Catatan Akhir Kisah

19.5K 521 92
                                    

Hai, orang-orang yang beriman! Yang tidak beriman, tidak hai! :v

Pertama-tama, bersyukurlah karena masih bisa bernapas sambil membaca tulisan ini. Salam kenal, yaaa...

Berasa kayak penting banget saya bikin catatan ini, ya? Padahal di depan sana udah ada catatan. Ini lagi masih ditambah. (Kan biar bagian ceritanya nambah juga, haha.)

Saya mau minta maaf. Soalnya ternyata ada adegan pelukan antartokoh. Lupa kalau di depan sana udah diwanti-wanti. Haha.

Sebenarnya ada banyak hal yang mau saya sampaikan lewat cerita ini. Banyak banget, asli. Soal hobi membicarakan orang lain, fangirling, perundungan, minuman beralkohol, persahabatan, popularitas, krisis identitas, anak pesantren, dll, dalam balutan romansa cinta pertama seabsurd itu. Haha.

Biarpun cuma disentil-sentil dan nggak dijabarin secara detail, semoga apa yang saya sampaikan bisa diterima. Itu pun kalau tersampaikan.

Kalau soal karakter, kayaknya tipikal tokoh biasa. Yang agak nyeleneh kayaknya cuma Rara, ngobrol sama dia serasa ngobrol sama Cak Lontong versi cewek. Wkwk.

Terima kasih sudah membaca dan menikmati, baik yang baca dari awal maupun yang bacanya loncat-loncat. Terima kasih sudah memberi komentar. Terima kasih sudah suka, kalau ada.

Terima kasih kalau misalnya mau nunggu side story dari tokoh-tokoh lain. *kode

Terima kasih juga kalau ada yang mau baca karya saya yang lain. Hihihi.

Ya udah.

Dadah, orang-orang yang beriman. Yang tidak beriman, tidak dadah. Hihihi.

Garis InteraksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang