Satu Kotak Susu Pisang

298 75 23
                                    

"Kerjain pr gue dong, lo kan pinter tuh? Atau kalau lo gamau suruh aja pacar lo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kerjain pr gue dong, lo kan pinter tuh? Atau kalau lo gamau suruh aja pacar lo. Siapa tuh namanya? Azaria."

Arman yang terbilang fokus pada catatan kimianya menengok ke arah suara, Eric.

Tatapan Arman menajam, "dia bukan pacar saya dan kamu kerjain aja prmu sendiri. Toh, yang dapat nilai kamu sendiri kan bukan saya?"

"Jun, ngelunjak nih bocah sekarang, mentang-mentang kenal sama sepupu lo,"

Eric menendang pelan kaki Arman, "dasar, gak berguna lo. Oiya gue lupa, apasih bergunanya seorang anak pelacur?"

Tatapan mata Arman menajam lagi, rahangnya mengeras dan tanpa Arman sadar kedua tangannya terkepal.

"Cih, gue lupa ya. Bapaknya tukang judi kan? Duh, emang keluarganya bahagia banget kayaknya. Yang satu memanjakan orang eh yang satu dimanjakan orang,"

Satu tonjokan sukses mendarat di pipi mulus milik Eric.

Ingatkan Arman untuk minta maaf setelah ini. Arman juga tidak tahu setan apa yang merasukinya sehingga berani melakukan hal keji ini.

"Wow! Ternyata bajingan ini udah berani lawan gue ya?"

Eric dengan tidak segannya menonjok sangat keras perut milik Arman. Eric juga menendang tubuh Arman yang sudah jatuh tersungkur.

"Lo mau masuk masuk bk trus beasiswa lo dicopot eh? Miris banget lo."

Namanya Arman, kelas IPA-2. Tidak ada yang peduli atau memihak padanya. Itu sudah biasa dan Arman sadar posisinya.

Arman tidak mencoba bangkit. Dia meringkuk di pinggir kelas dan menangis tanpa suara.

"Bacot! Lo gausah sampe segitunya kali sama Arman. Emang lo punya apa hah? Masuk sekolah karena sogok aja bangga."

Fajar akan Arman tetapkan sebagai malaikatnya mulai hari ini.

Fajar akan Arman tetapkan sebagai malaikatnya mulai hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fajar terdiam, "Man, lo gapapa kan?"

Arman masih membelakangi Fajar. Dia sebenarnya malu karena dia sedang menangis, ralatㅡ masih menangis sejak tadi.

"Saya malu nangis di hadapan kamu."

Fajar tertawa keras, "yaudah, gue ke kelas aja. Udah mau bel masuk soalnya, nanti gue ijinin lo ke Pak Herman ya? Gue tinggal, Man."

"Makasih, Fajar."

Setelah beberapa saat, Arman merasakan pintu ruang kesehatan sedikit terbuka. Tapi, sialnya Arman belum berhenti menangis.

"Arman?"

Arman menolehkan kepalanya, tampak dilihatnya seseorang yang manis sembari mengepal sekotak susu berwarna kuning di bawah dadanya.

"Lo nangis? Eric keterlaluan banget ya? Gue minta maaf atas nama Eric. Dia temennya Juna, sepupu gue, jadi gue berhak minta maaf."

"Aduh, iya saya ga merasa dia salah kok. Kamu ngapain kesini? Saya malu masa saya nangis di depan kamu ya, Azaria?"

Azaria tertawa kecil, manis sekali. "nggak apa-apa kali Arman. Gue lebih suka kok liat cowok nangis."

"Kenapa?" tanya Arman sambil mengusap wajahnya, agar air matanya tidak turun.

Azaria tersenyum, "cowok yang sering nangis berarti bisa jaga emosi, Man. Dia pasti ga bakal tega nyakitin barang-barang di sekitarnya apalagi orang yang dia sayang."

"Beda sama cowok yang ga bisa jaga emosi, mereka lebih suka nyalurin emosi ke orang atau benda terdekat. Nih, gue beliin diminum ya?" lanjut Azaria sembari memberikan satu kotak susu pisang.

Arman tersentak, "buat saya? Makasih ya?"

Azaria mengangguk senang, "maaf ya cuma ngasih susu, hahaha. Yaudah, gue balik ke kelas ya? Lo hati-hati disini, bye!"

"Azaria? Kamu tau saya disini dan masalah sama Eric dari siapa?"

"Oh? Berita lo nyebar cepet banget sih. Udah ya? Bye!" kata Azaria dengan menyembunyikan fakta bahwa ia tadi melihat Arman dibawa oleh Fajar ke ruang kesehatan.

Menyembunyikan fakta yang sebenarnya dia dengan tergesa menghampiri Juna untuk bertanya apa yang terjadi.

"Lo gak perlu tau yang sebenarnya, cukup bahagia dan nggak sakit gue suka liatnya," gumam Azaria di depan ruang kesehatan dan memandangi Arman yang sibuk meminum susu pemberiannya.

"Lo gak perlu tau yang sebenarnya, cukup bahagia dan nggak sakit gue suka liatnya," gumam Azaria di depan ruang kesehatan dan memandangi Arman yang sibuk meminum susu pemberiannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tolong maafkan aku Eric.
kenapa alurnya acak-acakan sih?

Kisah Seorang Pejuang ㅡ Sunwoo ft. 2000 ✔Where stories live. Discover now