Menyukai Tanpa Penyesalan

132 35 8
                                    

"Heh! Bangun lo! Ngapain sih lo tiduran aja kayak gitu? Minta dikasihani ya lo?"

Arman masih menidurkan kepalanya di meja, matanya terpejam dan tangannya memegangi perutnya yang sangat lapar. Maklum saja, sudah dua hari Arman belum makan apapun.

Eric menarik paksa lengan Arman supaya Arman berdiri, "lo kenapa sih anjing?"

Arman tidak menjawab dan masih setia memegangi perutnya, dia hanya butuh makan sekarang bukan perkelahian macam ini.

Eric meninju perut Arman sekali karena kesal, "orang nanya tuh dijawab anjing?!"

Suasana dalam kelas yang memang sepi dan tersisa Eric serta Arman saja membuat Eric tidak segan melancarkan aksinya.

"Punya mulut gak sih babi?" Eric kembali meninju perut Arman, namun kali ini membuat Eric panik.

Arman memuntahkan darah dari mulutnya.

"Eric ikut saya ke ruang bk sekarang," kata guru bk, Pak Hisyam yang datang dengan mata berkobar bersamaan dengan Fajar yang langsung menbopong Arman menuju ruang kesehatan.

Fajar hampir meneteskan air matanya jika saja Senja tidak membantunya membopong Arman.

"Eric bajingan?!" teriak Azaria ketika melihat Arman keluar dari kelas. Matanya tidak berhenti mengeluarkan tetesan hangat.

Juna menghampiri Azaria, "beliin makan buat Arman, lo sayang dia kan?"

Azaria mengangguk membuat Arman sedikit tersenyum dengan setengah kesadarannya.

Azaria mengangguk membuat Arman sedikit tersenyum dengan setengah kesadarannya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Makan," kata Azaria tanpa memalingkan wajahnya menatap Arman.

Fajar dan Senja terkikik pelan, sementara Juna hanya diam tanpa ekspresi, memang Juna seperti itu, tidak perlu diherankan.

Senja membuka suara, "Arman, Azaria, aku ada kelas kimia, mau ulangan jadi aku tinggal ya? Juna, Fajar aku duluan ya?"

Juna mengangguk pelan diikuti dengan yang lain. "oiya, gue sama Juna ada urusan nih, gue duluan ya, Man?"

"Apaan sih bawa-bawa gue?" kata Juna sambil melepaskan rangkulan Fajar di bahunya.

Azaria berdeham, "itu udah gue beliin, buruan dimakan, kenapa sih? Lo belum makan berapa hari sih?"

"Dua hari," kata Arman sambil dengan samtai memakan roti pemberian Azaria.

Azaria mengelus pelan rambut Arman, "Kalau lo butuh sesuatu bilang ke temen-temen lo, Man. Lo punya kita, masih aja sih sungkan sih,"

"Hehehehe,"

Azaria tersenyum manis, "Devian gatau lo disini? Mau gue kasih tau?"

Arman menggelengkan kepalanya. Dia hanya ingin bersama Azaria untuk sekarang.

"Gue mau jenguk Kirana hari ini,"

Arman mengarahkan wajahnya pada Azaria, "Ikut!"

Azaria menggelengkan kepalanya, "gue bareng David. Kalau lo mau ikut nanti gue kasih tau Fajar atau Juna dulu,"

"Juna aja,"

Azaria gemas dengan Arman sekarang. Kenapa Arman berubah menjadi bayi besar yang sangat menggemasan sekarang ini?

"Man, gue suka sama lo,"

Arman mengangguk, "Udah tau,"

Azaria mengusak gemas rambut Arman yang sedang meminum susu pisang pemberian Azaria.

"Tapi, emang kamu gak nyesel suka sama saya?"

Azaria mengangguk pasti, "mari menyukai tanpa ada penyesalan sedikitpun,"

Arman tersenyum. Bolehkah Arman menghentikan waktu untuk saat ini?

Visualisasi siapa yang belum aku bongkar disini, hehehe?

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Visualisasi siapa yang belum aku bongkar disini, hehehe?

Kisah Seorang Pejuang ㅡ Sunwoo ft. 2000 ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin