Sekarang mereka melanjutkan perjalanan, tentunya setelah mengetahui lokasi alamat rumah dari Veros. Memasuki sebuah terowongan yang agak besar, Mamoru menutup hidung dengan tangan kanannya. Bau di dalam lorong terowongan ini sangat pengap, dan juga pemandangannya yang kotor membuat wajahnya berkedut. Terowongan ini begitu gelap, melihat hal itu Vivic dengan sigap membuat sebuah obor magic menggunakan sihirnya.
Setelah kira-kira satu kilometer berjalan di dalam terowongan, mereka kemudian tiba di sebuah lokasi perumahan yang kumuh, perumahan yang seolah tersembunyi di balik gemerlapnya Ibukota.
Mamoru tertegun dengan apa yang dilihatnya, dia merasa tidak percaya dengan pemandangan ini. Sungguh tidak disangka, hal seperti ini bisa berada di dalam kota indah seperti Paretrea. Namun, bukan hanya itu yang menjadi sumber kebingungan Mamoru. Dia sebenarnya lebih bingung lagi dengan tidak adanya satu pun Iblis di tempat ini. Bukankah banyak rakyat Iblis yang diperbudak?? 'Jadi di mana mereka??'
Mamoru mencoba menanyakan hal itu kepada Vivic, dan apa yang didapatkannya adalah sebuah jawaban yang mengejutkan. Mereka, rakyat Iblis, seluruhnya yang berada di Kekaisaran, dipaksa bekerja di tambang sampai malam tiba. Walaupun waktu istrahatnya terbilang singkat, tapi mereka masih diberi jatah makanan dua kali sehari, dan tidak diperjual belikan secara bebas. Dengan kata lain mereka adalah budak miliki negara, bukan budak milik perorangan, dan itu semua diatur di dalam undang-undang yang telah berlaku selama lebih dari 70 tahun.
Vivic kemudian menjelaskan kondisi bangsa Iblis di negeri-negeri lainnya yang kondisinya jauh lebih mengerikan. Penyiksaan, pembunuhan, semua itu dialami oleh bangsa yang dulunya ditakuti itu. Namun, kondisi sekarang sudah berubah, kekalahan bangsa Iblis adalah yang menyebabkan kondisi ini terjadi, bahkan di Teokrasi, yang mana kondisinya jauh lebih mencenangkan, mereka dengan tega menjual para wanita Iblis sebagai mainan untuk kaum aristokrat Teokrasi secara bebas di pasar-pasar umum. Sungguh kondisi yang membuat hati Mamoru semakin geram kapada negeri-negeri itu, terutama Teokrasi. Jika seandainya para Iblis tidak ingin membuat mereka menderita terlebih dahulu, mungkin Mamoru lebih memilih untuk memusnahkan mereka begitu saja.
Sejauh yang Vivic ketahui, hanya dua ras saja yang membebaskan perbudakan bangsa Iblis, yaitu para Elf dan Dwarf. Terlepas dari dendam masa lalu, kedua ras itu memang membenci segala bentuk perbudakan.
Saat menjelaskannya, Vivic seperti hampir menangis. Mamoru tidak heran dengan itu. Semua orang pasti akan merasakan hal yang sama jika sesamanya diperlakukan seperti binatang. Bangsa Iblis memang kejam, tapi balas dendam bukanlah jalan yang tepat. Di balik semua itu, perbudakan bangsa Iblis sebenarnya adalah ide dari Asosiasi Pahlawan, yang membentuk Teokrasi. Bahkan dua puluh tahun belakangan ini, bukan hanya bangsa Iblis saja yang mereka cap sebagai ras kotor, termaksud mereka yang berada di luar bangsa Manusia juga tidak dianggap sebagai makhluk hidup. Para anggota pahlawan dari kalangan selain Manusia, mereka perlakukan dengan tidak pantas. Meskipun mereka masih menerima para calon pahlawan dari seluruh negeri, tetapi tetap saja mereka diperlakukan seperti sampah di sana. Tidak jarang api pemberontakan nyaris tersulut akibat ulah Teokrasi tersebut.
Sejauh perjalanan mereka memasuki perumahan kumuh ini, pemandangan di sini sangat miris. Bahkan untuk menyebut kalau di sini ada sebuah kehidupan saja sudah seperti berat untuk diucapkan. Tatapan kosong dari para janda dan anak-anak perempuan, semangat mereka telah sepenuhnya luntur, dan pastinya mereka adalah orang-orang telah kehilangan masa depannya. Seperti itulah raut wajah mereka.
Menurut Vivic, dari riset yang mereka lakukan, pihak Kekaisaran sudah banyak melakukan langkah-langkah dalam rangka menangani kesenjangan sosial di seluruh negeri dalam jangka waktu sepuluh tahun ini. Akan tetapi, semuanya buyar setelah Kaisar Beldos naik takhta. Dia lebih mementingkan kejayaannya, membawa rakyatnya yang bahkan masih tergolong anak-anak sekalipun ke dalam medan peperangan. Memperkaya diri dan kalangan bangsawan saja dari kenaikan pajak yang diberlakukannya, seperti itulah sifat dari raja tamak itu. Dia telah membawa seluruh Kekaisaran dalam perang berkepanjangan dengan pihak Kerajaan Fludor dan membuat rakyatnya terjun bebas ke dalam jurang penderitaan yang lebih dalam lagi.
YOU ARE READING
VAILEA 'The Devils King Return'
AdventureIwasaki Mamoru, seorang penulis light novel hikkikomori yang harus menerima kenyataan bahwa dirinya telah terlempar ke dalam dunia ciptaannya sendiri. Terjebak di dalam tubuh karakter seorang Raja Iblis, kini Mamoru harus mengikuti kegilaan dari pa...
