Day 6, Wamil

816 95 3
                                    


DAY 6...

JIMIN POV


Aku sudah bangun sebelum jam 5 subuh. Kenapa? Karna aku dan joon myun hyung harus bersiap-siap ke hutan yang ada di belakang rumah Kim haraboji mencari ginseng hutan. Waktu yang baik adalah di pagi hari jadi kami akan berangkat sebelum jam 6 pagi.

"kau tidak membawa jaket?" tanya Joon Myun hyung padaku yang barusaja keluar dari kamar.

"anni. Aku memakai baju lengan panjang kok hyung.." jawabku pada hyung yang berusaha memakai jaket hitamnya. Sebenarnya aku juga ingin memakai jaket tapi aku lupa membawanya dari Seoul.
"ya sudah, terserah kau saja. Ayo kita berangkat."

Setelah berpamitan dengan Kim haraboji, kami pun melakukan perjalanan ke hutan. Melewati ladang sayuran milik haraboji yang sangat luas lalu mulai masuk ke dalam hutan yang cukup lebat ini. Wahh, di sini sangat dingin tapi aku harus menahannya.

"kau tahu cara mendaki dan menjelajahi hutan?" tanyanya saat kami menemukan jalan bercabang.
"ne. Aku belajar itu saat wamil dulu hyung."
"bagus. Jadi kita berpencar dulu, satu setengah jam nanti kita bertemu di sini lagi.." perintahnya.
"baik hyung. "

Kami lalu berpencar, aku ke arah kiri dan hyung terus naik ke atas. Di hutan ini memikiki struktur tanah yang cukup curam mengingat ini bukan sekedar hutan tapi juga gunung walau tak terlalu tinggi.


Sudah satu jam lebih aku berkeliling mencari ginseng yang Kim haraboji maksud tapi belum kudapatkan juga. Mungkin hyung sudah dapat duluan.
Kuedarkan mataku mencari tumbuhan itu. Dan ya, aku melihat sesuatu di dekat sebuah pohon yang cukup besar. Sepertinya itulah yang kucari.
Tanganku menggali sedikit demi sedikit tanah yang tak terlalu padat ini untuk melihat akar tumbuhannya. Woaahh, akhirnya aku mendapatkanmu juga ginseng hutan yang cukup besar.

"yeesss... " aku seperti ingin memeluk ginseng ini karena saking senangnya. Baiklah aku akan mencari hyung kalau begitu.

Aku berjalan sambil mengingat arah darimana aku dan hyung berpisah. Ginsengnya sudah aman di dalam kantongan yang kubawa.

Tolonggggg.... Tolongggg....

Aku tersentak saat samar-samar mendengar teriak orang minta tolong. Di hutan ini tidak ada hantunya bukan? Itu bukan suara hantu gentayangan yang dibunuh di hutan ini kan? Lalu apa??
Sambil bergidik ngeri memikirkan hantu yang mungkin akan muncul itu, aku tetap melanjutkan perjalananku. Aku ingin segera keluar dari sini.


Tolonggggg.... Tolongggg.... Toloonggg..

Aku mendengarnya lagi. Suara itu! Suara itu seperti suara Joon Myun hyung.
Aku segera bergegas mencari sumber suara itu. Aku harus menolongnya.

Tolonggggg....

Suaranya di sekitar sini tapi mana hyung?

"hyung kau dimana?" teriakku.
"di sini Jimin-ahh.. Di bawah sini." ada jawaban. Aku lalu menuruni tanah yang curam untuk menemukan hyung yang katanya ada di bawah sana.

Yang benar saja, hyung terjatuh di dalam sebuah lubang yang tingginya sekitar 2 meter itu.

"hyungg.." kataku melihatnya terduduk di bawah lubang. Sepertinya itu lubang untuk menangkap binatang hutan.
"tolong aku Jimin-ahh.." pintanya memelas.
"ne hyung, aku pasti menolongmu."
"kemarikan tanganmu hyung." kuulurkan tanganku ke dalam lubang itu untuk menarik hyung keluar. Dengan susah payah ia berdiri meraih tanganku. Sekuat tenaga aku menariknya hingga keluar dari sana.


Hhaahh.. Haahhh...

Nafas kami berpacu saat kami sama-sama terjatuh ke tanah.

"ayo hyung." aku membantunya berdiri.
"akhh.. " dia menjerit.
Aku segera memeriksa kakinya. Mungkin dia terkilir atau bisa saja patah tulang. Kuraba-raba kaki kanannya tapi ternyata bukan di situ. Pelan-pelan aku meraba kaki kanannya dan ...

Guardian ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang