Chapter 9 : Pagi langka!

22 5 0
                                    

"Kak, lihat buku bupena ade gak?". Tanya Dewi terlihat bingung mencari bukunya.

Mendengar pertanyaannya aku pun mengomelinya "Makanya, buku itu disiapkan di malam hari". Ucapku sok bijak padahal aku menyiapkan buku baru tadi. Sesekali lah sok bijak depan adik.

"Tau deh, yang tadi malam pulangnya sama pacar". Ucap Dewi yang membuatku kaget. Jangan-jangan dia tau lagi. Waduh mati gue!!!

"Kamu kok--".

"Iya aku tau, orang tadi malam cuma aku yang belum tidur gara-gara banyak PR". Ucap dewi yang telah menemukan buku bupena nya di laci meja aquarium.

"Aduh de jangan bilang--".

"Iya tenang aja. Tapi, coklat di atas meja belajar kakak untuk aku ya". Ucap dewi polos. Memang adikku ini mudah sekali disogok. Tapi, masalahnya coklat itu dari Rendra! Ah, biarin lah ada juga bunga  mawar dari Rendra waktu itu.

"Ambil aja". Ucapku seraya berjalan ke ruang makan untuk sarapan.

"Mah, minta uang lebih ya?". Ucapku seraya membantu mamah menyajikan sarapan di atas meja.

Mendengar itu pun, mamah mengoceh. Aduh sudah ku duga "Kamu itu udah sarapan dari rumah. Diantar jemput lagi, masa uang jajannya masih kurang". Oceh mamah.

"Aduh mah, aku ngutang sama orang".

Mendengar jawabanku refleks mamah menyentil dahiku yang lumayan jenong "Kamu ini ngapain pake ngutang? Malu-maluin aja. Ya udah nanti mamah beri". Ucap mamah seraya menyendokan nasi ke piringku dan Dewi.

Trrtt...trrtt...trrtt (getaran handphone)

Rendra my bestfriend 😍

Rendra : P

Rendra : P

Rendra : P

Rendra : P

Rendra : P

Rendra : P

Rendra : Lu di mana? Gue khawatir....

Rendra : Heyy jangan diread doang! Aku khawatir

Rendra : Sayang kamu di mana? Aku khawatir sayang :(

Rendra : Kamu di mana? Dari semalam gak ada kabar.

Rendra : Buset! Jgn diread doang gue khawatir bener ini

Senang rasanya melihat chat Rendra yang khawatir seperti ini. Apalagi, sampai pakai acara ngespam segala. Bikin melting dan satu lagi kata sayang dari Rendra itu yang membuatku sangat senang. Tapi, aku harus sadar bahwa, kata sayang yang ia ucapkan hanya sebatas sayang antara sahabat tidak lebih!.

"Siapa ci? Rendra ya?". Tanya mamah seraya memakan makanannya.

"Iya". Ucapku dengan senyum sedikit terpaksa.

"Kemarin Rendra datang ke rumah sekitar jam 16.00 sore. Terus, mamah bilang kamu belum pulang, Habis itu Rendra nunggu sampai jam 19.00 sambil ngobrol sama mamah". Jelas mamah.

Berarti, Rendra nunggu lama dong! Bego banget gue sampai biarin Rendra nunggu selama itu.

"Oh ya, kamu pulang jam berapa semalam?". Tanya mamah. Waduh mati gue!!!! Gue harus jawab apa gaess???

"Jam 20.00 mah. Soalnya habis ngerjain tugas di rumah Yusi". Jawabku berbohong. Aku memang pulang jam 20.00 tapi, bukan mengerjakan tugas di rumah Yusi melainkan. Kalian tau sendirikan?

"Lain kali, kalau pulang jangan larut malam. Apalagi kamu itu anak gadis, gak baik kalau pulang larut malam. Mana, papah kamu kerja di luar kota makanya mamah jadi lebih was-was". Ucap mamah yang hanya kubalas dengan anggukkan.

                                    -------------

Saat ini aku sedang mengikat tali sepatuku di teras. Seperti biasanya rutinitasku setiap pagi adalah menunggu mamah dandan seraya aku mengkhayal dan melamun. Entahlah aku senang jika melamun dan mengkhayal pagi-pagi karena, itu membuatku lebih tenang dan melupakan masalahku.

Tiba-tiba motor ninja yang sedari tadi ku nanti-nanti akhirnya, lewat juga. Otomatis aku pun melambaikan tanganku dan teriak-teriak. Namun, sepertinya ia tidak mendengar dan melihat. Aku pun segera mengejarnya dan teriak-teriak seperti orang gila. Akhirnya, ia pun berhenti.

"Apa?". Tanya nya saat membuka kaca helm nya yang hanya menampakan matanya saja. Sejenak aku hanyut dalam tatapan matanya. Bola mata hitam pekat yang indah dan tajam namun, meneduhkan bagi setiap orang yang melihatnhya.

"Heyy". Ucapnya seraya menggoyangkan telapak tangannya di hadapanku, yang otomatis membuat lamunan ku buyar seketika.

"Oh ya, ini uang ganti nasi goremg semalam". Ucapku seraya menyerahkan uang 20.000 dari saku baju seragamku.

"Gak usah, kakak ikhlas bantu. Mendingan uang nya di tabung, dan satu lagi kalau makan pelan-pelan biar gak celemotan". Ucapnya seraya mengusap ujung bibirku dengan ibu jarinya.

Ya tuhan, seketika badanku menegang. Jantungku mana? Mana jantungku? Jangan copot, jangan copot.

"Jangan mangap nanti masuk tawon". Ucapnya seraya memegang daguku lembut merapatkan mulutku yang sedikit terbuka. "Assalamualaikum". Pamitnya lalu melaju dengan motornya.

"Wa...waalaikum...sa...salam". Jawabku gugup seraya memandangnya yang sudah perlahan hilang dari pandanganku.

.

.

.

.

.

Njir, author terkenang masa lalu yg sulit di lupakan😢
Comment dan vote gaess :) itu yang bikin author semangat dan please jgn silent :(

Salam dari author yang 'GAGAL MOVE ON' :')

GILANG & RENDRAWhere stories live. Discover now