1

5.4K 187 19
                                    

Untuk kesekian kalinya cewek yang berjalan lunglai menuju kelasnya itu dengan menutup mulutnya beberapa kali karna dia menguap.

Setelah libur 2 minggu karna liburan semester, dia sudah terbiasa dengan bangun siang. Dan hari yang paling berat menurutnya adalah hari pertama setelah libur. Terutama hari senin.

"AAALLLUUNNAAA!!!" dia sudah menduga siapa pemilik suara itu. Cewek itu masih terus melangkahkan kakinya dan tak peduli suara toa yang memanggilnya.

"Aluna! Di panggil juga" sambil mengerucutkan bibirnya.

"Apa sih nindi? Ngantuk gue tuh, cepet cepet nyampek kelas mau tidur"

"Dasar ratu ngebo, makanya kalo liburan jangan kebiasaan bangun siang"

"Lo mah gak tau surga dunia dan kenikmatan tiada tara"

"Serah lah" setelah itu mereka berjalan bersama menuju kelasnya. Setelah duduk di bangkunya, Aluna langsung melanjutkan tidurnya.

"Untuk semua murid menuju lapangan untuk melaksanakan upacara" suara tersebut dari pusat informasi sekolah.

"Yaahh kok upacara sih, gue kira gak bakal upacara karena hari pertama habis liburan" cerocos Nindi.

"Lun, ayo ke lapangan"

"Eengg lo aja gue males" masih dengan posisi kepala yang ditaruh di meja.

"Lah ini upacara bego"

"Mana mungkin kan abis libur"

"Woy ayo buruan keluar!" suara tersebut berasal dari ketua kelas yang menyuruh temanya yang masih berada di kelas.

"Aayooo lun" Nindi menarik tangan Aluna agar segera bangun.

"Ah elah iyeee" mereka pun akhirnya berjalan menuju lapangan.

Setelah semua murid sudah terkumpul di lapangan. Guru BK yang super killer berbicara di mic "yang tidak memakai atribut lengkap ke pinggir lapangan!"

"Lah? lun topi lo kemana?"

"Lah iya? Baru ngeh gue" dia berfikir terakhir menaruh topinya. "Mampus! Di rumah nin"

"Hayoo mampus lo kena hukum"

"Lo mah gitu, temen sendiri gak dikasihani malah dikapokin"

"Wajah lo soalnya gak pantes dikasihani"

"Temen laknat"

"Udah sono ke depan, entar hukuman lo ditambah kalo gak kesana"

"Awas aja ya lo setan!" sambil mengerucutkan bibirnya. Sementara Nindi tertawa karna temanya ini langganan mendapatkan hukuman.

★★★

Setelah upacara selesai. Semua murid yang tidak memakai atribut dihukum lari lapangan 10 kali. Aluna yang sudah terbiasa mendapatkan hukuman ini mencoba untuk berkata dalam hatinya "gak papa, itung itung olahraga pagi" baginya percuma memaki maki, ujunga-ujungnya juga masih di hukum.

Setelah menyelesaikan hukumanya dia duduk di koridor sambil mengatur nafasnya. "Sialan tuh si Bambang gak ada bosennya hukum gue" ujunga-ujungnya juga bakal memaki gurunya.

Aluna melihat Zero dari kopsis membawa air mineral, dia langsung mencegah Zero dengan merentangkan tanganya.

"Eeeiittss, Keknya yang ditangan lo itu seger banget" Zero hanya melihat Aluna dengan tatapan datarnya.

"Buat gue ya? lo gak tau, nih liat muka gue udah penuh dengan keringat" Zero menaikkan alisnya, lalu memberi air itu kepada Aluna.

"Yyeeyyy thanks Zero" Zero pun langsung melanjutkan perjalananya ke kelas.

Aluna dan Zero sudah berteman semenjak SMP, walaupun mereka tidak pernah dekat. Tapi mereka pernah menjadi teman sekelas waktu SMP.

Walaupun sikap Zero yang pendiam. Aluna tetap menyapa Zero jika bertemu. Bagi Aluna, Zero tetap temanya walaupun tidak sedekat teman pada umunya.

Setelah melewati Aluna, Zero tersenyum tipis. Dia memang sengaja ke kopsis karna dia tau Aluna di hukum karna tidak membawa atribut. Zero sudah menduga, jika dia melewati Aluna, minuman yang dia bawa akan diminta olehnya. Sikapnya masih tetap sama dari dulu.

Walaupun Zero jarang berbicara, tetapi dia suka ketika Aluna berbicara banyak di depanya. Jika cewek lain sudah menyerah dengan sikap Zero yang super duper cuek. Berbeda dengan Aluna, dia terus berbicara walaupun terkadang dia kesal dengan Zero yang tidak menanggapi omongannya.

"Laper nih, ke kelas apa kantin ya?" dia berfikir sambil menaruh jari telunjuknya di dagu. "Ah kantin aja gue laper"

Saat akan melangkah menuju kantin, Zero yang menuju kelasnya berhenti dan menengok ke belakang. Dan ternyata benar dugaanya, Aluna menuju kantin.

Zero berbalik dan berjalan menyusul Aluna. Ketika sudah dekat, dia menarik lengan Aluna sontak membuatnya kaget.

"Astagfirullah! Gue kira setan di pagi hari" Zero masih menarik tanganya.

"Iihh lepasin gue, gue mau ke kantin makan" rengeknya sambil berusaha melepaskan tanganya dari Zero.

"Gak"

"Gue laper akut sudahhhh"

"Gak"

"Nih cacing gue udah kasian pada teriak teriak"

"Balik ke kelas"

"Iya tapi gue makan dulu terus ke kelas"

"Lo mau kena lagi?"

"Kena apa?"

"Hukum"

"Entar gue ngumpet"

"Gak"

"Tapi gue laper Zero"
Mereka pun sudah berada di depan kelas Aluna, XII IPA 4. Zero melepaskan tangannya dari Aluna. Dia mengisyaratkan Aluna masuk kelas dengan mendongakkan dagunya.

"Iye ah elah, gue masuk. Udah sono lo minggat jauh-jauh" kesalnya pada Zero lalu masuk kedalam kelas.

Sedangkan Zero melangkahkan kakinya ke kelasnya XII IPA 1.

Setelah duduk di bangkunya, Aluna mengeluarkan nafasnya kasar. Nindi yang di sampingnya menaikkan alisnya.

"Kenapa lo?"

"Gue laper tau"

"Ya makan lah"

"Tadi tuh gue mau ke kantin, terus si Zero narik gue ke kelas"

"lah kenapa emang?"

"Katanya entar gue kena hukum lagi kalo ketahuan"

"Bener tuh"

"Kok lo malah belain dia sih nin"

"Lah emang bener kan? Lo tadi udah kena hukum lari 10 kali muterin lapangan. Terus entar kena hukum lagi gimana? Kan biasanya Pak. Bambang patroli. Terus lo kan kenyang, abis it.."

"Aasshh diem lu, berisik. Pagi-pagi udah ngoce kaya emak-emak di pasar aja"

"Lagian lo sih, udah kelas 12 masih aja gak tobat. Abis ini ujian lun jangan bikin ulah"

"Lo udah bilang ke 1000 kali nin"

"Lo ngitung"

"Iya gue itung, biar keliatan pernah ngitung"

"Kaya pernah mikir aja"

"Sialan emang lo"

"Ahahahahha"



★★★

Helloo.. Mencet bintang di pojok bawah kiri gak susah kok wkwk
-Riafil

A & ZWhere stories live. Discover now