Twenty one

94.3K 9.2K 779
                                    



Althea mengikuti langkah kaki Ally dari belakang, gadis kecil itu tampak sangat terpukul dan tersakiti dengan perlakuan beta Jack tadi. Langkahnya lemah dengan kepala terus menunduk, memperhatikan kemana kaki kecilnya membawa pergi.

Ally tertinggal jauh dibelakang, karena beta Jack bergegas dengan membawa saudaranya yang lain dengan raut penuh khawatir. Meninggalkan Ally sendiri tanpa berpikir mungkin saja adiknya akan berada dalam bahaya karena ditinggalkan sendirian di tepi hutan.

Sejak itu Althea terus mengikutinya karena khawatir terjadi sesuatu, anak kecil tidak seharusnya bepergian sendiri tanpa pengawasan orang dewasa.

"Aw!" Ally terpekik, sesaat kemudian gadis kecil itu jatuh tersungkur ke tanah dengan keras.

Althea yang melihatnya langsung bergegas menghampiri, tapi tidak bisa berbuat banyak selain menatapnya kasihan. Dia bingung bagaimana harus membantu sedangkan dirinya tidak bisa menyentuh anak itu. Althea frustasi sendiri dengan apa yang terjadi.

Sementara Ally meringis pelan seraya bangun perlahan, menyelonjorkan kaki, membersihkan lututnya yang lecet akibat tergores tanah kering. Tangisnya kembali pecah saat mengetahui kalau lututnya terluka dan berdarah.

"Sa-kit …." Isaknya, air mata mulai menganak sungai di pipinya yang merah karena terlalu banyak menangis, hidungnya juga merah dan berlendir. Ingin sekali Althea memeluk dan menenangkannya agar gadis kecil itu tidak merasa sendirian, menghadapi dunia yang terlalu kejam padanya.

"Aku di sini Ally, kamu tidak sendirian, aku di sini bersamamu," bisiknya menenangkan, walaupun tahu suaranya tidak akan terdengar oleh anak itu.

"Tidak ada yang menyayangiku di dunia ini, semuanya benci Ally bu … ayah, kakak, semuanya sama saja. Kenapa ibu pergi tanpa mengajak Ally … " lirihnya, seraya mengusap air mata di pipi, kemudian menangis lagi.

Althea membuat gerakan seakan mengusap pelan rambut anak itu, kasihan. Teringat pada dirinya sendiri yang juga selalu sendirian sejak kecil, Thea bagai sedang berkaca,"Jangan menangis Ally, semua akan baik-baik saja," tenangnya.

Puas menangis, Ally berdiri dan melanjutkan berjalan dengan langkah timpang karena kakinya terluka, di belakang Thea masih mengikuti, tidak tahu kemana gadis kecil itu akan pergi. Mungkin pulang ke rumah menyusul para kakaknya.

Namun di pertengahan jalan, seekor serigala besar menghadang, berseringai memperlihatkan taring tajamnya yang mengerikan. Ally sontak menjerit ketakutan dan terjengkang saat serigala itu mendekat. "R-rogue." katanya.

Althea menyadari itu, Rogue adalah kawanan serigala liar yang sering berbuat kerusakan, mereka jahat dan sering menyerang penduduk pack, mereka juga yang saat itu mengejarnya. Ini gawat, Ally dalam bahaya dan Althea sadar dia tidak bisa melakukan apapun.

"Lari Ally! Lari!" teriaknya saat serigala itu mendekati Ally yang berteriak ketakutan, tapi tidak ada yang terjadi.

Dengan gerakan cepat, Rogue itu berlari hendak menerkam Ally, Althea sudah berteriak histeris karena takut hal buruk akan terjadi pada anak itu. Sebelum kemudian seekor serigala lain datang dari arah berlawanan dengan lari secepat kilat dan menerjang rogue tadi hingga terpental jauh ke belakang.

Dua serigala itu berduel sengit, sampai beberapa saat kemudian terdengar raungan keras dari salah satunya dan semua sunyi. Althea melihatnya, rogue itu tergeletak bersimbah darah dengan luka koyakan tepat di jantungnya.

Rogue itu, mati.

Serigala lain berjalan mendekat menuju Ally, tubuhnya dua kali lebih besar dibanding rogue sebelumnya, berbulu hitam mengkilap dengan bola mata ke-emasan. Dia berhenti tepat di hadapan Ally, bocah kecil itu masih di posisi duduknya dengan ekspresi ketakutan yang sama.

The Sleeping Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang