12

7.4K 1.1K 760
                                    

.
.
.
.
Twelve
.
.
.
.

(Y/n) terperanjat diatas ranjangnya. Kaki nya menendang kuat selimut yang membungkus tubuhnya. Ia membanting jam yang menyandar pada nakas disamping tempat tidur saat melihat jarumnya yang mengetak.

"Aku terlambat! Aku terlambat! Aku terlambat!"

Dan mungkin kalian akan dapat mendengar suara gaduh dari dalam sana.

Oh iya, jangan lupa untuk mengingatkan dirinya merapikan kamarnya nanti.

-oOo-

"Kadet (y/n)! Bisa jelaskan apa yang membuatmu terlambat mengikuti apel?"

Mike bertanya dengan nada sarkastik. Aku menerawang langit langit mencoba mencari alasan yang tepat atas keterlambatanku kali ini. Tidak mungkin bukan? Mengatakan kalau aku tidak bisa tidur semalam karena kejadian semalam. Oh ayolah, kalian tau maksudku

"Alarm ku tidak berfungsi"

Jawabku bohong, untung saja posisi kami berada di belakang para anggota survey corps yang tengah berbaris, jadi percakapan kami tidak terlalu menarik perhatian.

Mayor mike melipat tangannya didepan dada. Dan memberi kode padaku agar mengikuti anggota lain.

Sebagai manusia normal, aku akan lebih memilih pergi daripada terus berada disini dan menerima ocehan dari pria mesum berbadan besar didepannya ini.

Ayolah, tidak mungkin kalian tidak tahu bahwa mayor besar ini sudah terkenal diantara pelacur kelas tinggi.

Bahkan banyak wanita yang rela membuang harta mereka demi benih dari 'manusia terkuat kedua' ini (?)

Aku mengangkat kepalaku, pada komandan Erwin yang tengah memberi arahan? Mungkin.

"Jadi, kita akan mulai berlatih ekspedisi yang akan diadakan sebentar lagi. Diharapkan agar kalian semua mempersiapkan diri dengan matang,"

Degh

Tunggu, sudah sampai disini?

Aku merasakan seseorang memegang punggungku. Aku berbalik dan mendapati armin, eren, dan mikasa yang tersenyum kearahku.

Ya, aku tidak sendirian.

Kali ini tidak sendirian.

-oOo-

"Mike, bisakah kita rubah sedikit strateginya?Aku pikir, kita harus meletakkan (y/n) bersama levi,"

Mike duduk didepan erwin. Menutup matanya kemudian membukanya lagi.

"Tidak masalah"

Erwin tersenyum lega. Ia mencoret kertas diatas mejanya dan menggarisnya kembali.

"Kau masih perjaka bukan?"

Erwin tertohok mendengar pertanyaan Mike. Ia berdehem pelan dan meletakkan dagu pada tumpuan tangannya.

"Kau ini berkata seperti kita masih remaja, ingat umur mike,"

Second Life || Levi Ackerman [Complete]Where stories live. Discover now