Nineteen

86.8K 9.7K 1K
                                    


Wah kalian memang terniat sekali ya pengen double apdet sampai spam komen, good job! Otor seneng bangun tidur langsung dapet notif komennya dah seribu, yaudah cus.

Selamat membaca!

*****

Althea mengerang tertahan saat rasa sakit teramat hebat menyerbu setiap persendiannya, terutama di bagian punggung.

Benturan keras itu seakan membuat semua tulangnya remuk setelah sebelumnya menghantam Jendela kaca hingga pecah berhamburan, Kepalanya juga terasa pusing luar biasa karena terantuk besi tumpul pada jendela.

"Akh, s-sakit," susah payah Althea mencoba bangkit, walau nyatanya sangat sulit. Ia merasakan punggungnya basah dan perih, Sepertinya ada beberapa pecahan kaca yang menancap dan lukanya mengalirkan darah, Thea bisa merasakan sakit menusuk-nusuk di sana.

Tangan Althea gemetar sebab menahan sakit, ia berusaha menopang tubuh agar bisa bangkit, tapi kembali gagal. Pecahan kaca yang berserakan disekitarnya membuat telapak tangan gadis itu terluka. Ia menggigit bibir agar tidak menangis, dan berteriak kesakitan, sebisa mungkin mencoba kuat karena tidak ingin seseorang yang menyakitinya semakin merasa puas.

"Arthur…" panggilnya dengan suara bergetar, takut pria itu kembali menutup mata dan meninggalkannya, bahkan saat dirinya sendiri terluka parah seperti ini, ia masih ketakutan memikirkan Arthur yang pergi. Bagai yang terjadi sebelumnya hanya mimpi.

"Akh!" Jack menarik rambutnya kuat, memaksa gadis itu untuk berdiri.

"Aku sudah menduga hal ini akan terjadi!Kau... Dasar Manusia sialan! tidak tahu diri!" Serunya murka, menjambak rambut Althea semakin kuat hingga kepala gadis itu terdongak ke atas, menekannya pada pembatas balkon, membuat kaca-kaca yang menancap di punggung gadis itu semakin masuk ke dalam.

Althea berteriak kesakitan, tidak kuat menahan rasa sakit yang di deritanya."tolong lepaskan, apa salah-ku--?" ucapnya terbata.

Jack mendengus kasar, "masih bertanya apa kesalahmu setelah lancang menyentuh alpha kami!" cerca Jack pongah. "aku sudah berbaik hati membiarkanmu bebas dan memberimu makan, tapi ini balasanmu?!"

Pria itu sedang di kuasai amarah yang hebat, setelah sebelumnya harus bertarung mati-matian melawan Xandrox, beruntung dia dan banyak warrior lain bisa mendepak mundur griffin itu hingga keluar pack. Jack segera memutuskan kembali untuk melihat kondisi sang alpha, tetapi yang pertama di dapatinya malah perbuatan tidak bermoral Althea yang mencumbu jasad pemimpinnya, Tak terkira betapa murka Jack saat melihat pemandangan itu, Akhirnya emosinya tidak lagi bisa dibendung dan berakhir melampiaskannya pada Althea, kali ini dia tidak akan membiarkan gadis itu lolos. Dia harus mati ditangannya!

Menaruh percaya pada manusia benar-benar keliru! Jack bersumpah tidak akan terbuai lagi dengan alasan apapun!

"Aku-hanya berusaha menye-lamatkannya-akh" ucapnya berusaha membela diri. Tapi Jack malah semakin menambah penderitaannya dengan mencekik lehernya menggunakan sebelah tangan.

"Aku tidak membutuhkan pembelaan darimu! Sekarang yang ku inginkan hanya nyawamu!" Sentaknya, dan sejurus kemudian kembali melemparkan tubuh tidak berdaya Althea sampai terbentur kuat pada lantai balkon yang keras terselimuti salju malam itu

Thea memegangi dadanya yang sangat sakit dan sesak, "ukhuk... ukhuk... Ugh..." Dia terbatuk hebat disertai muntahan darah dari mulutnya yang tercecer di atas lapisan salju, mengotori warna putihnya dengan pekat darah, "Tolong... Berhen-ti…" mohonnya, yang hanya dianggap angin lalu oleh Jack.

Pria kejam itu tidak peduli, walau disudut hati terdalam ada perasaan iba menyeruak, hatinya merasa ragu ketika menyakiti gadis manusia ini, nuraninya berbisik untuk berhenti dan sesal yang terasa menggerogoti.

The Sleeping Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang