Cinderella?

747 91 25
                                    

Akira tidak mau banyak bacot, langsung aja ke ceritanya... hehehe

Yang penting jangan lupa vote and comment yakkkkk

*kiss

-

-

-

Happy Reading

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

"Sekali lagi kuucapkan terima kasih pada tamu-tamuku yang telah hadir dan ikut merayakan ulang tahun si pria tua ini," canda Tuan Suzuki yang disambut gelak tawa oleh semua tamu undangan. "Silahkan menikmati sajian dari kami dan jangan lupa untuk mengajak pasangan Anda berdansa."

Riuh tepuk tangan terdengar begitu Tuan Suzuki berjalan menuruni podium. Ia kemudian langsung disambut oleh beberapa orang yang ingin mengucapkan selamat padanya secara langsung. Taufan menatap semua itu dari jauh. Mungkin ia akan menyapa kenalan ayahnya itu nanti. Lagipula ia harus menunggu Solar yang tadi pamit ke toilet karena ia tidak mau menghadapi orang tua itu sendirian. Bukannya Taufan tidak suka, hanya saja ia butuh sosok yang memiliki kepribadian –atau setidaknya bisa bersikap– layaknya seorang bangsawan seperti Solar. Entah darimana ia mempelajari hal itu, tapi Taufan bersyukur jika hal tersebut bisa digunakan untuk saat-saat seperti ini. Karena itu Taufan tidak heran jika Solarlah yang sering didaulat sang ayah untuk menghadiri pesta semacam ini ketika beliau tidak bisa menghadirinya sendiri.

"Kemana anak itu?" gumam Taufan begitu melirik jam tangannya. Setahunya bagi seorang lelaki normal, ke toilet tidak akan membutuhkan waktu selama ini. Ah iya, Taufan lupa jika adiknya itu tidak normal. Solar bahkan bisa menghabiskan waktu selama satu jam di kamar mandi entah untuk melakukan apa yang sama sekali tidak ingin Taufan ketahui.

Memutuskan untuk mencari sang adik daripada membiarkan dirinya mati bosan sendirian, Taufan segera melangkah menuju pintu keluar. Bertepatan dengan itu sepasang muda mudi bergandengan memasuki ruang pesta dan sukses menarik perhatian semua orang. Ya, semua kecuali sepasang kembar menggemaskan yang hampir mati kebosanan.

-------

Solar kembali ke ruang pesat sepuluh menit kemudian. Sebenarnya ia ingin kembali lebih cepat karena tidak enak meninggalkan Taufan di pesta itu sendirian, namun panggilan darurat dari sang kakak membuat ia mau tidak mau harus mengungsikan diri ke taman yang berada di samping hotel. Yah meskipun panggilan darurat yang dimaksud Solar disini sebenarnya hanyalah curhatan Thorn yang mengeluh tidak bisa tidur karena terlalu lelah di hari pertama mereka latihan. Dan karena Thorn adalah saudaranya yang paling polos atau dengan kata lain, hatinya mudah terluka, maka Solar merasa ia harus mendengarkan curhatan sang kakak daripada harus diabaikan selama seminggu oleh Thorn. Ketika akhirnya Thorn merasa mengantuk dan memutuskan untuk menyudahi panggilan mereka, barulah Solar menghela nafas dan ia menyadari kalau ia telah meninggalkan Taufan selama hampir 30 menit.

"Aku harus segera kembali sebelum Tau-nii mengamuk," monolognya sebelum kemudian berjalan dengan langkah tergesa menuju ruang pesta yang berada tak terlalu jauh dari taman tempatnya berada. Ketika Solar tiba disana, ia sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan sang kakak di tempat ia meninggalkannya sebelum pergi ke toilet tadi. Berpikir kalau Taufan tengah menyapa beberapa kenalan ayah mereka, Solar pun memutuskan untuk berkeliling. Siapa tau ia bertemu dengan seseorang yang ia kenal, atau akan lebih baik jika ia bisa menemukan Taufan.

Day When I Can See You AgainМесто, где живут истории. Откройте их для себя