Bagian 1: PENJEMPUTAN yang TAK RAMAH

1.3K 155 17
                                    

Update berdasarkan jumlah vote + comment.

ㅡ Pagi ini gelap ; kehidupan ini sudah menjadi kematian ㅡ

Soonyoung tidak suka pagi. Ketika pagi datang, artinya ia akan bangun, memasak makanan untuknya sendiri, lalu bersiap-siap pergi kuliah atau berangkat kerja part-time di sebuah restoran seafood di Seoul. Yang mana, dia pasti akan naik kereta, berdesak-desakkan dengan ratusan penumpang lainnya, dan berakhir di Stasiun Seoul dengan kemeja yang sudah kusut, rambut acak-acakkan dan sungutan-sungutan jelek dari mulutnya.

Tapi, pagi ini beda. Soonyoung bisa merasakannyaㅡada sesuatu yang tidak biasa. Dia membuka jendelanya, mungkin ini masih malam, ia bergumam. Mungkin ia baru saja bermimpi kalau ini sudah pagi.

Sayangnya, itu tidak benar. Soonyoung melihatnya sendiri dari jendela kamarnya. Ini memang sudah pagi. Soonyoung bisa melihat langit yang terang, bahkan si pemilik gedung juga sedang menyiram tanaman akasia kesayangannya.

Jadi, apa yang salah?

"Kau Kwon Soonyoung?"

Soonyoung menoleh, menemukan sesosok laki-laki memegang buku kecil di tangannya, memakai kacamata bulat ala Harry Potter, dan setelan berwarna hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Iya," Soonyoung mengangguk. "Kau siapa?"

Laki-laki itu menyimpan bukunya ke dalam jasnya, melipat tangannya di dadanya sambil berucap dengan suara beratnya, "Kau sudah mati."

Soonyoung terdiam. Orang asing ini baru saja mengatakan ia mati?Oh lucunya.

Tidak terlalu lucu, tepatnya, bagi seorang Soonyoung.

Butuh beberapa detik baginya untuk mengendalikan lidahnya, "Kau bilang apa?"

Laki-laki di depannya itu memutar matanya, kelihatannya agak kesal karena harus mengulang kata-katanya. Ia menjawab lagi, kali ini dengan intonasi yang menekan, "Kau sudah mati. Catatan kematianmu menunjukkan bahwa kau meninggal di Namyangju, pukul 5 paㅡ"

"Kau gila ya?"

"Eh?"

Soonyoung mengacak rambutnya kasar, "Mana mungkin aku sudah mati. Aku masih hidup, bung. Kau tidak lihat badanku segar bugar begini?"

Laki-laki di depannya tersenyum miring, "Kalau begitu, jelaskan bagaimana aku masuk ke kamarmu?"

Damn.

Soonyoung menelan salivanya. Sandi pintu One Room*nya memang hanya dia yang tahu. Jika memang ada seseorang yang memaksa masuk, maka seharusnya pintu itu sudah rusak.

Tapi Soonyoung bersumpah, tidak ada kerusakan sama sekali di pintunya.

"Kau sudah mati,"laki-laki itu mengeluarkan bukunya kembali, kali ini bersama dengan sebuah pena berwarna emas. Dia berjalan ke arah Soonyoung, menyodorkan keduanya sambil berucap, "Tanda tangan disini."

"Tanda tangan apa?"Soonyoung bertanya, dan cuman dibalas dengan jawaban, "Absen. Bahwa arwah sudah berhasil dijemput Malaikat Kematian."

Shit. Soonyoung ingin sekali mengutuk laki-laki di depannya. Dia mengambil buku dan pena itu dengan kasar, menandatanganinya sembari bertanya, "Bagaimana dengan mayatku?"

Soonyoung bohong jika mengatakan 'mayatku' tidak aneh sama sekali.

Laki-laki di depannya, Soonyoung lebih suka menyebutnya si Malaikat Kematian, menunjuk ke arah kamar mandinya dan berkata, "Kau jatuh disana. Lalu meninggal tepat jam 5 pagi menit ke 20 detik ke 17."

Soonyoung terdiam. Malaikat Kematian itu juga. Mungkin tidak enak ketika mengatakan alasan bagaimana seseorang meninggal dengan santainya. Soonyoung melirik teleponnya, akhirnya menghentikan keheningan itu dengan, "Ijinkan aku menelepon ibuku dulu."

"Kau lucu,"Malaikat Kematian itu berkata sarkas, "Kau mau Ibumu jantungan ketika tahu anaknya yang sudah menjadi arwah meneleponnya?"

Soonyoung mengacak rambutnya frustasi. "Sekali saja."

Malaikat Kematian itu menggeleng. "Kau tidak bisa meneleponnya. Dan kau juga tidak punya kekuatan untuk meneleponnya. Karenaㅡ"tangannya menunjuk dada Soonyoung, "Kau sudah mati."

Dan baru saja Soonyoung mengangkat kepalan tangannya untuk meninju laki-laki di depannya, Malaikat Kematian itu mencengkeram kerah baju Soonyoung, menarik wajah keduanya mendekat, dan ia mendesis, "Kita berangkat."

"Kemana?"

"Alam Baka."

BAGIAN 1 : PENJEMPUTAN yang TAK RAMAH - END

One Room* : One Room (원룸) : adalah sebuah tempat tinggal bagi Mahasiswa Korea, yang berartikan satu kamar. Ukuran kamarnya mirip dengan kost-kostan di Indonesia, di dalamnya cukup lengkap. Terdapat kasur, lemari, kamar mandi, mesin cuci, hingga dapur. Ukuran dari One Room, biasanya cukup untuk ditinggali 1-2 orang.

[ Catatan : Thank you for reading this fanfiction BUT MORE THANK if you wanna give your comment♡ and have a nice day! ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


[ Catatan : Thank you for reading this fanfiction BUT MORE THANK if you wanna give your comment♡ and have a nice day! ]

🚫 🚫[ IMPORTANT NOTES ] : CERITA INI DIREPUBLISH PADA TANGGAL 13 SEPTEMBER. AWALNYA, CHAPTER CERITA INI SUDAH DIPOSTING PADA TANGGAL 13 JUNI 2018. SEMUA HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 🚫🚫

notes : curhat dikit yak
jadi, kalau sekarang kalian baca lagi cerita ini pada tanggal 13 september, INI RESMI 3 BULAN SEMENJAK ULTIMO ATARDECER PERTAMA KALI TERBIT DAN JUGA 3 BULAN AKU MENERBITKAN CERITA PERTAMAKU DI AKUN INI😭😭😭😭😭😭
THANKS A LOT FOR ALL OF YOU FOR SUPPORTING THESE ABSURD STORIES BY ME. semoga jangan bosen-bosen baca dan nungguin Ultimo Atardecer ya WKWK

Último AtardecerWhere stories live. Discover now