Twenty two

91.7K 9.1K 1.1K
                                    


Arthur tidak tahu apa yang membuatnya melayangkan tatapan setajam ini kepada seorang wanita.

Ia bahkan lupa kapan terakhir kalinya berinteraksi dengan seorang wanita—ataupun orang lain—dikondisi normal seperti ini, mungkin sudah belasan tahun lalu. Terkecuali saat di dalam dunia sunyinya saat itu bersama Althea.

“Apa yang membuatmu selancang ini untuk menemuiku, nona Atherna” tanya Arthur dengan tatapan datarnya pada Atherna. Matanya tampak memendam kemarahan pada wanita itu.

Karena Atherna tiba-tiba saja meminta untuk bertemu dengannya, hampir memaksa menerobos masuk ke dalam ruang rawat Althea sebelum ditahan oleh Xandrox.

Arthur jelas marah dengan kelancangan Wanita itu, hanya saja tidak bisa melampiaskan karena bagaimanapun Atherna adalah seorang wanita, pantang baginya menyakiti, apalagi mengingat besarnya jasa dan pengorbanan Atherna untuk menyembuhkannya.

“Katakan dengan cepat, karena aku tidak mempunyai banyak waktu.”

Mendengar itu, diam-diam tangan Atherna yang terkepal dalam posisi berlututnya gemetar, bukan karena geram atau merasa terhina dengan nada mengintimidasi sang Alpha ketika berbicara, tapi karena merasa begitu takut atas aura gelap yang menyelubungi di sekitarnya, membuat bulu kuduknya meremang, lebih dari itu Atherna juga ngeri jika sewaktu-waktu  Alphanya mengeluarkan kekuatan Gorgon-nya, seperti yang dilakukannya pada Jack. Karena ia sadar telah bersikap lancang  dengan memaksa meminta bertemu. Itu jelas perbuatan tabu dan tak beradab.

Tetapi Atherna tidak memiliki pilihan lain, ia harus memohon saat ini juga atau matenya akan sekarat akibat penyiksaan berat yang diterimanya. Atherna tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

   “Sa-ya...” suara Atherna tercekat, sangat sulit baginya untuk berbicara di hadapan Arthur. Karena ini merupakan kali pertama ia berhadapan dan bertatap dengan alphanya secara langsung.

  “Jika kau hanya ingin membuang waktuku, sebaiknya segera keluar,” usirnya saat Atherna tak juga menyampaikan maksudnya.

Atherna memberanikan diri menatap Arthur dengan tekad yang berusaha dikumpulkan,  “i-ini mengenai Beta Jack... b-bisakah anda meringankan hukumannya alpha?” katanya, yang sontak membuat mata Arthur menyipit tajam.

“Kau sadar dengan apa yang kau katakan, nona?” desisnya.

Atherna buru-buru mengangguk, “y-ya saya sangat menyadarinya, tapi—anda pun pasti tahu jika Jackson Miller keliru—dia hanya bersikap waspada untuk melindungi anda--“

“maksudmu, kau ingin mengatakan kalau dia tidak bersalah?” Arthur menyela dengan cepat.

“Bukan, tidak seperti itu alpha,” bantahnya, takut Disalah pahami. “saya sangat tahu akan kesalahan Jackson yang begitu besar dan tak ter maafkan pada Luna, t-tetapi dia adalah orang paling setia berada di sisi anda selama ini, t-tidakkah anda bisa sedikit  memberi keringanan untuknya? Demi kesetiaannya, dan demi dedikasinya pada pack selama ini. saya mohon, tolong berikan sedikit belas kasih anda alpha.”

Atherna menangkupkan kedua tangannya dengan raut mengiba, memohon ampunan untuk Jack, melupakan permintaan Jack yang menyuruhnya untuk tak melakukan apa pun, sekarang ini yang terpenting adalah keselamatan matenya. Karena Atherna tidak kuasa lagi melihat keadaan Jack yang semakin buruk tiap harinya.
Jack memang bersalah, dia sangat kejam memperlakukan Althea yang tidak disangka merupakan Luna mereka. Tetapi pria itu layak diberi kesempatan kedua. Dia tidak sepenuhnya salah, karena melakukan semuanya atas dasar kekhawatiran akan keselamatan sang alpha.

The Sleeping Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang