Chapter 19

13.9K 1K 54
                                    

Seharusnya bulan ini Nadia berulang tahun ke tiga, tapi dia kini sudah lebih bahagia di sisiNya, aku yakin itu. Keyakinan itu yang membuatku kini bisa menerima bahwa kepergian Nadia adalah rencana terbaik Tuhan bagi kami semua. Satu hal yang masih mengganjal perasaanku adalah cara Nadia pergi dariku. Aku masih saja berpikir bahwa Nevita memang sengaja ingin mencelakai Nadia agar aku dan Angga tak punya alasan lagi untuk bertemu.

Ponselku bergetar. Aku memang kurang suka menggunakan nada dering saat aku di bakery. Ku lirik nama penelponnya.. Angga??

"Ran.."

"Ya? Ada apa Mas?"

"Saya dengar dari Adya kamu mau ngadain pesta di panti asuhan untuk mengenang Nadia?"

"Iya."

"Aku mau ikutan."

"Tapi..."

"Aku bapaknya! Aku juga berhak terlibat dalam setiap acara yang mengatasnamakan anakku."

"Ya sudah. Kamu mau terlibat gimana?"

"Aku mau kasih kayak goodie bag gitu ke anak panti. Ada foto kita bertiga di bagnya!"

"Aku menolak. Aku gak mau ada foto-foto begitu. Lagipula konsep pestanya berbeda."

"Beda gimana?"

"Ini pesta untuk anak panti, walaupun untuk mengenang Nadia, tapi gak perlu ada foto Nadia di sana-sini. Hanya pesta untuk menghibur mereka aja."

"Tapi kan pesta ini untuk Nadia"

"Iya. Tapi Nadia kan sudah gak ada, cukuplah namanya disebut saat kita minta do'a."

"Ran... Kita ketemuan ya?"

"Untuk?"

"Hmm.. itu.. Untuk... ngomongin soal acara di panti.."

"Acaranya udah diatur sama EO kok.. Tinggal bilang kamu mau tambahin goodie bag, selesai."

"Ah.. aku gak terlalu ngerti milih barang buat anak, Ran.. Jadi butuh semacam konsultasi dulu sebelum beli.. Atau... Kita belanja bareng aja gimana?"

"Belanja sama ISTRI kamu aja." Aku menekan kata istri dengan sengaja.

"Vita kan belum pernah punya anak, jadi gak akan tau selera anak-anak."

"Ya udah, biar EO aja yang siapin, aku minta price list-nya, nanti pilih mau yang mana dan kamu tinggal transfer uangnya nanti"

"Aku ga mau transfer. Pokoknya ketemu."

Beep.. Telepon dimatikan.. Ih.. Maksudnya apa sih ini orang? Kenapa masalah sepele aja jadi ribet begini. Heran deh!

Tok..Tok..Tok..

"Maaf Bu Rani, apa saya mengganggu?"

"Heru!! Hahaha.. Apa-apaan sih? Masuk..."

"Saya lagi meeting tadi di resto sebelah, jadi saya mampir aja."

"Susah banget ya bilang kangen?" Ledekku.

"Saya memang tidak kangen kamu kok."

"Oh, ya?"

"Bagaimana saya bisa kangen sementara kamu ada terus di pikiran saya?"

Ih, pria ini, pantas saja banyak wanita yang mau. Rayuannya ini lho!

"Lantas kenapa kamu mau ketemu saya?"

"Saya hanya ingin mengagumi karya cipta Tuhan yang sempurna seperti kamu dengan mata saya sendiri. Dan saya rasa kamu berhak tau kalau saya memang senang bertemu kamu."

ForgivenWhere stories live. Discover now