Judul : Ramadhan di Penghubung Senja
Waktu Pembuatan : Tanggal 14 Juni 2018
***
Menangislah...
Hari ini menjadi hari terakhir kita sahur bersama
Menangislah...
Hari ini menjadi hari terakhir kita shaum dihitungan 30 hari
Menangislah...
Hari ini menjadi hari terakhir kita shalat tarawih
Menangislah...
Hari ini menjadi hari terakhir kita buka puasa bersama
Menangislah...
Hari ini menjadi hari terakhir kita menjemput malam Lailatul Qadr di 10 malam terakhir
Menangislah kembali dalam kekhusyukan...
Hari ini menjadi hari terakhir amalan ibadah kita dilipatgandakan
Dan menangislah serta renungkan...
Barangkali hari ini menjadi hari terakhir kita bertemu dengan bulan ramadhan
Ramadhan yang selama ini kita agungkan
Ramadhan yang selama ini kita muliakan
Ramadhan yang selama ini kita sambut dengan suka cita
Ramadhan yang hari ini pula segera berakhir
Ia akan pergi
Pergi saudariku!
Lantas adakah jejak-jejak yang dapat kita tuai setelahnya
Lantas adakah amalan sholih yang dapat menjadi saksi di hadapan Sang Pencipta kita kelak
Ataukah yang ada hanya kesia-siaan semata
Ramadhan...
Engkau melintas hanya seperti hitungan jari bahkan sedetik saja
Bahkan dosa-dosa masih terasa menyergap di setiap celah tubuh tak beranjak
Rinai bahkan belum pernah membanjiri setiap sajadah yang terbaring
Amalan yang tertata sebelum menjemputmu bahkan masih belum tertunai
Diri terasa hina melepaskan engkau yang begitu mulia
Aba yang selalu terkirim di ujung langit sana
Semoga raga dan jiwa masih berkesempatan untuk menjemput dan memelukmu
Bulan Ramadhan
Kulepaskan engkau dengan salam terbaikku
●●●
ВЫ ЧИТАЕТЕ
SAJAK BERSAYAP
Поэзия• Kumpulan Puisi • "Sajak Bersayap-Mengapa tidak untuk berdialog dengan alpabet" Mengandung kalimat Melahirkan makna Membesarkan sajak Menghidupkan rasa
