Chapter 14

2.9K 311 28
                                    

When I can’t reach you
My heart is aching.
In my memory
Many memories of your love

Saat aku tak bisa meraihmu
Hatiku terasa sakit
Dalam ingatanku
Banyak kenangan akan cintamu

_______________

Jimin membaringkan tubuhnya di ranjangnya setelah selesai mempersiapkan semuanya untuk pergi ke Daegu besok. Ia menatap langit-langit kamarnya, perkataan Seokjin tadi masih terngiang di kepalanya.

'Siapa Jisoo ?'

"Aku yakin Seokjin hyung menyembunyikan sesuatu ? Aku akan mencari tahunya sendiri." Gumamnya.

Suara deringan ponsel langsung membuyarkan lamunannya. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yg menghubunginya tengah malam begini. Jimin yg tadinya kesal karna seseorang menghubunginya di tengah malam, ekspresinya langsung berubah saat melihat nama yg tertera layar ponselnya. Dengan senyuman di wajahnya, Jimin menggeser ikon hijau di layar ponselnya kemudian mendekatkan ponselnya ke telinga.

"...."

"Ada apa Jisoo-ya, Kenapa kau menghubungiku tengah malam begini, apa kau merindukanku."

"....."

"Tentu saja tidak, aku malah senang, Tapi Kenapa kau menghubungiku malam-malam begini ? Tidak biasanya."

"...."

"Ah ya, kebetulan aku juga ingin memberitahumu sesuatu, tapi kau duluan saja, apa yg ingin kau katakan ?"

"....."

"Kenapa ? Apa itu sesuatu yg penting ? Apa kau ingin mengakhiri hubungan kita ?"

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana.

"....."

Deg!

"Be-benarkah ? Kau benar-benar melihatnya ?"

Mendengar jawaban dari sebrang sana, Jimin merasa sangat bahagia karena akhirnya ia tau dimana keberadaan Taehyung. Besok ia harus segera memberitahu Seokjin soal ini. 'Seokjin hyung pasti sangat senang' Pikirnya.

Pagi kembali datang, sinar hangat sang mentari menembus kaca jendela yg masih tertutupi oleh tirai itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi kembali datang, sinar hangat sang mentari menembus kaca jendela yg masih tertutupi oleh tirai itu. Seorang pemuda menggeliat pelan dalam tidurnya, matanya mengerjap pelan hingga kedua netra itu terbuka sempurna.

Seokjin membangunkan tubuhnya sembari mengusap matanya pelan. Ia menyibak selimutnya kemudian turun dari ranjangnya dan berjalan ke arah jendela. Dibukanya tirai jendelanya hingga sinar mentari langsung menyeruak masuk ke dalam kamarnya membuat ruangan yg tadinya gelap itu menjadi terang. Seokjin membuka jendelanya dan langsung disambut oleh angin musim gugur yg berhembus menerpa tubuhnya.

The Last Memories [COMPLETED]Where stories live. Discover now