Ilefen

1.8K 158 11
                                    

Hari ini dimana Taeyong akan menemui calon istrinya itu. Ia benar - benar harus mempersiapkan segalanya, hanya saja ia tidak terlalu bersemangat. Mungkin tidak seperti orang lain yang hatinya akan bertalu - talu, justru Taeyong hanya merasa biasa tanpa gugup sedikitpun. Jujur, hatinya itu masih dibawa oleh seorang Ten Chittaphon.

"Andai saja kau itu calon istriku, Ten. Aku berharap kau akan datang disaat pernikahan ku nanti dan mengakui jika kaulah calon istriku," batin Taeyong dalam hatinya. Ada rasa penyesalan yang begitu besar di dalam dirinya itu. Jika ia tidak mengikuti egonya mungkin Ten tidak akan menghilang begitu saja tanpa jejak.

-

"Taeyong cepat turun! Calon mu akan datang sebentar lagi!" teriak Ny. Lee memerintahkan agar Taeyong cepat turun kebawah.

"Ne, Eomma," Taeyong segera turun setelah semuanya siap. Tak terlalu di siap - siapkan sih, ia hanya menggunakan jas hitam biasa dan menata rambutnya sewajarnya, tidak perlu di gaya - gaya. Dan satu lagi, bahkan ia tidak menggunakan parfum. Katanya hanya Ten yang boleh tahu bau parfumnya itu.

"Taeyong, mengapa kau tampak begitu biasa? Setidaknya kau memodel rambutmu dan menggunakan parfum mu itu!" Ny. Lee protes terhadap penampilan Taeyong karena terlihat sangat biasa, bahkan bisa disebut tak pantas jika untuk menemui calon pendamping hidup.

"Ini tidak terlalu penting," jawab Taeyong dingin yang membuat eommanya itu kesal.

"Tak penting bagaimana?! Ini masa dep...." ucapan Ny. Lee terpotong saat mendegar suara mobil dari luar, ia pikir itu adalah calon menantunya itu.

Dan benar saja saat memasuki rumah Taeyong, Ny. Lee langsung mencium pipi tamunya bak ibu - ibu arisan sebagai sambutan.

"Ohh, nyonya Pamprion selamat datang," sambut Ny. Lee hangat. Taeyong hanya tersenyum, berusaha terlihat baik dan ramah didepan calon mertuanya itu.

Perasaan Taeyong agak aneh saat menatap calon mertuanya itu, walaupun mereka belum pernah bertemu sebelum tapi rasanya seperti sudah sangat mengenalnya. Apalagi saat mata mereka bertemu, Taeyong semakin yakin jika ia sangat mengenalnya.

"Dimana putrimu nyonya Prampion?" tanya Ny. Lee menanyakan calon istri dari putranya itu.

"Oh, mungkin dia sedang turun dari mobil. Sebentar lagi dia akan kesini,"

Tak lama kemudian masuklah seorang gadis cantik jelita ke rumah Taeyong. Awalnya Taeyong biasa saja melihatnya, seperti gadis biasalah. Baginya, tetap Ten lah yang tercantik meskipun dia adalah seorang namja.

"Cosohamnida, aku terlambat," ucapnya seraya membungkukan badannya sembilan puluh derajat.

"Lihat, dia sangat sopan Taeyong. Akan cocok denganmu," ucap Ny. Lee yang langsung jatuh hati dan merasa cocok dengan calon menantunya itu.

"Taeyong?" yang disebut namanya langsung melirik. Ia tak menyangka jika yang menyebut namanya itu adalah calon istrinya.

"Kalian sudah saling mengenal ya?" Ny. Lee terkejut dan Taeyong membelalakan matanya, air matanya hampir jatuh. "Ttee...ten," ucapnya lirih.

"Maaf, tapi namaku adalah Lily," jawabnya.

"Tapi bagiku kau tetap Ten, Tenku yang dulu dan yang selama ini aku cari. Kemana saja kau selama ini?" Taeyong terus mengalirkan air matanya dan memeluk Ten ralat Lily erat.

"Aku ke Amerika, awalnya aku ingin memberi tahumu tapi aku takut kau akan mengusirku seperti dulu,"

"Aku benar - benar minta maaf atas kesalahanku di masa lalu, aku menyesal. Hanya kau yang ada di hatiku Ten, tidak ada yang lain bahkan Myungjun aku tidak mencintainya sama sekali," Taeyong akhirnya mengungkapkan apa yang ada didalam hatinya.

"Haha, aku sudah memaafkanmu. Bahkan awalnya aku tidak menyetujui perjodohan ini, tapi saat melihatmu aku sangat bersyukur dan bahagia,"

"Sama denganku, awalnya aku juga ingin melupakanmu dengan menyetujui perjodohan ini namun siapa sangka kaulah calonku, aku sangat bahagia. Sangat - sangat bahagia,"

"Tunggu, aku benar - benar tidak paham maksud kalian," Ny. Lee kebingungan mendengar pembicaraan Taeyong dan Ten.

"Eomma, terimakasih telah menjodohkanku dengan orang yang benar - benar aku cintai," Ny. Lee bertambah bingung.

"Aku benar - benar tidak paham,"

"Intinya aku mencintainya," Ny. Pamprion yang sudah mengetahui semuanya hanya tersenyum - senyum.

"Ya sudahlah, jika kalian sudah saling mencintai kita bisa mengadakan pesta pernikahan secepatnya," Ny. Lee akhirnya menyerah dan langsung to the point saja.

-

Setelah perjodohan itu berjalan lancar, kini saatnya Taeyong ingin berbicara secara pribadi dengan Ten.

"Eomma aku ingin berbicara secara pribadi kepada calon istriku, bisakah kami pergi untuk sebentar?" Taeyong meminta izin agar diperbolehkan untuk berbicara empat mata dengan Ten karena ini bersifat sangatlah privasi.

"Ehhmm, baiklah tetapi cepat kembali ya!" akhirnya Ny. Leepun memberi izin.

"Gomawo, Eomma. Ny. Prampion aku izin sebentar untuk berbicara dengan putrimu,"

Akhirnya Taeyong memilih untuk mengajak Ten ke taman belakang rumah untuk berbicara. Mereka dapat melihat langit biru yang indah sambil mengobrol.

"Ehmm Ten jika boleh kutanya, bagaimana kau....aahh aku tidak tahu mau memulai darimana," niat Taeyong yang ingin memulai pembicaraan mereka malah berubah menjadi kebingungan sendiri.

"Baiklah, aku yang akan memulai. Pertama aku pindah ke Amerika karena urusan bisnis orang tuaku. Awalnya aku tidak mau karena akan jauh denganmu, tapi orang tuaku memaksaku. Kedua, disana aku merasa frustasi dan depresi karena terlalu memikirkanmu. Akhirnya hyungku, menyarankan agar aku melakukan operasi kelamin. Dan aku menurutinya. Ketiga, ibuku akan menjodohkanku dengan seseorang. Awalnya aku berpikir jika ibuku akan menjodohkanku dengan seorang yeoja, namun ternyata ia menjadohkanku dengan seorang namja dan itu dirimu Taeyong. Orang yang sangat kucintai," Taeyong menangis mendengar penjelasan Ten.

"Jadi kau benar melakukan operasi kelamin?" tanya Taeyong meyakinkan.

"Tentu saja, ini semua demimu Taeyong. Dulu aku pernah berkata jika aku akan melakukan apa saja demimu,"

"Ten, maafkan aku. Aku sudah pernah menyiakan dan meninggalkanmu. Kini aku tahu betapa kau mencintaiku," Taeyong kembali memeluk tubuh Ten dengan erat sambil meneteskan beberapa air mata.

"Tak perlu meminta maaf, justru aku yang salah. Aku sudah membohongimu,"

"Ani, pokoknya aku yang salah Ten. Jangan salahkan dirimu,"

"Hmm, ya sudahlah,"

"Mari kita mulai semuanya dari awal, Ten,"

"Ne, tentu saja,"

Akhirnya dua insan ini dapat menyatu lagi seperti dulu, tapi bedanya sekarang mereka akan menjadi sepasang suami istri bukan kekasih lagi. Sungguh, semua rahasia hanya Tuhan yang tahu. Bahkan, Taeyong dan Ten yang mengahadapi masalah cukup rumit pun dapat menyatu kembali dan hidup bahagia.

End/TBC?

Sorry kmrn habis kuota jadi gak bisa up deh😁
Smoga gak pada lari

My Girlfriend Is A NamjašŸ‘¬ ā€¢TAETENā€¢Where stories live. Discover now