Bagian 16

1.6K 187 129
                                    

🎵Wizzy – Selamat Jalan Kekasih

(Gue denger lagunya aja baper yaoloh, ini lagu lagi – lagi rekomendasi dari kak Melyana90)

Selamat jalan kekasih
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama – lamanya
Aku cinta padamu
Aku masih menyayangimu
Walau di hati saja
Untuk selama - lamanya

***

"All my bags are packed, I'm ready to go... I'm standin' here outside your door... hiks... I hate to wake you up to say goodbye...," Singto mulai bernyanyi dengan isakan mengiringi.

Krist memejamkan matanya, meresapi suara husky itu menyanyikan lagu untuknya. Walaupun matanya sudah panas akan air mata yang kurang ajar mendesak keluar.

"But the dawn is breakin', it's early morn... The taxi's waitin', he's blowin' his horn... Already I'm so lonesome I could die... So kiss me and smile for me... Tell me that you'll wait for me... Hold me like you'll never let me go... 'Cause I'm leaving on a jet plane... I don't know when I'll be back again... Oh, babe, I hate to go—"

Setelahnya, Krist tak mendengar apapun. Ia tak berani membuka matanya atau sesuatu kenyataan akan menghujam tepat di hatinya. Membuat luka dan rasa sakit semakin menganga. Lidahnya memang mengatakan ikhlas, tapi tak ada yang tahu jauh di lubuk hatinya, perasaan tidak rela masih bersemayam disana.

"P'Singto... terima kasih banyak. Aku mencintaimu," batin Krist.

Krist semakin mengeratkan lingkaran tangannya seolah tak ingin Singto/Kongpob pergi. Ia pun mencoba tidur menyelami alam mimpi dan bersiap menghadapi hari esok tanpa Singto lagi.

.

.

.

"Krist...."

Seseorang memanggilnya, Krist menoleh dan tersenyum saat tau siapa yang memanggil namanya. Singto, pria itu tampak tampan dan gagah dengan seragam tentaranya.

"P'Singto...."

Singto membuka lebar kedua tangannya sambil menaik turunkan alisnya. Krist terkekeh melihatnya, Singto sungguh kekanakan. Ia memandangi Singto yang tampak jauh lebih tampan. Entah ini perasaannya atau memang Singto lebih tampan sekarang.

Melihat Krist terbengong, membuat Singto berdecak. Ia sudah siap di peluk oleh istrinya tersebut namun yang diharapkan menatapnya bergeming.

"Kau tak ingin memelukku? Tak merindukanku, sayang?"

"Kau... sungguh P'Singto?"

Singto memutar bola matanya jengah. Namun kemudian ia menganggukkan kepalanya. Krist melangkahkan kakinya mendekati Singto, kini ia berdiri di hadapan Singto. Grep! Singto tiba – tiba saja memeluknya. Memeluk begitu erat dan Krist sangat merasakannya, pelukan ini tak seperti biasanya. Krist membalas pelukan itu tak kalah erat.

"Baumu wangi Krist, sama seperti dulu," ujar Singto saat dirinya memejamkan mata menghirup aroma yang menguar dari tubuh Krist.

"Dalam diriku... tak ada yang berubah Phi, semua sama seperti dulu begitu juga perasaanku."

Singto melepas pelukannya demi menatap wajah indah Krist yang sangat didambakannya. Krist tersenyum menunjukkan lesung pipi yang menggemaskan bagi Singto. Tangannya terulur untuk menangkup wajah Krist. Seulas senyum tersemat.

I Like You The Best [Sequel To "Fiction And Fact"][Singto X Kris - Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora