Prolog

4.7K 331 108
                                    

Di salah satu rumah sakit di daerah Kota Bangkok, terlihat suasana begitu damai. Seorang pemuda tampak menunggu dokternya sembari menatap langit – langit kamar rawat inapnya.

Ceklek..

Pintu kamarnya terbuka. Seulas senyuman menghiasi wajahnya menyambut orang yang baru saja memasuki ruangannya. Orang tersebut mendekatinya dan juga membalas senyumnya.

"Mae..Pho.." Panggilnya.

Kedua orang tuanya kini ada disampingnya. Sang ibu menggenggam tangannya. Sedangkan sang ayah yang mengusap kepalanya.

"Bertahanlah nak...kau pasti bisa!" Ucap sang ibu dengan sedih.

"Kau jagoan kami, kau harus kuat nak.." Kali ini sang ayah yang berucap.

"Ya Mae, Pho..kalian semangatku.."

Kedua orangtuanya mengangguk. tak lama kemudian seorang dokter dan beberapa perawat memasuki ruangannya.

"Apakah kau sudah siap?" Tanya dokter tersebut.

"Aku siap dokter.." Ujarnya semangat.

Dokter itu tersenyum kemudian memerintahkan pada para perawatnya untuk membawa pasien ke ruang operasi. Orang tuanya mengikutinya, selama perjalanan ke ruang operasi sang ibu membisikkan kata – kata penyemangat untuk anaknya.

Ya, pemuda itu sedang sakit sehingga harus di operasi. Hidup yang awalnya di duga tidak lama lagi akhirnya kini ia harus bernafas lega karena ada jalan keluar untuk memperpanjang usianya. Sebelumnya ia sudah sangat pesimis tetapi kini dia optimis sekali jika hidupnya akan menjadi normal tanpa ada penyakit yang bertahun – tahun selalu menemani harinya.

Berjam – jam pintu ruang operasi tertutup. Sang ibu dan ayah menunggu dengan cemas didepan ruang operasi. Berbagai panjatan doa dan harapan disematkan di setiap helaan nafas mereka.

Semoga anakku sembuh dan dapat hidup dengan normal.

Orang tua mana yang tak sedih ketika melihat anaknya bertahun – tahun bertahan hidup dengan menahan rasa sakit karena penyakit yang diidapnya.

Tak lama kemudian pintu operasi terbuka. Kedua orang tua itu mendekati sang dokter.

"Bagaimana keadaan anak kami dokter?" Tanya sang ayah.

Dokter itu tersenyum sembari membuka masker wajahnya.

"Operasi berjalan lancar, saat ini putra tuan dan nyonya masih di dalam. Kami akan segera memindahkannya ke ruang inap.."

Kedua orang tua itu tersenyum senang.

"Terima kasih dokter.."

===

Seorang pemuda mulai menggerakkan jarinya kemudian dengan perlahan membuka matanya. remang – remang belum terlihat jelas. Mencoba mengerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.

"Kongpob..."

Pemuda itu menoleh kearah sumber suara dan tersenyum.

"Mae..Pho.." ucapnya parau.

"Bagaimana? Sudah lebih baik?" tanya sang ibu.

Pemuda itu, Kongpob mengangguk. Ayah ibunya tampak bahagia saat ini. Kongpob sangat bersyukur dalam hati ia bisa melewati semua ini.

Pandangan matanya beralih ke sebelah ibunya. Dahinya mengernyit.

"Mae, dia siapa?" Tunjuk Kongpob pada sebelah ibunya.

Sang ibu menoleh bingung. Tidak ada siapa – siapa disebelahnya. Sang ayahpun juga sama, bingung dengan maksud anaknya.

"Siapa yang kau maksud hm?" Tanya sang ayah.

I Like You The Best [Sequel To "Fiction And Fact"][Singto X Kris - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang