13

7.3K 1.1K 399
                                    

.
.
.
.

Thirteen
.
.
.
.

"Yatta! Akhirnya selesai juga"

(Y/n) melipat tangannya dibelakang pundaknya. Cara efektif untuk merenggangkan otot yang lelah karena setengah hari membersihkan markas.

Kini matanya menelusuri dinding markas yang baru saja ia bersihkan. Sebenarnya ini bukan perintah levi atau siapapun, ia melakukan ini sebagai permintaan maaf atas kejadian kemarin.

Ding~ ding~

Ini sudah jam satu siang, namun tidak adanya tanda-tanda anggota levi lainnya. Bahkan levi sekalipun.

Dan sekarang dia lapar, namun apa yang bisa dia lakukan? Sedangkan levi dan lainnya belum terlihat batang hidungnya sama sekali.

Oh iya, bahkan sejak pagi tadi saat jam makan pagi levi dan lainnya tidak ada diruang makan.

"Aku belum pernah ke perpustakaan. Jadi penasaran"

Daripada menunggu dan menahan beban diperutnya. Ia memilih untuk pergi ketempat lain.

-oOo-


"Are, (Y/n) kenapa kau disini?" Hanji yang saat itu sedang berada ddalam rak perpustakaan yang sama dengan (y/n) mengencangkan kacamatanya dan menatap (y/n) penuh intimidasi.

"Oh, iseng saja. Soalnya aku belum pernah kesini sama sekali." Jawab (y/n) tanpa berniat menoleh dari susunan buku diatas rak.

"Bukan itu maksudku,"

"Lalu?"

"Apa levi tidak memberitahumu?" Kali ini (y/n) sedikit tertarik dengan perkataan hanji.

"Tadi pagi levi meminta erwin untuk memberikan squadnya izin untuk pergi ke pusat kota,"















'Kali ini apalagi yang harus aku katakan'










"Tapi syukurlah jika kau disini, apa kau mau menemaniku melanjutkan eksperimenku? Tapi bantu  aku dulu mencari buku y--"

"Maaf hanji-san. Aku akan kekamar sebentar,"

Gadis itu lantas meninggalkan hanji yang penuh dengan tanda tanya. Namun sedetik itu hanji langsung mengedikkan bahunya.

"Kejam juga kau shorty"

-oOo-

Sialan

Sialan

Sialan.

Seharusnya aku tidak tau hal itu.

Aku tak menyangka levi seperti ini. Aku tahu jika ia marah padaku. Tapi cukup diantara aku dan dia, kenapa harus ia kaitkan dengan pekerjaan.

Meninggalkanku bersama anggota yang lain. Bukankah itu berarti pilih kasih? Aku juga salah satu anggota squadnya? Tapi kenapa aku merasa sedang dikucilkan?

Inilah yang sangat aku benci.

Selalu seperti ini.

Teman sekolahku selalu beramai ramai untuk menjauhiku. Bahkan tak ada yang memilihku saat kerja kelompok.

Aku bingung bagaimana cara menjelaskannya. Tapi aku lebih merasa tidak diinginkan diantara mereka.

Second Life || Levi Ackerman [Complete]Where stories live. Discover now