35

4.8K 567 2
                                    

Aku terdiam. Berpura-pura masih mencerna setiap kafa yang Taehyung keluarkan. Sudah kubilang, aku akan berpura-pura bodoh jika bersama Taehyung.

Aku tertawa hambar. Tak ada rasa dalam tawaku. Menertawakan setiap perkataan Taehyung. Bagiku, itu adalah hal terlucu yang pernah kudengar akhir-akhir ini.

"Aku tahu ini terdengar aneh-"

"Memang aneh," potongku.

"Tapi aku serius-"

"Tidak, kau main-main," potongku lagi.

Kebohongannya yang pertama, sikap baiknya yang pertama, rasa perhatiannya yang pertama mengantarkanku pada ketidakpercayaan dengan semua perkataan Taehyung lagi.

Aku tidak percaya apapun lagi.

"Kenapa tak percaya sih?" Kesal Taehyung. Wajah pria itu berubah menjadi kesal. Bahkan terpancar jelas dan aku bisa melihat kekesalannya.

"Berhenti membual. Kau sudah ketahuan," aku masih tak mempercayai semua yang Taehyung katakan.

"Aku mencintaimu, ini serius. Kau bisa melihat mataku. Mataku mengatakan semuanya," kata Taehyung. Ia menarik wajahku mendekat. Sangat dekat bahkan sekarang rasanya kami saling berbagi oksigen di ruang sempit.

Mulutku berkata jika ia tidak serius dan membual lagi. Tapi, hatiku berkata jika ia serius. Apa yang haru kuikuti?

Mulutku atau hatiku?

Highschool RomanceWo Geschichten leben. Entdecke jetzt