Bagian 7 : PERTEMUAN

432 97 5
                                    

Update berdasarkan jumlah vote dan comments

*
*
*

ULTIMO ATARDECER

CHAPTER 7

*
*
*

Danau Kenangan mungkin bukan satu-satunya tempat yang bakal menguras air mata Soonyoung. Pasti masih banyak tempat-tempat aneh yang bakal dikunjunginya, yang juga tidak akan menyenangkan untuk dijadikan tempat kunjungan.

"Bukit Dendam?"

Wonwoo mengangguk.

Ekor mata Sooyoung bergerak gelisah setelah itu. Apalagi sekarang, batin Soonyoung. Dari namanya sudah terdengar mengerikan. Soonyoung menghela nafas. "Jadi, apa ini ada hubungannya dengan semua dendamku?"tanyanya penasaran. Wonwoo mengangkat bahunya, "Menurutmu bagaimana?"ia bertanya balik.

Kalau Wonwoo bertanya begitu, maka ya tentu saja Soonyoung akan menjawab, "Berarti jawabannya ya."

Balasan Wonwoo selanjutnya menyulut emosi Soonyoung. "Kau bahkan belum melihatnya tapi sudah sok tahu,"ejek Malaikat Kematiannya itu.

Soonyoung memutar matanya, kejengkelannya lama-lama mulai memuncak. Tidak bisa apa, dia mengganti Malaikat Kematiannya?Soonyoung berani bersumpah di hadapan hamster kesayangannya, Kitty, kalau Wonwoo adalah orang paling menyebalkan yang pernah ia temui.

Levelnya Mingyu tidak ada apa-apanya dengan Wonwoo.

Omong-omong soal Mingyu, Soonyoung sudah bisa memprediksikan kehadiran cowok itu kalau ia nantinya akan dihadapkan pada penglihatan-penglihatan mengerikan yang akan dimunculkan Wonwoo di benaknya. Takut?Tidak, sama sekali. Untuk apa dia takut pada Kim Mingyu ketika kekuatan mereka berdua sama setara dan ambisi untuk mengalahkan satu sama lain yang sama panasnya?

"Ceritakan tentang dirimu."

Soonyoung mendongak, matanya menemukan Wonwoo yang sudah berdiri menghadapnya dengan masih setia memegang tongkat. Laki-laki bermata sipit itu menjawab santai, "Kau mau cerita yang mana?"

Wonwoo tersenyum. "Tentang dendammu pada Mingyu."

Detik itu, kepala Soonyoung terasa dihujam oleh batu yang luar biasa sakit. Menusuk. Soonyoung meringis, sambil memegangi kepalanya ia jatuh terduduk lemah.

Dan penglihatan itu muncul.

Kali ini, Mingyulah objeknya.

*
*
*

Jeonghan merapikan setelan jasnya sebelum akhirnya ia dengan mantap berjalan ke arah aula. Disana, sudah banyak para koleganya yang tengah duduk mengitari meja bundar seperti layaknya sebuah konferensi penting. Jeonghan lantas duduk di sebuah kursi kosong, tepat hanya berbeda satu kursi dari kursi pemimpin perusahaan yang belum kunjung datang.

Sembari menunggu, Jeonghan memutuskan untuk bercengkerama dengan koleganya yang duduk di samping kanannya. "Halo Tuan,"Jeonghan mengulurkan tangannya sambil mengintip papan kartu nama yang terselip di jas orang di sampingnya, "Hwang Minhyun."

Yang disebut namanya balas tersenyum, menyambut uluran tangan Jeonghan dengan tegas ala bagaimana seorang petinggi perusahaan. "Halo Tuan Yoon Jeonghan,"katanya.

Jeonghan sudah mendengar sedikit desas-desus tentang Hwang Minhyun. Laki-laki ini mengelola sebuah perusahaan mebel dan sekarang sedang berkonsentrasi untuk memperluas pangsanya di kancah internasional. Banyak orang yang salut dengan kemajuan perusahaan ini, terutama karena CEO mereka, yang tak lain adalah si Hwang Minhyun ini sendiri, membawa banyak kemajuan hanya dalam rentang waktu 3 tahun kepemimpinannya.

"Tentu saja itu tidak benar,"Minhyun mengelak sambil tertawa ketika Jeonghan menanyakan kabar itu, "Perusahaanku berhasil bukan hanya karena aku saja. Tapi juga karena ada sebuah good teamwork. Aku bersyukur mereka mau mendengarku, dan sekarang kami semua sukses membawa perusahaan ini naik satu level lagi,"Minhyun menutup kata-katanya dengan tenang. Jeonghan mengangguk-angguk takjub. Pantas saja banyak sekali orang yang menggemari Minhyun. Profilnya yang humble rupanya adalah daya tariknya.

"Kalau kau sendiri?"kali ini Minhyun yang bertanya. Jeonghan tersenyum, "Aku belum ada apa-apanya dengan anda,"katanya merendah.

Minhyun tergelak. "Ayolah, jika kita sekarang duduk di meja ini, maka level kita sudah sama bung,"sahutnya yang disambut tawa ringan Jeonghan.

Jeonghan akhirnya bercerita tentang bagaimana posisinya di perusahaan. Ia menduduki jabatan Vice Chief Executive Officer dan juga merampung Chief Marketing Officer. Tepukan tangan Minhyun menyambut penjelasannya. "Pantas saja personalitymu sangat bagus!"puji Minhyun yang langsung dielak Jeonghan, "Kurasa belum sama bagusnya seperti anda, Tuan."

Tiba-tiba air wajah Minhyun mulai meredup. Ia menunduk sambil berbisik, "Ah, aku juga turut berduka cita atas kematian adikmu bung."

Rupanya kabar sudah beredar luas.

Jeonghan menepuk pundak Minhyun. Ia menggelengkan kepalanya, "Jangan sedih begitu. Yang kehilangan kan aku, bukan kau,"katanya pelan.

"Kudengar ia masih seorang mahasiswa,"kata Minhyun. Jeonghan mengangguk, ia menghela nafas ketika menjawab, "Ya. Tahun ini tahun keduanya."

Jeonghan rindu adiknya.

Kwon Soonyoung.

Suara deritan pintu yang nyaring sontak mengalihkan perhatian Minhyun dan Jeonghan. Keduanya lantas berdiri dan membungkuk guna menunjukkan rasa hormatnya pada petinggi perusahaan yang sekarang mengadakan rapat. Suara bassnya yang khas terdengar ketika ia mengatakan, "Senang bertemu dengan anda semua."

Semua orang disitu langsung menegakkan badannya kembali. Petinggi perusahaan itu yang pertama duduk, lalu diikuti oleh Jeonghan dan kolega-koleganya yang lain. Dari jarak sedekat ini, Jeonghan tidak mampu untuk tidak berdecak kagum melihat tampang yang rupawan dari petinggi perusahaan itu. Jika Jeonghan tidak salah, bukannya laki-laki itu masih berumur 24 tahun?Yang artinya 2 tahun lebih muda dari Jeonghan.

Petinggi perusahaan itu kemudian berdiri, membungkuk dan kemudian menyampaikan salam hormatnya pada semua orang di ruangan itu. Ia tersenyum ramah sambil mengucapkan namanya.

Yang kemudian Jeonghan yakini, ia sudah pernah mendengar nama itu. Tapi entah dimana.

"Perkenalkan, saya Kim Mingyu dan sekarang, saya akan mulai rapatnya."

*
*
*

CHAPTER 8 of ULTIMO ATARDECER

END

🚫🚫 [ IMPORTANT NOTES ] CERITA INI DIREPUBLISH PADA TANGGAL 13 SEPTEMBER 2018. CHAPTER INI SENDIRI RESMI DIPUBLIKASIKAN PADA TANGGAL 25 SEPTEMBER 2018. SELURUH HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 🚫🚫

Último AtardecerWhere stories live. Discover now