Part 3

245 37 2
                                        

Sesaat setelah memasuki gerbang kota, kira-kira lima kilometer dari gerbang, Mamoru meminta Veros untuk melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki. Tentu saja awalnya Veros menolak, meskipun pada akhirnya dia menyetujuinya juga.

Sekarang mereka menunggangi empat ekor kuda yang diberikan oleh tentara patroli yang mereka temui di jalan. Jelas saja mereka akan memberikannya secara cuma-cuma.

"Tolong antarkan ini langsung ke rumah!"

"Baik, Veros-sama."

Veros memerintahkan sias kereta, yang juga seorang Iblis, untuk membawa barang yang ada di dalam kereta langsung menuju ke rumah. Mengikuti sang tuan adalah kewajiban dari mereka semua. Lagi pula, berada langsung di luar, dan melihat pemandangan secara langsung, adalah obat yang baik untuk tuan mereka yang telah lama terkurung di gua.

Sebelumnya, Mamoru sempat bertanya tentang sedikitnya barang bawaan yang mereka bawa saat perjalanan ini dimulai. Akan tetapi, Veros mengatakan bahwa dia telah menyiapkan seluruh barang yang dibutuhkan untuk hidup di sini dari seminggu yang lalu, jadi mereka tidak perlu repot-repot lagi. Mamoru hanya bisa terkesima dengan persiapan matang dari Veros itu, dia tidak menyangka kalau dirinya sewaktu SMA mampu menciptakan karakter hebat dan super jenius sepertinya. Penjelasan Veros saat di gua dan di kereta tadi, tiada henti-hentinya membuat dirinya kagum. Apakah dia bisa melampaui, atau setidaknya mengimbangi karakter seperti itu?? 'Aaaah...' saat memikirkan hal itu kepala Mamoru seakan mau pecah rasanya. Memenuhi ekspetasi dari para bawahannya?? Itu yang menjadi beban pikirannya sekarang.

Kota Paretra, kota dengan berbagai bangunan tua di semua sudutnya. Ibukota Kekaisaran Akraham ini adalah salah satu kota tertua di Vaileia. Jika Ellius dibangkitkan 102 tahun kemudian, maka umur dari kota ini seharusnya 512 tahun. Sebagai pencipta dari dunia ini dia mengetahuinya dengan pasti.

Semua bentuk gambaran di dalam seri light novel-nya, telah banyak membuatnya takjub. Membaca, dan melihat ilustrasi, tidak lebih baik jika dibandingkan dengan melihatnya menjadi nyata secara langsung, terlepas dari apakah ini adalah mimpi atau bukan.

Tetap saja dia sedikit tercengang dengan perubahan drastis yang terjadi pada struktur kota, khususnya pada bangunan benteng yang telah banyak mengalami perubahan dari apa yang divisualisasikan ilustratornya dulu.

Dia mulai menatap kagum dengan kemewahan dari meriam-meriam yang berjejer sekitar 15 meter, satu dengan yang lainnya. 'Sejak kapan mereka memiliki meriam-meriam seperti itu? Sejauh apa sebenarnya cerita ini berkembang dari apa yang kutulis??'

"Yang Mulia, Anda pasti terkejut dengan perkembangan peradaban di Vaileia!?"

Veros lagi-lagi bisa menebak sumber kebingungannya hanya dengan memandangi wajahnya sesaat. 'Sampai kapan karakter ini mau membuatku takjub?!'

"Sebenarnya, semenjak kekalahan kita 102 tahun yang lalu – kira-kira 80 tahun yang lalu, mereka telah menemukan sebuah serbuk yang dapat memicu terjadinya percikan api ...."

"Aah ... apakah itu bubuk mesiu?"

Mamoru yang terkejut langsung menjawabnya begitu saja. Belum lama ini dia diam-diam mulai menggemari senjata api, jadi jelas saja dia tahu itu. 'Tapi, apakah di sini namanya sama dengan di duniaku??'

"Wooow ... sungguh pengetahuan yang mengejutkan. Yang Mulia, pengetahuan Anda sudah seribu tahun di depan kami, meskipun Anda baru saja dibangkitkan setelah lebih dari 100 tahun, tapi Anda mampu meramalkan ini dengan sempurna. Sungguh mengagumkan!"

Rasa kekaguman yang berlebihan terpancar di wajah mereka. Jelas saja hal itu membuat Mamoru memerah malu. Lagi pula, sebenarnya itu merupakan penemuan kuno dari dunianya, tapi tetap saja ini sungguh luar biasa. Sejauh apa sebenarnya dunia ini telah berkembang? Dan bagaimana caranya mereka berkembang, hal itu masih menjadi pertanyaan tersendiri bagi Mamoru.

VAILEA 'The Devils King Return'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang