit bibir bawahnya. Nada suaranya terdengar ragu diucapkan, sekaligus khawatir dengan keadaannya. Dengan dada yang sesak, Nathan melangkahkan kakinya meskipun berat.

Netranya menangkap satu objek.

"Kinan?"

Gadis itu...

...masih saja sama. Kali pertama berjumpa pun seperti ini. Menangis tersedu, duduk di jalanan sembari memeluk dirinya sendiri. Terlihat menyedihkan. Dan sekali lagi... pemandangan seperti itu menyambut netranya, "nan?"

Mendongak, memasang wajah sedih, memeluk.

Ya, seperti itulah kelanjutannya.

Memang begitu.

.............dari awal.

Sebenarnya tak ada yang salah di sini. Tujuan awal Nathan hanya ingin membantu. Melihat gadis bernama Andien Yoojung Kinanthi itu sedang bersusah hati dengan segala cara untuk meluapkan emosi. Mencoba bunuh diri contohnya.

Nathan tak tega.

Ia ingat, bundanya tiada juga karena merasa sia-sia. Merasa bahwa tak ada lagi orang yang akan menemani langkahnya. Pergi tanpa sepatah kata. Hilang ditelan semesta. Nathan tahu betul ekspresi itu, ia butuh bahu untuk bersandar.

Tanpa pikir panjang.

Nathan melakukannya. Menjadi sandaran 'sementara' kala sandaran 'utama' tidak ada.

"Dia jahat, nath," Nathan tersenyum kecut. Kalimat yang keluar dari bibir mungil Kinan menyadarkan tentang arti dirinya. Peran pengganti. Juara kedua. Atau apalah sejenisnya. Nathan tidak peduli lagi. Kenyataan memang menyayat hati, Kinan bukanlah miliknya, tapi begini saja cukup.

Egois memang.

Menjadi 'orang ketiga' dalam sebuah hubungan.

Sebentar, perannya bukan itu. Kinan yang meminta, Nathan menyetujuinya. Yang salah sudah pasti gadis berbadan mungil itu. Pusat semesta seorang Jihoon Nathanino sekarang ini. Sudah punya kekasih, tapi masih saja mencari raga lain untuk melindungi.

Serakah?

Ya, Nathan juga tak habis pikir dengan dirinya sendiri. Cinta sudah membutakan mata dan logika. Ia selalu menepis semua fakta bahwa tempatnya tak di sana. Nathan bagaikan gulma, penghambat pertumbuhan tanaman. Ia 'gulma' dalam sebuah hubungan.

Dumb Dumb ✓Where stories live. Discover now