Eighteen

82.9K 9.3K 1.2K
                                    

Yang kemarin nungguin Arthur bangun, silahkeun di baca ayang-ayangku, setelah ini komen yang banyak ya, Otor apdet lagi kalau komennya udah tembus seribu #ketawa jahat

Siapkan playlist mellow biar cucok, Happy reading!

*****

Jam dinding menunjukkan waktu tengah malam ketika Althea terbangun dari tidurnya.

Thea diam sebentar, mengumpulkan nyawa dan kesadarannya terlebih dahulu sebelum bangkit duduk di atas tempat tidur sederhana nya.

Pikiran gadis melayang pada kejadian di dalam mimpinya sesaat tadi, mimpi indah yang sanggup membuatnya tidak ingin terbangun dari tidur untuk waktu yang panjang. Mimpi yang sama seperti berhari-hari lalu.

Dimana dalam mimpinya itu ada seorang pria yang selalu menemani mimpi-mimpinya sepanjang malam sejak ia berada ditempat ini, Arthur.

Pria bermanik sebiru samudera yang entah mengapa selalu membuat Althea terpikir akan sosoknya. Thea seperti kehilangan dirinya sendiri saat tenggelam menatap manik mata pria itu, juga senyumnya yang menawan. Membuat Althea sulit untuk berpaling, alih-alih dia malah semakin terjatuh pada pesona yang Arthur miliki.

Tapi naas, semua itu hanyalah mimpi, bunga tidur yang mengisi malam-malamnya. Arthur hanya ilusi Semu yang mungkin saja tercipta dari alam bawah sadar Thea yang memberontak atau dari imajinasinya yang sudah terlewat batas wajar. walau dia sempat berpikir bahwa sosok Arthur nyata. Apalagi setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri berminggu yang lalu di ruangan terlarang.

Pria yang sedang tertidur itu sangat mirip dengan sosok Arthur di dalam mimpinya. Mereka pun memiliki nama yang sama,  Althea sempat mengira pria itu adalah Arthur yang dikenalnya, tetapi rasanya tidak mungkin, meski Althea berharap perkiraannya tidak salah. kenyataannya Pria itu adalah seorang Alpha, pemimpin Corleone Pack, yang merupakan seorang pemimpin terkuat klan serigala di kehidupannya dahulu, alpha terkuat dari seluruh Pack dimasa itu, sebelum hidupnya berakhir dengan tragis karena harus terjebak dalam keadaan tidak berdaya akibat kutukan.

Tak sadarkan diri selama belasan tahun lamanya. Jikapun pria yang dikenalnya dalam mimpi adalah benar alpha Arthur, rasanya tidak mungkin Althea bisa menggapainya. Mereka terlalu berbeda, bagai bumi dan matahari. Biarlah pria itu hanya menjadi kenangan tak terlupakan dalam sudut memorinya, walau tak disangkal hati Thea sudah tertawan.

Konyol memang, jatuh cinta pada ilusi dalam mimpi.

"Rasanya sangat haus,"  Monolognya dengan suara serak, khas bangun tidur.

Memilih melupakan bunga tidurnya, Althea meraba nakasi kecil di sebelah tempat tidur, mencari-cari keberadaan gelas yang sudah diisi penuh dengan air, Thea selalu merasa haus jika terbangun di malam hari, jadi ia selalu terbiasa menyediakan air di atas meja, agar tidak repot lagi mengambil ke dapur. Tapi Althea lupa kala tidak menemukan keberadaan gelas itu di sana. Dia baru ingat kalau sebelum tidur tidak sempat menyiapkan karena terlalu mengantuk.

Meski gamang akhirnya Althea memilih beranjak dari tempat tidur sederhana nya, berniat mengambil air ke dapur walau sedikit takut, karena dapur Pack di malam hari selalu menyeramkan baginya, sampai langkah kaki Thea terhenti saat melihat jendela kamar yang gordennya sedikit tersingkap. Membuat sinar dari luar masuk melewati celahnya.

Gadis itu mengurungkan niat sebelumnya dan berjalan mendekati jendela, menyingkap gorden hingga bisa melihat pemandangan malam di luar sana.

Purnama merah menggantung indah di langit malam yang cerah.

The Sleeping Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang