Handsome Guy, Who Are You?

1.6K 108 0
                                    

Jangan lupa vote-nya yahh...
Happy reading...

AUTHOR POV

Selama perjalan pulang ke rumah Yoorin tak henti-hentinya memikirkan pria di perpustakaan itu. Pria yang gila, aneh dan kurang ajar. Ia tak mengetahui siapa sebenarnya pria itu, bahkan seharian dia berkeliling kampus bersama Jung In dia tak pernah melihat sosoknya berlalu lalang di lingkungan kampus. Dia benar-benar tidak waras! Bagaimana tidak, sebelum dia menyatakan cinta pada Yoorin ia juga sempat mendengar pria itu berbicara dengan ibunya dan meminta apa dia bisa menikahi Yoorin. Ada apa sebenarnya dengan pria itu? Apa dia adalah pasien rumah sakit yang nyasar di kampusnya? Tapi dari penampilannya dia seperti orang normal lainnya.

"ahh sudahlah.." Yoorin mengetuk kepalanya sendiri saat ia masih saja memikirkan hal tadi saat memasuki rumah.
Jam sudah menunjukkan pukul 18.35 saat Yoorin kembali ke rumahnya. Jam segini pasti ibunya sudah ada di rumah.

"Yoorin-ah?" tepat sekali. Telinga Yoorin mendapati suara ibunya yang memanggil namanya.
"ne eomma." Ia segera menghampiri sosok itu yang sedang duduk di depan tv ruang keluarga mereka.
"bisa kau jelaskan soal yang tadi? Siapa pria yang mengangkat telponmu itu. Dan, dan dia juga ..."
"dia pria gila dan tidak waras. Aku tidak mengenalnya eomma." Buru-buru Yoorin memotong kata-kata eommanya.
"dan, dan dia juga bilang kalau dia jatuh cinta padamu." Sambung ibunya.
"dia gila eomma. Jangan pedulikan dia." Tekannya sekali lagi akan sosok pria yang sudah lancang mengatakan cinta padanya itu.
"ahh.. dia bilang ingin menikahimu. Kau sungguh tak mengenalnya?" ibunya kembali bertanya.
"menikah? Dia benar-benar tidak waras. Dan aku sungguh tak mengenalnya eomma. Aku bertemu dengannya juga baru sekali saat di perpus tadi." Ia menjelaskan pada ibunya dengan malas. Sungguh pria itu sudah melewati batas logikanya.
"kau sudah melaporkannya?"
"anni eomma. Tidak perlu di laporkan, aku yakin dia hanya namja gila."
"emm baiklah.. kalau begitu cepat ganti bajumu dan kita makan malam bersama."
"ne eomma. Aku ke atas dulu." Pamitnya menuju kamar tidurnya untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya.

Yoorin kembali ke kampus hari ini dengan perasaan bahagiannya. Dia sudah melupakan soal pria aneh kemarin yang ia temui. Anggap saja bahwa yang kemarin itu hanya kecelakaan dan pria itu tidak akan muncul lagi di hadapannya. Hari ini Yoorin datang ke kampus dengan mengenakan jeans putih dengan kets putih dan hoodie abu-abu sepaha. Sangat simple dan nyaman baginya.
Ia menyusuri lorong-lorong kampus sesekali menengok kegiatan mahasiswa lainnya. Ada yang hanya duduk membaca buku, segerombolan perempuan yang asik berfoto-foto atau melihat sesuatu yang ada di belakang Yoorin yang sepertinya sangat menarik perhatian mereka. Sudahlah, itu tidak penting.
"jakkaman." Langkah Yoorin terhenti saat ada sesuatu yang menahan lengannya. Seperti tangan. Ia berbalik memastikan apa itu dan siapa pemilik suara berat yang menegurnya itu.
"annyeong.." pemilik suara itu tersenyum manis membuat para wanita di sekitarnya menjadi riuh. Yoorin tak menyangka, beberapa kali ia mengedipkan matanya begitu kaget dengan sosok itu.
Si pria gila! Setelah ia kembali sadar, Yoorin segera menarik lengannya dari genggaman pria itu. Buru-buru Yoorin melangkah dengan cepat nyaris berlari dari pria aneh itu dengan menutup kepalanya dengan menggunakan hoodienya.
"heiii.." pria itu memanggilnya namun Yoorin malah semakin mempercepat langkahnya melewati tatapan-tatapan sinis wanita-wanita yang melihatnya.
"dia anak pindahan itukah?"
"apa yang dia lakukan?"
"apa dia sudah menggodanya?"
Suara-suara itu sangat menganggu telingannya. Prasangka buruk yang di lontarkan bibir merah wanita-wanita itu adalah salah. Ingin rasanya Yoorin berteriak mengatakan jika itu tidak benar tapi rasa takutnya pada pria itu terlalu besar hingga membuatnya tak bisa mempedulikan cibiran-cibiran itu dan hanya terus melangkah berusaha melarikan diri darinya. Sial!
"Park Jimin! Namaku Park Jimin.." pria bernama Park Jimin itu berteriak menyebutkan nama lengkapnya tapi tak di gubris oleh Yoorin yang mulai menghilang dari pandangannya.
Jimin hanya tersenyum manis saat Yoorin benar-benar tak dilihatnya. Ia meletakkan tangan kirinya di depan dadanya sendiri dan tersenyum pada orang-orang yang menatapnya keheranan. Ya, baru kali ini penghuni kampus itu melihat Jimin melakukan hal seperti itu. Biasanya dia cuek dan dingin terutama dengan perempuan.
"masih berdebar seperti kemarin." Gumamnya seperti bahagia.
"aku benar."

Guardian ✔️Where stories live. Discover now