Bagian 14

1.3K 203 62
                                    

***

Beberapa hari lalu.

"Phee...."

Kongpob melihat Phee yang tersenyum sendu di seberang sana dengan tubuh yang tampak tembus pandang dan amat tipis. Seperti hendak menghilang, Kongpob khawatir akan hal itu. Ia segera mendekati arwah yang terdiam itu.

"Phee, kau kembali? Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau sangat transparant?"

Kongpob memberondong pertanyaan pada Phee. Sebenarnya tak perlu lagi Kongpob melempar pertanyaan itu, ia tahu kenapa Phee bisa menjadi seperti ini. Semua karena dirinya yang membuat Phee mendapat hukuman, Kongpob tersenyum miris mengingat jika saja dirinya tidak egois saat itu dan menuruti apa yang telah di rencanakan Phee, semua tak akan seperti ini.

"Aku kembali karena ingin bertemu denganmu. Kau tau, badanku sangat dingin seperti ditusuk es, hahaha," jawab Phee yang diakhiri dengan tawa yang terdengar pilu. Kongpob terdiam. "Oh ya, Kong... boleh aku minta bantuanmu? Dan... sebelumnya aku mau minta maaf karena aku membuatmu marah."

"Phee...," Kongpob menelan salivanya dengan berat. "Harusnya aku yang minta maaf, karenaku... kau menjadi seperti ini," Kongpob menunduk merasa bersalah.

Phee tersenyum lembut padanya. "Tidak apa – apa, Kong. Aku maklum kau marah, kau pasti merasa dimanfaatkan olehku, ya?"

Kongpob menggeleng kencang sembari menatap Phee. "Tidak Phee, aku hanya...."

"Sudahlah, Kong jangan diungkit lagi. Aku tak ada waktu untuk itu ngomong – ngomong, hehe."

Kongpob mencoba tersenyum ketika melihat deretan gigi Phee dengan bibir yang tertarik kesamping lebar.

"Baiklah Phee, apa yang bisa kubantu?"

"Jadilah mediumku hingga waktunya tiba. Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengannya sampai waktuku tiba."

.

.

.

"Kong...ini sepertinya tidak berhasil."

Phee berdiri menghadap jendela kamar, memunggungi Kongpob yang menatapnya sendu. Kini keduanya sudah berada di kamar Kongpob.

"Kenapa kau jadi pesimis begini?"

"Entahlah, Kong. Hanya saja, sepertinya ini akan sia – sia. Aku tidak akan bisa menghabiskan waktu bersamanya. Aku hanya ingin, sebelum aku menghilang, dia tau... dia tau kalau suaminya selalu bersamanya."

Kongpob tersenyum miris saat mendengar kenyataan kini Phee semakin tipis bahkan hampir tak terlihat olehnya. Phee akan pergi, jujur saja Kongpob keberatan dengan ini tapi ini juga salahnya jika saja saat itu ia tak memancingnya, meluapkan semua rahasianya tentang kenapa berkeliaran di dunia yang bukan tempatnya, hal ini tak akan terjadi.

"Berusahalah Phee, bukankah kita sudah sepakat akan hal ini?" Phee menoleh pada Kongpob yang kini tersenyum lembut padanya. "Aku bersedia jadi mediummu sampai nanti kau menghilang."

"Tapi, dia menghindarimu Kong."

"Bukannya semua karena P'Todd yang mengancam? Begitukan, katamu."

Phee menganggukkan kepalanya. Ia geram ketika melihat Krist yang curhat di depan makamnya, mengatakan jika dibalik sikapnya yang menghindari Kongpob ada ancaman dari Todd.

"Kong... aku titip Krist, ya...."

"Kau ini bicara apa? Urusanmu belum selesai Phee, kau bilang kau ingin menghabiskan waktu bersama istrimu itu, dan juga... apa ini artinya kau membiarkan P'Krist bersama P'Todd?"

I Like You The Best [Sequel To "Fiction And Fact"][Singto X Kris - Completed]Where stories live. Discover now