New Home

983 104 5
                                    

Disclaimer:

Boboiboy is Monsta's

Happy Reading.....

-------

"Mulai sekarang kalian akan tinggal disini."

Taufan menatap ruangan yang disebut Fang sebagai tempat tinggal mereka yang baru dengan pandangan tidak percaya. Ia bahkan tidak bisa menyebut tempat itu sebagai tempat itnggal. Tidak ada sofa, Televisi, meja atau apapun yang bisa membuat tempat itu layak untuk ditinggali. Yang ada hanyalah sebuah piano besar di dekat jendela dan kertas-kertas partitur yang tersebar hampir di seluruh ruangan. Taufan melirik saudara-saudaranya yang ia yakin juga memikirkan hal yang sama dengannya. Bagaimana bisa mereka tinggal di tempat seperti ini? Adalah apa yang ingin Taufan teriakkan, namun ia menahannya dan sebagai gantinya ia menatap Fang dengan pandangan 'Kau bercanda?' yang tampaknya langsung dipahami oleh sang manajer. Terbukti dengan helaan nafas yang terdengar dan lirikannya pada Halilintar yang sedari tadi setia mengalihkan pandangan, tidak mau tau.

"Aku tau apa yang kalian pikirkan. Tapi cobalah untuk bersabar, setidaknya beberapa hari ini.", jelas Fang. "Memangnya apa yang terjadi disini?", tanya Gempa berusaha bersikap tenang. Taufan dan saudaranya tau kalau bukan sekedar bersabar yang menjadi masalah disini, sejujurnya ketiadaan perabotan rumah bukanlah hal utama yang ingin mereka pertanyaan, justru mereka lebih ingin tau alasan kenapa kebutuhan sekunder itu tidak ada di apartemen yang katanya sudah lama ditempati oleh Halilintar tersebut. Memangnya bagaimana cara komposer mereka itu hidup selama ini?

Taufan melihat Fang melirik Halilintar sekali lagi dan pria dengan kecantikan berlebihan itu mendesah pelan seolah paham apa yang ingin disampaikan Fang kepadanya, namun ia tetap tidak mengatakan apa-apa. Bahkan seingat Taufan, pria bernama Halilintar itu belum mengatakan hal apapun lagi semenjak perkenalan singkatnya saat rapat tadi. Fang terlihat frustasi , tampaknya hal itu sering terjadi padanya jika berhubungan dengan Halilintar. Entah karena kekeras kepalaan si pemilik iris ruby atau memang Fang yang lebih suka mengalah. Taufan sama sekali tidak ingin tau.

Kemudian Taufan melihat pria keturunan China itu menarik Halilintar ke depan dan memegang kedua bahunya. "Dengarkan aku Hali, mulai sekarang kau akan tinggal bersama mereka. Jadi cobalah untuk berbaur. Jangan menyendiri seperti ini lagi. Aku tidak akan bisa bersamamu selama 24 jam.", kata Fang mencoba menjelaskan. Halilintar tampak enggan. Taufan menyadari hal itu dari raut wajahnya yang entah kenapa tampak begitu kesal dan gugup.

"Tapi, Fang_"

"Hali, ini bukan dirimu! Ingat, kau yang menginginkan semua ini bukan? Kemana semangatmu?"

"Tapi Fang, aku takut...."

Taufan mengerutkan dahi, tapi tidak berkomentar. Sungguh, ia sama sekali tidak menyangka kalau kata 'takut' akan keluar dari mulut Halilintar sementara sedari tadi ia merasa harusnya ialah yang merasa takut pada pria itu. Abaikan paras cantiknya, tatapan tajam yangs edari tadi dilayangkannya pada Taufan dan saudara-saudaranya membuat Taufan berpikir kalau tidak seharusnya ia mencari masalah dengan komposer yang satu itu. Meski ia juga tidak memungkiri kalau mengerjai seorang Halilintan yang tsundere bisa menjadi kegiatan yang cukup menyenangkan.

Raut wajah Fang tampak melunak. Ia menurunkan kedua tangannya dari pundak Halilintar dan beralih menggenggam kedua tangannya yang dingin. Kali ini Halilintar tidak berusaha menepisnya. Ia hanya diam saja dan menatap lurus pada sepasang mata di balik lensa bening itu.

"Percaya padaku, mereka tidak akan menyakitimu. Aku mengenal mereka sejak lama. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Lagipula, harusnya kau yang paling tau bukan?"

Rasa penasaran Taufan bertambah begitu mendengar perkataan Fang. Kenapa perkataan Fang seolah menyiratkan kalau Halilintar seharusnya tau bagaimana sifat mereka yang sebenarnya? Dan kenapa Fang seolah yakin meninggalkan Halilintar bersama mereka sementara Taufan tau dengan pasti kalau baik Fang maupun Kaizo cukup protektif pada pria itu? Taufan menangkap ada sesuatu yang mencurigakan disini.

Day When I Can See You AgainWhere stories live. Discover now