Bagian 4 : SECERCAH DIAM

595 126 30
                                    

Update berdasarkan jumlah vote dan comments.

***

"Jadi,"Jeonghan membuka pembicaraan antara dirinya dan Baekho, melanjutkan kata-katanya dengan pertanyaan yang ia juga tidak siap mendengar jawabannya, "Soonyoung bukan meninggal karena jatuh, apa itu benar?"

Kenalkan, laki-laki itu adalah Kang Baekho. Orang-orang memanggilnya Baekho. Ia adalah seorang detektif polisi di Unit Kepolisian Namyangju. Pangkatnya sudah tinggi, dan dia jugalah yang mengurus kasus kematian Soonyoung, adik tiri Jeonghan. Ini bukan semata-mata kebetulan, tapi memang permintaan Jeonghan sendiri yang meminta dirinya untuk terjun langsung menangani kasus kematian adiknya.

Bukannya Jeonghan tidak percaya dengan detektif polisi lainnya, tapi Baekho adalah orang yang ia yakini akan bertanggung jawab untuk mengusut kasus kematian adiknya.

Dan tambahan saja, mendapatkan kepercayaan dari seorang Yoon Jeonghan sangat susah.

Pertanyaannya, kenapa Jeonghan ingin mengusut kasus kematian adiknya?Bukannya Soonyoung meninggal cuman karena terjatuh di kamar mandinya?

Itu juga yang dipercaya oleh Jeonghan sampai tadi pagi, ia ditelepon oleh Baekho yang mengatakan bahwa penyebab kematian Soonyoung tidak sesederhana itu. Ada kemungkinan jika kebenarannya jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan Jeonghan.

Jadi disinilah ia sekarang berada, di dalam kafe di dekat Kepolisian Namyangju dengan Baekho yang duduk di hadapannya.

"Ya,"kata Baekho yakin, tangannya menyodorkan sebuah map biru pada Jeonghan, sembari berkata, "Aku membaca laporannya, dan ada yang aneh. Maksudkuㅡterlalu aneh jika penyebabnya hanya jatuh."

Jeonghan mengernyit, memandangi temannya itu sepersekian detik sebelum ia membuka map biru itu, menampakkan sebuah laporan dengan judul 'Kematian Mahasiswa di Namyangju', dengan lampiran foto-foto yang diambil di TKP. Ada foto yang diambil kamar mandi, di depan pintu One Room milik Soonyoung, dan juga foto kamar tidur Soonyoung. Sebenarnya, tidak ada yang aneh. Hanya pemandangan sebagaimana kamar-kamar One Room yang biasanya dijumpai Jeonghan. Sampai tilik mata Jeonghan menangkap sesuatu di dekat tempat tidur Soonyoung, kelihatannya seperti sebuah bingkai foto. Jeonghan memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas, dan ia menghela nafasnya berat ketika tahu apa objek itu.

Jeonghan tanpa sadar bergumam, "Ia masih menyimpannya."

"Apa?"tanya Baekho penasaran, memfokuskan pandangannya dari ponselnya pada Jeonghan yang menunduk, raut wajah temannya itu berubah menjadi sedih dan iba.

Jeonghan mendongak, menjawab pertanyaan Baekho sambil menggelengkan kepalanya sedih, "Soonyoung masih menyimpan fotonya dengan temannya itu. Foto 15 tahun lalu."

Baekho tidak mengerti apa yang dimaksud kakak tiri Soonyoung itu, dia bertanya lagi, "Teman?15 tahun lalu?"

Jeonghan mengangguk, "Kau tahu kan?Anak berkacamata itu?"

Baekho melepas kacamatanya, merapikan rambutnya dengan lambat sebagaimana kebiasaannya ketika berpikir. "Apa aku melewatkan sesuatu?"tanyanya, tidak yakin bahwa yang dimaksud Jeonghan memang anak itu.

"Kasus kecelakaan bus sekolah 15 tahun yang lalu. Kau ingat anak berkacamata yang meninggal itu?Soonyoung masih menyimpannya, fotonya dengan anak berkacamata itu."

Último AtardecerWhere stories live. Discover now