Answer

881 97 1
                                    


Perjuangan Jimin sekarang memang sudah mengalami peningkatan dengan berhasilnya dia untuk meyakinan Yoorin agar memberinya kesempatan guna bisa lebih dekat dengannya. Masalah ketiga saudara laki-laki Yoorin yang tidak setuju dengan dirinya Jimin telah berkeyakinan untuk tetap maju selama Yoorin ada di sisinya. Jimin telah bertekad untuk memenangkan hati Yoorin dan mendapat restu saudara-saudara Yoorin cepat atau lambat.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore yang berarti sudah sejam lebih Yoorin berada di rumah sakit untuk menemani Jimin. beberapa saat yang lalu Jihyun sudah pulang ke rumah untuk mandi dan berganti pakaian, hal itu membuat semangkuk bubur yang biasanya di suapkan oleh Jihyun kini dilakukan oleh Yoorin. ia tampak ragu-ragu setiap memasukkan suapan demi suapa kedalam mulut Jimin. tentu saja seperti itu karena Jimin terus saja memandang gadis itu.
“wae?” kedua mata bulat Yoorin makin membulat tak kala Jimin tiba-tiba menahan tangan Yoorin yang akan menyuapinya lagi.
“ada yang ingin kukatakan.” Tangan Jimin sedikit menarik Yoorin lebih dekat dengannya membuat gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali.
“a.. apa?” ujarnya terbata-bata. Yoorin kini sedang beradu dengan datak jantungnya yang tak teratur akibat jaraknya dan Jimin yang semakin dekat. Semburat merah muda tampak jelas di pipi putih miliknya.
“sebenarnya aku sudah bisa makan sendiri.” Jimin berbisik pelan di samping telinga Yoorin membuatnya sedikit bergidik karena deru nafas Jimin yang menerpa area telingannya.
Perlahan Jimin meraih sendok perak yang ada di tangan Jimin lalu tersenyum membuat matanya nyaris tenggelam. Diusapnya pelan pipi Yoorin yang bersemu lalu beralih ke rambut panjangnya.
“kau lucu saat gugup.” Ia terkekeh kecil kemudian meletakkan bubur dari tangan Yoorin di atas meja tepat di samping kasurnya.
“kenapa ditaruh di situ?” Yoorin berusaha mengalihkan pembicaraan mereka. Sungguh ia masih gugup saat ini.
“aku sudah kenyang. Tiap hari kau dan Jihyun membuatku makan banyak. Aku bisa gemuk saat pulang dari sini. Haha.” Ya, tiap hari Yoorin akan datang membawakan bekal yang dibuat sembunyi-sembunyi lalu setelah jam kuliah akan ke rumah sakit menjenguk Jimin tanpa sepengetahuan najoon dan Taehyung yang sekampus dengannya, ia beralasan harus pergi bersama Jung Ini.
“kalau begitu aku pulang. Kau bisa sendiri di sini bukan. Sebentar lagi Jihyun pasti sudah datang.” Jimin menatap kecewa Yoorin yang akan bergegas memasukkan kotak bekalnya kedalam tas dan bersiap untuk pergi. Namun kedua tangan Jimin sigap menahan tubuh gadis itu. Tangannya kini melingkar di perut Yoorin mengunci pergerakan Yoorin yang sedang berdiri membelakangi Jimin. perlahan Jimin meletakkan kepalanya di punggung Yoorin yang terasa nyaman itu.
“saranghae Kim Yoorin. neomu saranghae.” Hanya sebentar pria itu memeluk Yoorin untuk pertama kalinya lalu melepas pelukan itu bersamaan saat kata yang diucapkannya selesai.
“apa kau sudah mencintaiku?” ia bertanya namun Yoorin tak menoleh padanya. Gadis itu masih sibuk dengan kejadian beberapa saat yang lalu ketika Jimin memeluknya dari belakang.
“aku pulang..” beberapa detik kemudia ia menjawab tapi sayang itu bukanlah jawaban yang diinginkan oleh Jimin.
“aku akan menunggumu.” Gumam Jimin menatap punggung Yoorin yang meninggalkannya.




Jimin sudah pulang dari rumah sakit  seminggu yang lalu setelah di rawat selama 5 hari akhirnya Jimin di perbolehkan untuk pulang. Perban yang melilit di kepalanya sudah di lepas kini menyisakan perban kecil atau mungkin lebih bisa disebut dengan plester luka yang masih menempel di bagian belakang kepalanya. Hal itu tentu membuatnya risih karena berdampak pada penampilannya yang selalu tampil sempurna. Sedikit rambutnya di sana harus dibuka saat proses melepas lempengan pot tanah.

Sebagaimana yang dikatakan Yoorin pada Jimin ketika ia setuju untuk memberi Jimin kesempatan untuk dekat dengannya maka Yoorin mengecam padanya agar tidak terlalu dekat dengannya saat di kampus karena Namjoon dan Taehyung bisa saja memergoki mereka lagi. Makanya mereka hanya berkomunikasi lewat line saja, sesekali Jimin melakukan video call dengan Yoorin saat ia merasa begitu merindukan gadis itu. Yoorin yang dulunya sangat sensi ketika Jimin bersamanya kini mulai berubah dengan membalas rutin chat-chat Jimin, terkadang juga bercerita tentang harinya di kampus atau di rumah.

Guardian ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt