Chapter 13 : PDKT

8 2 0
                                    

Aku mengambil uang di dompetku dan meletakannya di atas meja cafe lalu keluar dari cafe itu tanpa menyentuh makanannya sedikit pun. Selera makanku sudah hilang entah kemana!
_______________________

*keesokan harinya

Seharian ini di sekolah membuatku tidak mood. Apalagi, pelajaran tadi semuanya bersangkut paut dengan hitung-hitungan membuat otak ku semakin lemot.

"Udahlah ci, jangan murung mulu kasihan gue sama lo." ucap Desvita merengkuhku dalam pelukannya.

"Sa...sakit des hiks...kenapa dia harus suka sama orang lain? hiks...bukan gue hiks..." Tangisku pecah seketika membuat sahabat-sahabatku panik untuk menenangkanku.

"Udah ci, gue yakin ada yang lebih baik daripada si Rendra." ucap Yusi meyakinkan memegang pundakku.

"Udah dong ci, kasihan lo nangis mulu. Lagian kita berdua kan udah punya suami yg lebih ganteng!." Ucap Wanda dengan penuh gaya semangatnya.

"Pasti oppa-oppa korea dah tu. Kalian itu coba sekali aja tanpa oppa-oppa korea. Pusing aku tuh." Ucap Desvita menimpali ucapan Wanda. Sedangkan Wanda hanya mencebik kesal.

"Udah ci, lihat gue diputusin Benaya tentram hidup gue. Kan lo juga yg ngajarin kalau sama cowok kita itu gak boleh lemah." Ujar Yuni yang ku pikir ada benarnya juga.

"Yuni! Wajar dong uci nangis soalnya  Rendra itu ganteng, jadi kalau ditangisin gak ada ruginya.Nah, kalau si Benaya muka jauh dari kata standar lo tangisin, untuk apa coba?". Ucap Wanda yang membuat kami semua tertawa.

"Udah. Nyadar deh gue kalau mantan gue itu jelek". Jawab Yuni dengan bibir yang mencebik.

Memang si Wanda orangnya itu kalau ngomong asal jeplak. Tp, aku senang punya sahabat seperti mereka. Kalau aku ngelakuin hal yang salah mereka gak segan-segan mengoceh sampai mulut mereka berbusa, dan kalau aku sedang susah pun mereka tidak akan menjauhiku malah mereka yang selalu ada di sampingku. Memang sifat mereka agak sedeng tapi lebih baik kaya gitukan daripada nusuk dari belakang.

"Ci, lo balik sama gue gak?". Tanya Wanda yang hanya ku gelengan kepala.

"Gue aja numpang lo".Ucap Yusi.

"Gue nawarin uci malah lo yang ikut. Tapi, bolehlah daripada gue sendiri". Ucap Wanda.

"Tunggu kami bertiga di jemput dulu napa?!". Ucap Desvita yang sewot.

"Iya iya!". Ucap Wanda tak kalah sewot.

Kami pun bercanda ringan yang membuat kami terkadang tertawa tidak jelas. Bahkan, setiap orang yang lewat melihat kami dengan pandangan aneh. Tapi, kami tidak memperdulikannya memang kami sudah gila.

Tak lama kemudian tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di hadapan kami yang sedang menunggu jemputan.

"Mobil siapa sih?". Tanya Yuni dengan muka ogebnya.

"Wahh!!! Mobil gua jemput". Ucap Yusi dengan gaya kepedean.

"Gak usah numpang lo!". Ucap Wanda yang membuat Yusi skakmat!

Tak lama, ada seseorang yang keluar dari dalam mobil tersebut dengan seorang gadis yang cukup cantik.

"Woyy pendek!". Ya, ternyata Rendra dan siapa gadis cantik yang bersamanya. Aku juga tidak tau.

"Gak usah manggil pendek bisa kan?". Ucapku dengan datar.

"Yee, masih ngambek. Udah dong jangan ngambek. Ini kenalin__". Ucap Rendra memperkenalkan wanita yang dibawanya. "Yang gue bilang kemarin di telfon". Ucapnya berbisik.

"Kenalin nama aku angelica panggil aja ica". Ucapnya lalu berjabat tangan denganku dan teman-temanku.

"Aku Yusie panggil aja uci". Ucapku tersenyum

"Eh ci! Ikut gue sama ica ke mall yuk!". Ucap Rendra menarik tanganku dan gadis yang ku ketahui namanya ica itu hanya tersenyum.

"Eumm, gimana ya? Gue nunggu di jem--".

"Gue tadi udah ke sekolah tempat tante ngajar, lo udah diizinin kok pergi sama gue". Ucap Rendra menimpali.

"Ayo ikut! Jarang-jarang loh kita ketemu". Ucap ica lembut.

Masalahnya bukan izin dari mamah. Tapi, hati gue! Masa gue ngelihat orang yang gue cinta PDKT sama gebetannya.

"Ya udah deh". Putusku akhirnya.

"Btw kak Rendra, kak ica kami ke marjeng dulu ya". Ucap Desvita yang mengajak Yuni, Wanda, dan Yusi menunggu di sana.

*Marjeng itu adalah warung bakso dekat sekolah tempat siswa nongkrong

"Loh kalian gak mau ikut?". Tanya Rendra.

"Mmm, kami lupa ada urusan sama guru kak". Ucap Wanda yang diangguki oleh Rendra. Ketahuan banget deh bohongnya.

"DADAH UCIII!!!!". Ucap Yuni melambaikan tangannya dan di tarik oleh Yusi.

Setelah teman-temanku pergi. Aku pun ikut Rendra dan Ica ke mall. Dan aku pergi masih menggunakan baju seragam sekolah.

....

Mall

"Ci! Ngapain di belakang? Sini jalan samping gue".

Deg!

Ucapan Rendra membuat jantungku tak karuan. Saat ia berkata begitu aku ingin langsung berjalan di sampingnya, tapi bagaimana? Bukankah ini acara PDKT nya dengan ica, sebenarnya aku ikut di sini pasti saja hanya untuk membantu Rendra.

"Sini napa!". Ucap Rendra lalu meraihku ke dekapannya.

"Tap...tapi".

" Tenang dia gak bakal marah". Ucap Rendra berbisik.

"Gimana doi lo mau peka kalau lo kaya gini ke semua cewek". Ucapku berbisik dan mencebik sebal.

"Emang lo pernah ngelihat gue ngerangkul cewek lain selain lo?". Bisikan Rendra membuatku berhenti berjalan.

"Loh kamu kenapa?". Tanya Ica yg menatapku khawatir.

"Gak kok kak". Ucapku tersenyum sedangkan Rendra hanya menatapku sendu.

"Ca! Kita main di timezone yuk! Ayo ci!". Ucap Rendra menarik lenganku dan ica.

Aku hanya berjalan karena tarikan Rendra. Pikiranku masih mencerna apa yang di katakan Rendra.



Tbc!






GILANG & RENDRAWhere stories live. Discover now