Love rival

2.6K 341 109
                                    

Pintu berukirkan nomor enam puluh dua menjeblak terbuka tiba-tiba, Taehyung refleks melompat ke belakang dengan debaran keras di dada.

"Taehyung-ie?"

"Y-Yoongi-hyung?!" Bersandar pada railing balkon, Taehyung mengelus-elus dadanya yang serasa hampir copot.

Itu orang punya indera ke enam apa ya, bisa pas banget Taehyung mau mengetuk pintu kamarnya.

Melihat tamu tidak terduga datang tengah malam, alis Yoongi berkerut curiga. Juntaian rambut hitamnya yang basah dan oversized sweater yang membungkus tubuh kecilnya membuat pria berkulit pucat tersebut tampak lebih muda dari biasanya.

Sial, rutuk Taehyung. Jangan sampai Jimin tahu kalau Yoongi-hyung di luar kantor bisa semanis ini, ia meratap penuh harap.

"Hei?" Yoongi mengibas-ibaskan tangannya di depan wajah Taehyung, membuat yang bersangkutan berjengit kaget.

"A-ah, hyung," pemuda itu tergeragap.

"Kenapa kau aneh begini?" Tangan dingin Yoongi menepuk halus pipi Taehyung, lalu menarik lengannya. "Ayo masuk dulu, jangan di luar lama-lama nanti kau masuk angin."

Serasa dihipnotis, Taehyung menurut saja saat Yoongi menuntunnya masuk ke dalam kamarnya. Yoongi mendudukkan pemuda yang tampak kebingungan itu dengan pelan di sofa, lalu memandangnya lekat.

"Taehyung?"

"Eh? Iya hyung?"

Jemari Taehyung bisa merasakan telapak Yoongi yang dingin bagaikan es. Mungkin pria tersebut baru saja mandi, karena Taehyung bisa menghirup wangi sabun saat berjalan di belakangnya tadi. Aromanya begitu lembut dan menenangkan.

"Sedang apa kau di depan kamarku?" tanya Yoongi perlahan. "Dan lagi, kau terlihat bingung seperti baru kepergok maling. Dengan siapa kau datang kemari?"

"Jeonggukie," jawab Taehyung lirih. Dalam hatinya masih ada pergulatan, alasan apa yang dia gunakan untuk menjawab pertanyaan Yoongi yang sebelumnya. Namun setelah hening melingkupi mereka beberapa saat, Yoongi ternyata tak kunjung memaksakan pertanyaannya untuk dijawab.

"Apa Namjoon-ssi tahu kau datang ke tempatku?

Mendengar nama ayahnya disebut, kesadaran Taehyung langsung kembali utuh. Ia memandang Yoongi panik. "Duh hyung! Jam berapa sekarang?"

Yoongi memutar bola matanya jengah, anak ini pasti belum memberitahu Kim Namjoon kalau mampir-mampir ke rumah orang.

"Jam setengah dua belas malam."

Mampus.

Maksudnya tadi kan hanya mau bertanya dan langsung pulang karena sudah malam, kenapa malah masuk ke apartemen Yoongi-hyung?

Taehyung menggigit bibir bawahnya cemas.

Tahu kalau junior-nya itu kalang kabut, Yoongi mendesah pelan dan berdiri. "Ku telepon Namjoon-ssi untuk mengabarinya ya?"

"J-jangan hyung!"

Jemari Yoongi berhenti menekan touchscreen pada ponsel. Ia menoleh heran. "Kenapa? Ayahmu pasti khawatir kalau jam segini kau belum pulang."

"Aku," jemari Taehyung bergerak gelisah,"ーaku tidak lama-lama kok disini. Setelah ini aku akan langsung pulang. Hanya ingin memastikan sesuatu saja."

"Sesuatu?"

"Um, iya."

"Sesuatu apa yang ingin kau pastikan?" tanya Yoongi penasaran. Ia sudah meletakkan ponsel kembali di atas meja, dan kini memandang Taehyung dengan dahi yang berkerut. Aneh saja baginya, karena sebelumnya Taehyung memang jarang sekali datang ke rumahnya kalau tidak ada tujuan. Pasti ada sesuatu sampai-sampai tengah malam lelaki berparas manis tersebut rela meluangkan waktu untuk berkunjung.

Watched Over You ✔Where stories live. Discover now