Fortin

1.2K 133 5
                                    

"Aku mau itu dan itu juga, ahhh....bajunya lucu," Taeyong langsung menyambar apa yang diingankan oleh istrinya itu. Toh, lagipula uangnya juga sangat mencukupi. Beberapa hari yang lalu, perusahaan milik Taeyong itu mendapat pesanan baju dari brand top dunia. Tak salah, jika kini uangnya sangat banyak. Tapi itu semua untuk kebutuhan mereka dan juga sebagian untuk membantu orang yang tidak mampu.

"Kita sudah beli popok belum?" tanya Taeyong karena merasa benda satu itu belum masuk kedalam kantung belanja mereka.

"Ah, iya kita hampir saja melupakannya," Ten menepuk jidatnya.

"Kalau begitu, kajja!" sekarang mereka benar - benar mempersiapkan kebutuhan yang bayi butuhkan. Tak terasa, satu bulan lagi Ten akan melahirkan anak pertamanya. Dan jenis kelaminnya sudah diketahui yaitu yeoja, padahal Taeyong berharapnya namja agar nanti bisa menjaga adiknya. Tapi tak apalah, toh juga anak mereka kok.

Mereka berjalan dengan lambat dengan Taeyong menggandeng Ten. Tidak mau jika Ten terjatuh atau apapun, pada saat keadaan seperti ini akan mudah untuk Ten jatuh. Apalagi perutnya yang sudah mirip badut itu.

"Kita akan beli berapa buah popok?" Ten harus bertanya - tanya kepada Taeyong karena ia yang memegang uangnya.

"Satu lusin apakah cukup?"

"Tentu saja, jika dia tidak mengompol terus hihi,"

"Kau jangan berkata begitu, aku semakin tidak sabar dia lahir,"

"Hehe, betapa imutnya dia nanti," Ten malah semakin membuat Taeyong tidak sabar.

"Shut up baby! Atau kau yang akan kucubit karena gemas,"

"Matanya nanti sipit atau besar ya? Oh, ya dia pasti akan cantik sepertiku," Ten hanya menahan tawa.

Cup!

Taeyong langsung mencium pipi Ten dan mencubit yang satunya. Padahal disitu sedang banyak orang, tapi mereka hanya memakluminya.

"Yak! Hetikan itu memalukan!" Ten langsung menghindar sambil memegang  kedua pipinnya.

"Kau yang memulai dulu sih," Taeyong juga tak mau kalah.

"Hufftttt.....nanti bayinya marah," peringat Ten kesal.

"Baby tidak akan marah selama hanya appa - nya yang menyentuh," Taeyong selalu tidak mau kalah dengan Ten.

"Terserah, yang penting sekarang aku mau fokus mencari pakaian untuk baby," akhirnya Ten tidak mempedulikan Taeyong lagi.

Ten mulai mengambil beberapa popok dengan warna pink.

"Kok pink sih?" protes Taeyong.

"Kau kira bayimu itu apa?! Dia yeoja,"

"Hehe, mian. Tak apa, lucu kok warnanya," sejujurnya Taeyong tidak menyukai warna pink, ia lebih suka putih atau hitam.

"Cih!" Ten mendecih pelan.

Setelah selesai dengan acara popok mereka, kini mereka akan menuju ke gerai sayur dan buah - buahan.

Taeyong yang dikenal sebagai penggila buah itu langsung mengambil beberapa jenis buah. Seperti apel, pear, dan mangga. Ten hanya menggeleng - nggelengkan kepalanya. Jujur saja, sebenarnya Ten tidak terlalu suka buah. Suka sih suka tetapi tidak sampai seperti Taeyong. Malah Ten tidak diberi kesempatan untuk memilih karena Taeyong sudah membeli terlalu banyak buah.

"Aku mau membeli sawi, lobak, dan wortel," Ten meninggalkan Taeyong yang sedang membayar di kasir.

"Tunggu aku, Ten!" ucap Taeyong agak keras karena Ten sudah beranjak. Perkataan Taeyong tidak dihiraukannya.

"Aish, jinjja. Dia keras kepala sekali," Taeyong gusar. Lalu terfokus kepada jumlah total di layar monitor.

Brak!!!

"Tenn!!" Taeyong langsung membalikan badan dan menyebut namanya. Ia kira itu Ten, ternyata hanya karyawan yang ceroboh malah menjatuhkan tumpukan kardus. Pikirannya terlalu berpusat pada Ten, apalagi sekarang Ten udah tak terlihat.

"Bisa cepat sedikit tidak?"

"Tunggu sebentar tuan,"

Taeyong terus memandang jejak Ten.

"Totalnya 500  won," ucap kasir itu sambil menyerahkan sekantung plastik besar berisi buah - buahan.

"Ini," untungnya Taeyong mempunyai uang yang pas. Setelah menyerahkan uang dan mengambil belanjaannya, ia langsung berlari mengejar Ten.

"Wahh, segar - segar sekali sayur nya," Taeyong tersenyum karena istrinya itu sedang melihat sayuran yang ia inginkan.

"Hahh....haaahhhh...kenaappaahh kauuu meninggalkankuu hhahh,"

"Eh? Taeyong kau habis dikejar hantu ya?" Ten tertawa kecil melihat keadaan Taeyong.

"Aku habishh mengejarrhhh malaikathh yangh lariihh meninggalkanhhhhhkuhh," napas Taeyong masih tersenggal - senggal.

"Hihi, mian. Nanti aku buatkan jus mangga di rumah. Kau beli mangga kan?"

"Nehh, aku glek beli mangga," akhirnya napas Taeyong membaik.

-

"Ini jus mangga untuk Tae...."

Pyar!

Gelas yang dibawa Ten itu langsung terjatuh, tiba - tiba badannya melemah. Perutnya terasa sakit sekali.

"Aaaaaahhhhh......tolong!!!!" jerit Ten.

"Ten, kau kenapa?" Taeyong langsung menghampirinya. Taeyong langsung membelalakkan matanya ketika melihat bawahan Ten yang berwarna merah - merah.

"Sakitt,"

"Kita ke rumah sakit sekarang!" Taeyong langsung menggendong Ten dan membawannya ke rumah sakit.

-

Ten ditidurkan di atas kasur rumah sakit, wajahnya pusat pasi sambil merintih kesakitan. Sedangkan Taeyong selalu bersama di sisinya.

"Bertahan Ten!" Taeyong sudah tak dapat berkata - kata lagi melihat keadaan istrinya yang seperti ini.

"Tae, maafkan aku!"

"Kau tidak boleh seperti itu!!"

"Aku minta maaf tidak bisa menjadi istri yang baik,"

Dan akhirnya Ten langsung dinasukan ke ruang operasi. Taeyong tidak boleh masuk dan hanya bisa menunggu di luar dengan perasaan cemas.

Taeyong duduk di kursi tunggu sambil menangis. Ia tidak bisa membayagangkan keadaan Ten tadi.

"Ya ampun Ten, bertahanlah untuk bayi kita!" Taeyong mengusap air mata yang terus mengalir.

Taeyong menunggu sambil berkomat - kamit mengucap doa untuk keselamatan Ten.

"Aaaaaaa aaaaaaaa!!!!!!!"

"Tennnnn!!!!" Taeyong panik mendengar jeritan Ten. Ingin sekali ia membobol masuk, tapi tentu saja tidak akan bisa. Percuma ia melihat di jendela, toh jendelanya tertutup rapat sekali. Ia hanya bisa menangis dan berdoa.

"Ten, bertahanlah!!" ucap Taeyong di sela tangis sedihnya.





TBC!

Hai, aim back. Akhirnya PTS selesai bisa nulis lagi deh tanpa ada beban pikiran (?). Adakah yang kangen daku? Jika tidak ya udah, yang penting reader jangan pada lari😁

Vomentnya ya juseyo!😘


My Girlfriend Is A NamjašŸ‘¬ ā€¢TAETENā€¢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang