14

7.4K 1.1K 316
                                    


.
.
.
.
Fourteen
.
.
.
.

Aku baru saja memasuki ruangan makan sebagai rutinitas ku disetiap pagi untuk membersihkan ruangan itu sebelum yang lain datang.

Namun ada yang aneh pagi ini.

"Pintunya tidak terkunci?"

Aku langsung saja membuka pintunya, walau dengan langkah was was.

Pengelihatanku masih cukup baik pikirku, ketika aku melihat sekelebat bayangan hitam yang duduk menunduk di salah satu meja paling belakang. Dan aku yakin dengan pasti, itu bukanlah hantu. Karena aku tidak sedang merinding sekarang.

Aku berpikir keras, siapa pria yang tengah menjadi objekku saat ini. Mendekat dengan langkah patah patah mencoba mendekati pria yang tengah tertidur pulas. Mungkin.

Dengan perlahan aku menunduk dan menyentuh pundaknya.

"Anoo... k-kopral!?"

Pria yang aku panggil kopral masih menutup matanya dengan posisi yang sama, duduk dibangku.

Aku meringis saat menyentuh permukaan kulitnya, kenapa tubuhnya begitu panas?

Apa dia baik baik saja?

Aku tidak mungkin bisa membopong tubuhnya yang berat, tidak mungkin juga membangunkannya.

Tapi aku tau siapa yang bisa membantuku.

-oOo-

"Terimakasih mayor mike," ucap (y/n)

Pria yang dipanggil mike menangguk, lain dengan sosok disampingnya yang memasang wajah kesal sedari tadi.

Padahal eren sudah mengatakan pada (y/n) bahwa dia bisa membopong kopral, tapi (y/n) tidak mempercayainya. Dengan alasan, tubuhnya terlalu kurus untuk bisa melakukan hal itu.

(Y/n) menahan tawanya. Pasalnya, mike membawa kopral dengan cara digendong ala bridal style. Dan ini Benar benar akan menjadikan kesalahpahaman jika ada prajurit lain yang melihatnya.

Pasti akan menjadi kabar panas didalam dinding.

'Manusia terkuat pertama dan kedua tengah memiliki hubungan spesial'

Bagaimana jadinya nanti?

"Baiklah, aku kan pergi. (Y/n) jangan lupa panggilkan petra, beritahu padanya jika levi sedang sakit,"

Seketika senyumannya luntur. Gadis itu mengangguk paham. Sebelum meninggalkan kamar levi dengan helaan nafas.

Tak perlu mengambil langkah menjauh, karena dari sini ia sudah dapat melihat wajah khawatir petra yang berjalan dari ujung lorong.

"Dimana kapten?" Tanyanya.

menunjuk pintu kamar levi yang terbuka lebar. Petra bergerak menuju arah yang ditunjuk.

Sedangkan (y/n)? Jangan bertanya. Karena ia hanya berdiri ditempatnya sembari menatap nanar isi kamar levi yang terbuka. Atau lebih tepatnya menatap Levi yang tampak tak berdaya.

Ia benar-benar khawatir.

Eren keluar dan menutup pintu kamar, merampas kesempatan (y/n) untuk sekedar memeriksa keadaan levi dari kejauhan.

Second Life || Levi Ackerman [Complete]Where stories live. Discover now