19

8.7K 1.1K 292
                                    

.
.
.
Nineteen
.
.
.

Seorang gadis blonde duduk diatas ranjang empuk miliknya. Kamar yang terbilang mewah untuk seorang prajurit militer sepertinya menandakan bahwa dia adalah bagian dari prajurit tipe elit.

Dengan wajah datar, gadis itu mulai membuka gulungan kertas yang terus ia dapatkan setiap minggunya.

Annie, kau pasti sudah menyelesaikan  misimu untuk mencari anak bangsawan itu bukan?

Jangan lupakan misi kita bertiga. Persiapkan dirimu untuk besok. Tuntaskan, dan kita akan pulang ke kampung halaman kita dulu.

Reiner

"Akan aku hancurkan mereka semua"

-oOo-

Pagi menjelang.

Semua prajurit telah selesai melaksanakan sarapan pagi bersama sebelum melakukan ekspedisi yang akan dilaksanakan 2 jam mendatang.

Namun ada yang kurang dari hari ini.

Eren jaeger beserta teman temannya, tak mendapat satupun ciutan kabar dari (y/n). Padahal gadis itu berjanji akan pulang sebelum ekspedisi dimulai.

Bahkan setelah makan pagi usai, mereka sama sekali tak menemukan adanya gadis (h/c) tersebut.

"(Y/n) belum datang?" Tanya Hanji pada eren dan juga teman temannya itu. Gelengan kepala mereka membuat wajah hanji berubah menjadi khawatir.

"Baiklah, segera berkumpul dilapangan... ekspedisi akan dimulai 1 jam lagi"

Mereka kembali menangguk kemudian segera mengikuti arahan dari mayor perempuan itu.

"Aku khawatir, bagaimana kabar (y/n)?" Tanya krista. Teman temannya hanya menunduk dalam tak punya jawaban atas pertanyaan krista tadi.

"Tenang saja. Kita masih punya 3.600 detik. Semoga saja (y/n) datang tepat waktu," ucap mikasa.

Terlihat sekali ada yang berbeda dari wajah mikasa. Sepertinya gadis itu juga tampak gugup dengan hal ini, pasalnya hanya (y/n) satu satunya kunci kemenangan mereka.

Semua prajurit berkumpul di tengah lapangan. Ada yang menangis, ada pula yang berdoa atas keselamatan mereka nanti.

Erwin berdiri di bawah bendera survey corps mengedarkan pengelihatannya pada para prajurit pemberani yang ia kagumi.

Semua terdiam mendengar arahan seorang komandan yang mereka andalkan.

"Apa kaliam siap?"

Teriakan lantang dari seluruh prajurit membuat senyuman merekah pada bibir erwin. Namun dalam diam pria itu mencari keberadaan (y/n) yang tidak ia lihat sedari tadi.

Bugh

"Nick! Nick!"

Teriakan terdengar dari barisan terdepan. Terdapat seorang prajurit senior yang terukai diatas tanah dengan memegang perutnya. Tak hanya itu, satu persatu prajurit mulai terjatuh dan memegang perut mereka yang terasa kesemutan.

Second Life || Levi Ackerman [Complete]Where stories live. Discover now