42 : Kangen! (3)

242 51 19
                                    

[play mulmed!]
























"Dari dulu aku pengen nanya, kenapa sih kamu suka espresso?"

Kinan melirik laki-laki berkemeja putih di depannya. Menyesap kopinya sejenak kemudian berujar. "Karena ini espresso."

Nathan mengernyit, tak mengerti maksud ucapan yang dilontarkan Kinan barusan.

"Misal kayak aku suka kamu karena kamu Nathan. Paham?"

"Kan espresso pahit. Apa yang kamu suka?"

Kinan tersenyum tipis. "Karna aku udah manis. Hehehehe."

"Pait pait pait!"

Nathan ikutan tersenyum. Matanya mengedar ke sekitar, kedai ini tak banyak berubah. Masih saja memutarkan lagu-lagu milik BTS. Ya, setahun yang lalu pun begini. Entah sang manajer adalah fansnya entah lagu yang diputar adalah lagu-lagu random saja. Nathan kurang tahu.

Kedai berwarna-warni dengan interior yang menawan ini berbanding terbalik dengan kedai-kedai kopi kebanyakan yang biasanya menyuguhkan warna coklat, hitam dan putih. Bentuk dan tata letak kursi-kursinya menarik dan sangat nyaman. Nathan sering kesini untuk menghabiskan waktu kala senggang ketika kuliah dulu.

Waktu itu hujan turun tiba-tiba, Nathan memutuskan berteduh sekaligus menghangatkan tubuh. Kebetulan, kursi Nathan berhadapan dengan jalan, hanya dibatasi dengan kaca. Baru saja hendak menyalakan laptop, seseorang di luar sana membuatnya salah fokus.

Ya, itu Kinan.

Seorang gadis mungil berambut panjang yang sedang berteduh memunggunginya. Nathan terus mengamati gerak-geriknya, tak lama Kinan berbalik arah, ia membenahi rambutnya tanpa sadar ada yang memperhatikan.

"Cantik."

Gumam Nathan. Lelaki itu bahkan terkejut ketika ia mengucapkan kata tersebut. Kinan melirik Nathan, sadar diperhatikan. Ia tersenyum kaku dan memunggunginya lagi.

Nathan terkekeh.

Lucu, pikirnya.

"Nan!" Panggil Nathan dengan suara lembut.

*kira-kira wajahnya gini

*kira-kira wajahnya gini

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Abis ini mau kemana?"

Kinan mengernyit, ia kira Nathan akan mengajaknya pulang setelah kopinya habis. Lagipula lelaki itu bukannya harus bekerja?

"Loh kamu gak kerja?"

Nathan menggeleng. Ya, hari ini adalah tepat tiga hari setelah kepulangannya dari Kanada.

"Eh iya, disuruh Papa buat main ke rumah."

"Mampus mampus dah pasti dimarahin habis-habisan."

Kinan mengangguk setuju. "Oh tentu. Harusnya juga aku marah sama kamu kemarin."

Dumb Dumb ✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें