How to manage this feeling

4.8K 541 55
                                    

Park Jimin memandang layar komputer dengan tatapan kosong. Mouse dibiarkan menganggur, dan tab autocad dibiarkan terbuka tanpa dikerjakan sama sekali. Ia tengah berpikir,

Tunggu, bagaimana kalau ia beruntung?

Bagaimana kalau takdirnya adalah menemukan persahabatan dan cinta pada orang yang sama? Bagaimana jika seperti itu?

Fifty fifty, memang. Jimin tidak berani mengambil kucing dalam karung. Jika ia nekat mengungkapkan perasaannya, maka dua kemungkinan yang akan ia terima;

hubungannya dengan Taehyung semakin membaik dan romantis, atau sebaliknya, Taehyung akan benci dan menjauhinya.

Jimin mengerang, mengacak-acak rambut hitam lebatnya dengan frustasi.

Demi Tuhan, bagaimana cara mengontrol perasaannya yang semakin tidak bersahabat ini?

Ditengah-tengah pemikirannya yang melayang tidak jelas, seseorang mendekati pemuda tampan itu dan berdiri di belakangnya. Ia mendesah panjang, sebelum akhirnya memutuskan untuk menyapa Jimin dengan,

PLAKK

ーsatu pukulan sepenuh hati.

"Duh!" Jimin terlonjak kesakitan saat gulungan kertas A3 mencium belakang kepala tanpa tanggung-tanggung. Segera, ia menolehkan kepala dan bersiap untuk mengumpat.

"Brengー"

"Apa?"

Jimin batal memaki. "Tidak jadi," ujarnya. Ia kembali terduduk di kursi dan memegang kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Yoongi-hyung, bisa tidak memukulnya jangan penuh perasaan seperti itu," ia membalikkan badan, kembali menghadap komputer dan mengutak-atik proyek yang tadi sempat terabaikan.

Min Yoongi mendengus. "Setengah jam, Jimin-ah. Setengah jam dan kau belum menyelesaikan revisi-mu. Hanya mengubah ukuran lantai satu, kau butuh berapa hari untuk menyelesaikannya memang?"

"Iya, iya. Ini kuselesaikan, tenang saja," Jimin bergumam pelan.

Sial, rutuknya. Dengan wajah masam, pemuda itu mencoba fokus pada kerjaannya kembali.

Yoongi menarik kursi di samping Jimin dan duduk dengan manis. Membuat Jimin sedikit berjengit, agak alergi. Seniornya itu, manisnya bukan main, tapi juga sadisnya bukan main.

"Yoongi-hyung kenapa masih disini?"

"Mengawasimu, tentu saja," jawab Yoongi kalem.

Jimin kembali mengerang, meracau pelan, dan mengabaikan senyum tipis Yoongi yang puas melihatnya frustasi.

Di jendela sudut ruang, seseorang memperhatikan mereka dalam diam.

.
.
.

"Taehyung-ie!" Seokjin tersenyum saat sosok kesayangannya menyembulkan kepala di balik pintu.

Taehyung memamerkan senyum lebarnya yang menawan. "Seokjin-hyung! Apa Namjoon-appa ada disini?"

Pemuda itu berjalan mendekati Seokjin dan berdiri dibelakangnya.

"Woah~ Neyo Hotel! Renderan-nya bagus sekali, hyung! Dramatis!" Taehyung berdecak kagum begitu melihat wallpaper laptop milik Seokjin. "Hyung sendiri yang membuatnya?"

"Nah," Seokjin tertawa, lalu menggeleng. "Ini buatan Jeongguk. Aku meminta bantuannya dua hari lalu untuk me-render hotel Neyo, dan tadi malam dia memberikan images-nya padaku. Anak itu memang cepat kerjanya."

Watched Over You ✔Where stories live. Discover now