Tuwelef (17+)

2.6K 154 6
                                    

Di chapter ini ada adegan 17+ nya tapi gak terlalu parah soalnya ini bukan ff NC! Sekali lagi ini bukan NC, cuma buat pemanis cerita aja (͡° ͜ʖ ͡°)

-

"Mmmmppphhhh.....mmppphh," Ten berlari ke kamar mandinya karena rasa mual yang terus menggelitik perutnya. Belakangan ini ia sering mual - mual tanpa sebab, entah saat makan, menonton tv atau bahkan saat bermanja - manja kepada Taeyong.

"Ten, kau kenapa?" tanya Taeyong mengkhawatirkan istrinya itu, oh iya mereka sudah menikah sekitar seminggu yang lalu.

"Hoekkkk......hoekkkk..." Ten semakin banyak memuntahkan isi perutnya itu.

"Kita harus ke rumah sakit!" ucap Taeyong pada Ten, walaupun ia tahu Ten akan menolaknya.

"Tidak usah, na gwaenchana Tae," tentu saja Ten akan menolak.

"Ani, kau tidak baik - baik saja. Sebaiknya kita pergi ke rumah sakit," kali ini Taeyong tetap bersikeras untuk membawa Ten ke rumah sakit setelah beberapa kali mendapat penolakan dari Ten.

"Aku takut....." rengek Ten sembari membersihkan mulutnya yang terdapat sisa muntahannya.

"Takut kenapa?"

"Aku takut, aku.....hamil," akhirnya Ten mengatakan itu.

"Mana mungkin, tetap saja kau itu laki - laki yang hanya memiliki sel sperma bukan telur," Taeyong malah menganggap perkataan Ten itu hanya candaan semata.

"Jadi kau akan menolak jika aku hamil anakku?"

"Tentu saja tidak, justru aku sangat senang karena tidak harus mengangkat anak dari panti asuhan. Tapi aku hanya ragu saja," jujur, didalam hati Taeyong ingin sekali ia menimang bayi hasil dari dirinya dan Ten. Bukan dari olah campur orang lain.

"Kau ragu setelah apa yang kau lakukan?!"

*Flashback

Malam ini seperti biasanya, Ten akan menunggu Taeyong pulang dari kampusnya. Walaupun Taeyong itu masih kuliah, ia sangat mampu untuk membiayai hidup mereka. Apalagi sekarang Taeyong itu mewarisi perusahaan milik ibunya. Tapi terkadang jika Taeyong benar - benar lelah dengan tugas kampus, ia akan meminta Ten untuk mengurus perusahaanya. Sedangkan Ten? Ia tidak melanjutkan kuliah karena Taeyong yang memintanya. Ia tak mau nanti istrinya menjadi wanita karir dan setiap harinya akan fokus didepan pekerjaannya.

-

"Tennie, aku pulang!" Ten yang sedang duduk termenung langsung menjadi ceria saat mendengar suara suami tercintanya itu.

"Aahhhh, Taeyongie. Aku sudah membuatkan sup spesial untukmu," ucap Ten sembari membawakan tas Taeyong dan langsung menyeretnya ke dapur.

Taeyong hanya menuruti istrinya ini sambil menyunggingkan senyum di bibir manisnya.

"Taaadddaaa!!! Makanlah, eits tapi cuci tangan dulu!" Ten sudah menyiapkan semuanya hanya untuk suaminya itu.

"Waahhh, makananmu tampak sangat menggoda. Aku jadi cepat - cepat ingin 'memakan' yang memasaknya," ucap Taeyong melempar kedipan satu mata kepada Ten.

"Loh kok memakan yang memasak?" tanya Ten polos.

Cup!

Taeyong langsung melumat bibir pink milik Ten kedalam ciuman lembut. Napas mereka saling berhembus hingga membuat desahan kecil lolos dari mulut Ten.

"Aahhhhhh," Taeyong tersenyum nakal saat mendengar desahan Ten tanpa sedikitpun melepas ciumannya.

Karena oksigen semakin berkurang dan dada Ten semakin sesak ia memukul lembut dada Taeyong untuk memberi tahunya. Taeyong peka dan langsung melepaskan pagutan bibirnya itu.

"Yak, kenapa tiba - tiba kau menciumku?" protes Ten kesal namun sejujurnya ia sangat menyukainya.

"Aku ingin memakan mu," jawab Taeyong sambil mengelus pipi mulus Ten.

"Makan supmu dulu!"

"Nanti saja, lebih baik aku 'memakan' yang memasak dulu. Bagaimana?"

"Shireo!" tolak Ten namun gagal karena Taeyong kembali melahap bibirnya lagi. Namun kali ini ia bermain lebih kasar, hingga leher Ten tak terhindar dari jangkauannya. Ia membuat beberapa kissmark disana.

"Aahhhhhh...Taeyonghhhhhaahh," Ten mendesah saat Taeyong menggigit kecil kulit lehernya.

"Desahkan terus namaku," balas Taeyong sambil terus melahap leher dan bibirnya tanpa ampun.

"Aahhhhhhh......jebal, jangan lakukan itu," Taeyong menggoda bagian bawah Ten menggunakan tangannya. Sungguh nakal memang.

"Jika tidak mau kapan lagi? Lagipula ini pertama kalinya aku menyentuh mu, Tennie,"

"Tapi aku belum siaphhhh....aaaahhhhhh Taehhh......" desahan mulai keluar dari mulut Ten.

"Lihat, akibat desahanmu itu adikku mulai berdiri," Ten melihat sesuatu yang sudah menggembung di balik celana jeans Taeyong.

"Jinjja?!" Ten membelalakan matanya saat Taeyong mulai mengeluarkan miliknya yang sudah mengacung tegak.

"Manjakan dia," perintah Taeyong, awalnya ia pikir Ten akan menolaknya keras namun siapa sangka jika Ten mulai ikut dalam permainannya.

Ten mulai mengisap junior Taeyong dengan lembut, menggoda pucuknya yang berwarna krem kemerahan itu.

"Aahhhhhhhh.....Ten kau terlalu nikmat, terus hisap dia," Ten semakin mempercepat temponya. Memaju mundurkan kepalanya dan semakin memperdalam hisapannya.

"Uhuk uhuk," Ten tersedak saat tidak sengaja memasukan junior Taeyong terlalu dalam hingga hampir menyentuh kerongkongannya.

"Maaf, jika kau lelah kita bisa langsung ke intinya saja,"

"Ha?!" Ten terkejut.

"Maaf,"

Dan selanjutnya mereka melakukan hal yang semestinya dilakukan oleh pengantin pada umumnya. Namun tentu saja pengalaman sex pertama mereka berbeda, karena mereka melakukannya di dapur. Untung lantai dapur mereka terbuat dari kayu yang tidak akan sedingin keramik.

*Flashback end

 

"Tapi akankah mungkin?" Taeyong menanyainya lagi.

"Akupun juga ragu Tae, tapi bagaimana jika aku ini berbeda?"

"Maksudmu?" Taeyong menanyakan maksud dari kata 'berbeda' itu.

"Aku namja yang bisa hamil,"

"Apa?!"

TBC!

Ehehe, maaf kalo ceritanya tambah jelek. Jujur gak ada ide, jadinya gini deh. Aku rasa kok lama2 ini makin panjang aja ya? Ah, gpplah.

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca dan hargai author ya😁

BTW, yang besok Senin UTS semangat ya🔥



My Girlfriend Is A Namja👬 •TAETEN•Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora