Thertin

1.8K 141 29
                                    

"Lebih baik kita sekarang pergi ke rumah sakit saja Ten, aku tidak mau melihatmu terus menderita seperti itu," ucap Taeyong sambil membelai rambut hitam istrinya itu. Ya, walaupun sekarang rambut Ten masih pendek, tapi ia bersumpah akan memanjangkan rambutnya itu.

"Tidak, aku baik - baik saja kok," Ten tetap saja menolak.

"Please, nanti aku beliin es krim," tawar Taeyong, ia tahu jika Ten sangat suka sekali es krim.

"Hmmmm....ya sudahlah, aku mau," akhirnya Ten mau juga.

"Ya sudah, mari kita bersiap!"


-

Ten hanya tebaring sambil merasakan gel mint yang kini merata di atas perutnya. Awalnya, dokter mengatakan bahwa itu gejala hamil namun mereka meragukannya dan akhirnya melakukan tes USG untuk memastikanya.

Sementara itu Taeyong melihat istrinya yang nampak lemas di atas ranjang rumah sakit, sungguh Taeyong merasa sangat bersalah karena tidak bisa menjaganya.

Akhirnya dokter selesai dengan Ten, Taeyong menghampirinya.

"Are you right, baby?" tanya Taeyong khawatir dan menggenggam tangan Ten.

"I'm okey, kita tunggu hasilnya saja," ucap Ten sambil tersenyum kecil. Wajahnya yang sangat  cantik ini seperti bak malaikat bagi Taeyong, tidak. Tapi untuk setiap orang yang melihatnya.

"Bagaimana rasanya?"

"Dingin dan geli,"

-

"Jadi begini, tuan Lee. Kami belum bisa memastikan, karena ini baru berjalan beberapa hari saja," jelas dokter yang membuat Taeyong agak kecewa karena ia sungguh mengaharapkan keturunan.

"Terus bagaimana dok?" tanya Taeyong agar tahu tindakan selanjutnya.

"Hm, nyonya Lee pernahkah sebelumnya anda mengecek dengan testpack?" kini dokter itu menuju ke Ten.

"Belum dok," jawab Ten jujur.

"Oh, jika anda bersedia. Sekarang anda bisa mengeceknya di kamar mandi," ucapan dokter itu membuat Ten dan Taeyong saling melempar pandangan.

"Bagaimana Tae?" tanya Ten ke Taeyong karena ia benar - benar bimbang.

"Terserah padamu, yang penting nanti aku bisa tahu keadaanmu,"

"Jika nanti aku tidak hamil bagaimana?" itulah yang Ten takuti, ia akan mengecewakan Taeyong.

"Tak apa, toh kita bisa terus berusaha," jawab Taeyong santai.

"Cih, dasar!"

"Jadi bagaimana?" potong dokter itu karena merasa di cuek kan (*kacang ma rebu)

"Hm, baiklah dok," akhirnya Ten memutuskan untuk melakukan pengecekan sekalian.

"Tunggu sebentar, saya ambilkan test packnya dulu," akhirnya dokter itu berjalan menuju ke sebuah lemari untuk mencari alat yang dimaksud.

Setelah mendapatkan yang diinginkan, ia kembali menemui pasangan mesum itu (eh?).

"Silahkan nyonya Lee," dokter itu menyerahkan sebuah test pack kepada Ten. Untungnya, Ten tahu cara menggunakannya karena ia sering melihatnya (?).

"Terimakasih, dok," akhirnya Ten pergi ke kamar mandi. Taeyong menunggu hasilnya bersamaan dengan konsultasi kepada dokter, mungkin cara  merawat istri yang hamil ataupun makanan minuman yang harus dikonsumsi pada masa kehamilan.

-

Tak lama kemudian, Ten keluar membawa test pack di genggamannya. Wajahnya terlihat murung dan pucat pasi.

"Kenapa Ten?" tanya Taeyong khawatir karena wajahnya seperti sedih.

"Aku....aku....." ucap Ten sedih.

"Tak apa," seperkiraan Taeyong, Ten tidak hamil.

"Apa sih? Aku HAMIL!!!" Ten terlihat bahagia, ternyata tadi hanya aktingnya saja untuk memberi Taeyong kejutan.

"Apa??!!! Aku senang sekali," pekik Taeyong, ia merasa sangat bahagia sekali. Belum pernah sebelumnya ia sebahagia ini.

"Selamat tuan dan nyonya Lee! Untuk selanjutnya dimohon untuk berhati - hati baik dari segi aktivitas maupun makanan," dokter itu ikut senang. "Untuk sekarang, nyonya Lee bisa untuk mengonsumsi susu kehamilan sebagai tambahan makanan dan diusahakan untuk banyak makan sayur dan buah," tambah dokter itu lagi.

"Terimakasih, dokter. Aku akan segera membeli semua itu setelah ini," Taeyong tampak sangat bersemangat sekali.

-

Setelah keluar dari rumah sakit, Taeyong langsung menggendong Ten mirip ibu - ibu mau melahirkan padahal ini baru awal kehamilan belum mau melahirkan.

"Ehh, kau mengagetkanku saja!" Ten langsung mengalungkan tangannya di leher Taeyong agar tidak jatuh.

"Hehe, aku sangat bahagia sekali. Terimakasih telah memberiku hadiah yang sangat spesial. Setelah ini kita ke mall untuk membeli susu kehamilan, sayuran dan buah - buahan, dan perlengkapan bayi," Taeyong tampak antusias sekali.

"Hei, bayi ini masih lama keluarnya,"

"Tak apa, untuk persiapan. Setelah itu kita bisa mulai menghias kamar untuk Kyungyong,"

"Siapa Kyungyong?" tanya Ten bingung.

"Anak kita, hihi,"

"Kita belum tahu laki - laki atau perempuan,"

"Semoga saja kembar," alhasil Taeyong mendapatkan jitakan di kepalanya.

"Susah mengurusnya nanti kalau kembar, satu per satu dulu!" Ten terlihat agak sensi sekarang, mungkin efek kehamilan.

"Habis dia lahir, kita bikin lagi," akhirnya jitakan lebih keras mendarat di kepala Taeyong lagi.

"Adduhh, kenapa kau memukulku terus sih?" Taeyong memelas sehingga ia tampak lucu seperti anak anjing.

"Habisnya kau macam - macam sih. Sudah, turunkan aku! Kita sudah ada di depan mobil," Taeyong bahkan tak menyadarinya.

"Baiklah, istri tercintaku," akhirnya Taeyong menurunkan Ten dan juga membukakan pintu untuknya.

Setelah mereka berdua sudah duduk dengan nyaman, Taeyong langsung menancapkan gas dengan pelan menuju ke mall. Tentu saja, ia menyetir dengan santai. Ia tak mau nanti baby - nya merasakan goncangan akibat batu di jalan atau apalah.

'Kau adalah hadiah spesial yang pernah ada bagiku, Ten dan babyku ups maksudnya kita' - Taeyong.

TBC!

Haha

Jgn lupa vomentnya ya! Hargai author, ini aku bela - belain nulis padahal lagi PTS😁 Padahal aku sendiri sih yg pengen

My Girlfriend Is A NamjašŸ‘¬ ā€¢TAETENā€¢Where stories live. Discover now