Chapter 4

3.1K 355 16
                                    

Promise.

Janji.

Sebuah kata yang mudah untuk ducapkannya

'Aku berjanji'

Terdengar manis, namun menyakitkan saat janji itu hanya sebuah ucapan.

Janji yang sudah memberinya sebuah harapan, namun harus hancur begitu saja karna satu kata.

'Maaf'

Menangis.
Mungkin itu cara terbaik untuk melampiaskan segala rasa sakit yg begitu menyesakkan.

Kim Taehyung.

Pemuda itu duduk di lantai dengan bersandar pada pintu. Air mata sudah membasahi wajah tampannya.

"Mianhe tae, hyung pergi dulu"

Ucapan sang kakak beberapa menit yg lalu kembali terngiang di kepalanya.

"Kenapa kau tidak mengerti hyung, saat aku menyuruhmu pergi seharusnya kau tidak pergi .."

"Apa sekarang jimin lebih penting dariku hingga dengan mudahnya kau membatalkan janjimu ?"

"Apa alasanmu, hyung ? Kenapa kau berubah ? Katakan padaku, kenapa ?!"

Siapapun yg mendengarnya pasti tau betapa perihnya hati Taehyung saat ini. Bagaimana jika kakakmu lebih mementingkan orang lain di bandingkan dirimu ? Sakit bukan. Itulah yg Taehyung rasakan, saat sang kakak dengan mudahnya membatalkan janji yg sudah di ucapkannya dan memilih untuk menemui seseorang yg di bencinya.

"Arrgghhh ....!!!!

Taehyung berteriak frustasi, ia mengacak-acak surai hitamnya dengan kasar, Melampiaskan segala rasa sakit dan amarah yg ia rasakan.

Taehyung menidurkan dirinya di lantai kamarnya yg dingin, cairan bening itu masih mengalir dari sudut matanya. Ia butuh sandaran, tapi tak ada yg menemaninya saat ini, ia sendirian.

'Aku benar-benar membencimu, Park Jimin'

    ⭐ ⭐  The Last Memories  ⭐ ⭐

Mata itu kembali terbuka. Bau obat-obatan yg menyengat tercium di hidung mancungnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yg di dominasi dengan warna putih itu. Matanya menangkap sosok pemuda yg tengah tertidur di samping ranjangnya dan menggenggam tangannya. Nyaman. Itulah yg di rasakannya.

" Hyung .." Lirihnya

Jimin sedikit menggerakkan tangannya agar membuat pemuda itu terbangun. Indra pendengarnya menangkap suara lenguhan dari pemuda itu. Pemuda itu perlahan mengangkat kepalanya dan menatap seseorang yg kini tengah terbaring di ranjang pesakitan.

"Oh, kau sudah bangun ? Apa yg kau rasakan ? Apa masih ada yg sakit ?"

Jimin menggeleng pelan.

"Hyung, kenapa aku ada disini ?" Tanya Jimin.

Seokjin menghela nafasnya, "Menurutmu ?"

"Bukan itu, maksudku .. Siapa yg membawaku kemari ? Aku merasa tidak menghubungimu tadi."

"Jisoo yg memberitahuku, dia menemukanmu pingsan di kamar dan dia langsung menghubungiku." jawab Seokjin

The Last Memories [COMPLETED]Where stories live. Discover now