Another crack

2.7K 342 125
                                    

Kalau Kim Taehyung galau sampai tidak bisa tidur semalaman karena deklarasi terang-terangan yang dinyatakan oleh Min Yoongi kepadanya, Park Jimin lebih galau lagi karena harus menuntaskan 'masalah kecil' nya akibat mimpiーehem, enakーdi kamar mandi.

Lain kali ingatkan dia untuk tidak langsung tidur setelah mendengarkan suara Taehyung melalui telepon, efeknya luar biasa semengerikan itu ternyata.

Usai mengganti sprei dan membersihkan bed cover, Jimin menaiki ranjangnya dan bersandar pada bedhead dengan helaan napas panjang.

Andai saja nyata ya, pikirnya ngawur.

Pemuda itu langsung menggelengkan kepala, memeluk guling, dan meraih ponsel hanya untuk mencari kegiatan karena matanya yang menolak untuk terpejam. Media sosial menjadi salah satu jawabannya.

Setelah setengah jam berselancar di dunia maya, sepasang mata pekat Jimin akhirnya tertuju pada salah satu akun yang membuatnya terperanjat. Akun tersebut meng-upload dua foto sekaligusーfotonya, dan foto Jimin yang sedang bersama Yeontan.

Taehyung

Dahi Jimin berkerut ketika. Caption yang diunggah Taehyung tak urung membuatnya kepikiran.

-Please don't leave me-

Jimin langsung menegakkan badan, melirik jam dinding yang bertengger kalem tanpa suara.

Pukul setengah lima pagi.

Tanpa pikir panjang pemuda itu turun dari tempat tidur, menarik handuk dan langsung ngibrit ke kamar mandi. Hanya ada satu dalam pikirannya,

ーia harus menemui Taehyung segera.

.
.
.

Perjalanan dari apartemennya menuju apartemen Kim Namjoon memakan waktu setengah jam lamanya. Ini masih pukul setengah enam, masih terlalu pagi untuk mengunjungi seseorang.

Mulut Jimin terus komat-kamit, mempertimbangkan keputusannya bertemu dengan Taehyung. Mau tidak bertemu, tapi ia khawatir sekali melihat Taehyung yang jarang menulis status galau. Mau bertemu, tapi sungkan pada Tuan besar pemilik rumah. Iya kalau Taehyung yang membukakan pintu, kalau Kim Namjoon?

Jimin menggigit bibir. Setidaknya ia harus menyiapkan hati dan menebalkan telinga agar ikhlas mendengarkan semprotan calon mertua.

Lift berdenting, menandakan dirinya telah tiba di lantai yang dituju. Dengan langkah gamam Jimin melangkah, jemarinya mengetuk-ngetuk paha, sedikit gelisah.

"Ini dia," bisik Jimin pada dirinya sendiri, saat kaki jenjangnya mengantarkan dia pada kamar yang dituju.

Jimin menekan bel sekali.

Belum ada jawaban.

Menggigit bibir, ia menekannya untuk kedua kali.

Masih belum ada jawaban.

Gusar, Jimin segera meraih ponsel, berniat menghubungi Taehyung langsung. Baru saja sambungannya terhubung dan tangannya akan menekan bel untuk ketiga kalinya, pintu di hadapannya membuka, membuat Jimin nyaris mengeluarkan sumpah serapahnya karena kaget.

"Park Jimin?" Suara lembut Seokjin menyambut telinganya.

"Err, Seokjin-ssi?" Jimin menelan ludah. Antara lega dan deg-degan jadi satu. Seokjin ini memang lembut, tapi kalau zona nyamannya terganggu, mulutnya bisa lebih pedas daripada Min Yoongi.

"Ngapain pagi-pagi kesini?"

Tuh kan

Jimin langsung mengkeret di tempat. Terlebih wajah Seokjin yang terlihat masih lemas dan mengantuk, membuat dirinya tidak enak hati.

Watched Over You ✔Where stories live. Discover now