Bagian 10

1.4K 201 99
                                    

🎵Davichi - Turtle

***

"Kurasa kau harus memberikan hadiah untuk Krist."

Ucapan Phee menarik pendengarannya. Ia menghentikan langkahnya lalu menoleh menatap Phee yang menaik turunkan alisnya. Saat ini mereka sedang berjalan ke arah halte, pulang dari magang. Ayah Kongpob tak bisa menjemputnya, biasanya ada Krist yang mengajaknya pulang bersama. Karena hubungan mereka sedang renggang, jadilah Kongpob naik bus saat pulang.

Hadiah?

Kongpob pikir, benar apa yang di katakan oleh Phee. Ia harus memberikan sesuatu untuk Krist sebagai permintaan maaf karena telah lancang mencium pria itu dan juga tentang dia yang membuat Krist cemburu. Oke, untuk alasan kedua hanya harapan Kongpob. Krist cemburu, sedikit mustahil tapi berharap banyak.

"Aku mengikuti saranmu dengan meletakkan pinkmilk di meja kerjanya, sekarang kau menyuruhku untuk memberinya hadiah. Tapi aku tidak tahu apa yang menjadi kesukaannya."

"Kura – kura," sahut Phee.

Kongpob menghentikan langkahnya begitu juga dengan Phee. Memutar kepalanya pada Phee yang tersenyum lembut padanya. Disusul dengan senyum oleh Kongpob sebagai tanda jika dia setuju untuk membelikan Krist seekor kura – kura.

.

Kongpob berjalan dengan Phee, beriringan dengan tangan Kongpob membawa akuarium kecil berisi dua ekor kura – kura kecil. Senyum terpatri di wajahnya, ia membayangkan bagaimana respon Krist ketika dirinya memberikan sepasang kura – kura lucu kesukaannya.

Phee melirik Kongpob yang sumringah, ia tersenyum tipis dengan mata yang berkaca. Tanpa sadar, dengan kurang ajar, air mata mengalir melewati pipinya. Phee memalingkan muka dan mengusapnya.

"Kong, kau harapanku untuk bisa menjaganya. Kuharap kau mampu membimbingnya, memegang tangannya hingga kelak saat tua nanti," batin Singto/Phee sembari menatap Kongpob.

"Phee, apa kau yakin ini akan berhasil?"

Phee terkesiap, reflek menganggukkan kepala meyakinkan Kongpob.

.

Sesampainya di depan rumah Krist, Kongpob menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Dalam hati, ia menyemangati dirinya sendiri. Tangan kanannya sudah mengepal bersiap untuk mengetuk pintu bercat putih tersebut. Kongpob harusnya sudah mengetuk pintu itu jika saja Mook tiba – tiba membuka pintunya membuat Kongpob terkejut.

"Au, Kongpob! Kebetulan sekali kau datang, tolong bantu aku mengangkat tubuh Krist," ucap Mook dengan raut wajah penuh kekhawatiran bahkan matanya juga berkaca.

Deg.

"P'Krist kenapa?" tanyanya tak kalah khawatir.

"Dia... pingsan!"

Kongpob melebarkan matanya terkejut lalu ia melirik pada Phee yang menganggukkan kepalanya. Kongpob pun mengangguk pada Mook. Mereka masuk ke dalam rumah. Disana, mereka bisa lihat Krist yang tergeletak lemah.

Kongpob meletakkan akuarium kura – kuranya di atas meja makan, lalu ia berjongkok, dengan hati – hati memposisikan tangannya dibawah tubuh Krist dan mengangkatnya bridal style.

"Dimana kamarnya?"

Mook segera menunjukkan jalannya. Kongpob dengan langkah hati – hati menggendong Krist menuju kamar. Ia pandangi wajah Krist tampak pucat dengan bulir keringat di sekitar pelipis. Sesampainya di pintu bercat putih itu, Mook membuka kamarnya—kamar Krist.

I Like You The Best [Sequel To "Fiction And Fact"][Singto X Kris - Completed]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora