The Sun's Problem

717 98 14
                                    

Halo semuaaa.....

Akhirnya ujian Akira selesai... #yeayyy

Setelah sekian lama, akhirnya Akira bisa bersantai lagi.... 

Bedewe, Akira seneng banget karena banyak masih suka baca cerita Akira, dan Akira lebih seneng lagi karna banyak commentnya, Akira aja sampe senyum-senyum sendiri bacanya... hehehe

Saking senengnya, tiap kali buka wattpad Akira langsung kepikiran kalian, tapi baru bisa update sekarang karena minimnya akses Wifi #tehe :P

Gak usah banyak bacot lagi, intinya Akira seneng dan berterima kasih banyak sama kalian. Jangan pernah bosan yaaa...... *pelukk

---

---

-

-

-

-

-

Ini dia...

Warning dan Disclaimer masih sama, dan jangan lupa voment yaa... *kiss

Happy Reading....

-------


Ada banyak hal yang bisa dilakukan manusia dalam hidupnya. Namun di saat yang sama, ada banyak hal yang disia-siakan manusia hanya untuk melakukan sesuatu yang belum tentu sesuai dengan dirinya. Manusia terkadang terlalu suka mengikatkan diri mereka pada hal yang mereka anggap penting dan sesuai dengan mereka tanpa menyadari bahwa di luar sana, ada lebih dari jutaan hal yang bisa mereka coba untuk lakukan. Hingga pada akhirnya beberapa dari mereka jatuh dan frustasi ketika mereka tak mampu melampaui dinding yang membatasi mimpi mereka. Ya, jatuh dan hanya sedikit yang bisa bangkit kembali. Karena kebanyakan lebih memilih menyerah dan mundur padahal ada banyak jalan yang bisa mereka ambil di samping dinding yang menghalangi langkah mereka.

Halilintar adalah salah satu contoh manusia yang mengikatkan dirinya kemudian jatuh, namun beruntung ia bisa bangkit kembali. Walau nyatanya ia terikat bukan karena keinginan dirinya sendiri melainkan karena tanggung jawab dan kewajiban yang diturunkan sang kakek padanya. Tapi tetap saja ia menyadari saat jatuh, kata-kata mutlak sang kakek tak lagi ada artinya. Ia sempat terpuruk dan hancur tentu saja. Ingin rasanya ia menyerah dan kembali menjadi boneka hidup yang diinginkan sang kakek. Setidaknya dengan begitu ia tidak perlu memikirkan apapun, mengharapkan apapun dan memilih apapun. Karena sang kakek akan melakukan semua hal itu untuknya. Ia hanya perlu patuh, mengangguk dan mengikuti setiap perkataan sang kakek. Namun tidak. Jika dipikirkan lagi, sekarang Halilintar merasa dirinya beruntung karena memutuskan untuk tidak mengambil keputusan bodoh itu. Ia bersyukur karena ia bisa menemukan jalan lain. Jalan yang lebih baik yang pada akhirnya membawanya ke tempat ini sekarang. Dan untuk itu ia harus berterima kasih pada sang nenek dan juga Lee Kaizo. Karena tanpa mereka mungkin saat ini ia sudah menjadi boneka hidup sang kakek.

"Tapi kalau dipikir-pikir lagi, mungkin apa yang terjadi saat itu sudah direncanakan oleh Tuhan," gumamnya seraya menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Halilintar baru saja membuka mata dan menemukan dirinya ternyata tertidur di lantai kamarnya. Bukan hal yang aneh memang, karena hal itu terjadi hampir setiap saat. Justru hal aneh yang ia rasakan adalah perasaan nostalgia yang menyeruak masuk begitu ia membuka mata. Tidak biasanya ia memikirkan masa lalu. Ia bahkan berusaha sebisa mungkin untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuatnya sakit kepala itu. Tapi, entah kenapa. Untuk kali ini ingatan akan masa itu bukannya terasa menyakitkan namun terasa melegakan. Ya, ia lega karena telah mengambil jalan ini. Ia lega karena telah memutuskan untuk tidak menyerah. Dan ia bersyukur karena telah dipertemukan dengan seorang Lee Kaizo.

Day When I Can See You AgainWhere stories live. Discover now