Bagian 9

1.3K 204 83
                                    

Akhirnya di up :)
Buat yang udah nunggu cerita ini, maaf yakk kalo aneh :")

***

Seminggu sudah sejak kejadian dimana Kongpob dan Krist berciuman ditemani sunset dan deburan ombak yang halus sebagai latarnya, kini hubungan keduanya seperti renggang. Sejak saat itu ketika keduanya menyudahi acara saling melumat, Krist jadi pendiam. Memang dia cukup diam, namun Kongpob merasa Krist menjadi berbeda. Ia tak bicara apapun walau hanya sepatah kata. Kongpob hanya mendapati anggukan dan gelengan sebagai jawaban Krist ketika dirinya bertanya, dan hanya keheningan ketika dia menceritakan sesuatu.

Kongpob maupun Krist tak ada yang saling sapa. Sebenarnya, hanya Krist yang tak menyapa. Pria imut itu seolah menghindari Kongpob. Krist yang terus menjauh, membuat Kongpob akhir – akhir ini menjadi murung, membuang nafas yang tak ada artinya. Krist yang biasanya senyum padanya ketika berpapasan, mengajaknya pulang bersama ketika dirinya menunggu lama jemputan sang ayah, kini sudah tak melakukan itu semua.

Kongpob hanya bisa memandangi Krist dari jauh. Memberikan sedikit perhatian yang tak terlihat, seperti memberi Krist pinkmilk di mejanya secara diam – diam. Bahkan terkadang dia ke rumah Krist hanya untuk sekedar memberikan makanan yang dimasak ibunya atau bahkan Kongpob sendiri yang membelinya dari luar, dengan dalih jika sang ibu yang menyuruhnya. Ia tak mungkin jujur atau Krist akan menutup pintunya.

Jarak yang renggang ini dijadikan kesempatan oleh May mendekati Kongpob. Gadis dengan mata belo itu memang tidak tahu apa yang terjadi pada Krist dan Kongpob, tapi ia paham ada yang tak beres pada keduanya hingga harus berjauh- jauhan. May hanya berdoa saja jika permasalahan mereka tidak akan selesai.

Sedang Singto yang selalu mengikuti Kongpob kemanapun pergi juga bingung harus melakukan apa. Ia tak menyangka jika respon Krist setelahnya akan seperti itu. Ia merasa ini akan sedikit sulit, Krist benar – benar menutup hatinya. Harusnya ia senang, dengan begitu ia tahu jika Krist benar – benar mencintainya sangat tulus dan besar.

Tapi ia merasa kasihan pada Krist, pria itu masih cukup muda. Krist butuh tempat bersandar. Walau bahu kokohnya sudah terkubur, tak dipungkiri dirinya akan merasa sedih jika Krist masih mengharapkannya hingga membayangkannya berada dekat dengan pria itu. ia ingin Krist berhenti halusinasi tentang dirinya dan memikirkannya. Karena, hal itu akan membuatnya semakin berat meninggalkan dunia yang harusnya bukan lagi tempatnya. Ia tak akan nyaman menjalani perjalanannya.

"Kongpob...."

May memanggil sejurus dengan tangannya yang menepuk bahu pria itu. Kongpob yang dari tadi melamun berjingkat kaget. Ia menoleh pada May yang tersenyum padanya.

"Ini aku bawakan bekal untukmu lagi," ucap May seraya menyerahkan sekotak makan siang.

Kongpob beberapa hari ini selalu dibawakan bekal oleh May, ia yang merasa ini aneh pun menerima saja pemberian May. Padahal Kongpob sudah pernah bilang pada May untuk berhenti membawakan bekal. Tapi May mengatakan jika dirinya tak keberatan untuk itu. Kongpob tak dapat berkata lagi setelahnya.

Singto/Phee yang duduk disebelah Kongpob pun mendengus kasar ketika gadis itu dengan wajah sok cantiknya tersenyum cerah ketika kongpob mengajaknya ke cafetaria untuk menikmati bekal yang dibawakan May.

"Astaga, Kong... apa kau tidak merasa jika May sedang mengambil celah? Dia akan terus memberimu bekal bahkan mengirimimu pesan di malam hari setiap hari. Dia ingin kau terbiasa dengannya. Itu triknya, kau harus hati – hati."

Kongpob hanya melirik Phee yang berjalan beriringan dengannya dan juga May. Ia hanya mendengar apa yang diucapkan Phee. Padahal May, yang juga berjalan disebelahnya sedang berceloteh. Entah apa yang sedang dibicarakan oleh gadis itu, Kongpob tak peduli.

I Like You The Best [Sequel To "Fiction And Fact"][Singto X Kris - Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن