PART 20

4.3K 339 57
                                    

Mellysa berlari ke luar hospital dan duduk di taman hospital itu. Tanpa Di undang air matanya bercucuran jatuh di pipi. Bukan niat dia untuk menutupi segalanya, tapi dia cuma ingin melupakan kesengsaraan yang dia rasai sebelum ini.

"Shud I tell them? Who I am? No! I can't. I can't ! This is me now. I don't want to live in my past again.. There is too much pain..." Mellysa menutup kedua matanya sambil menekan dadanya. Terasa sesak dalam hatinya.

"Mellysa..." Panggil seseorang dari arah belakang.. Mellysa sempat mengesat air matanya sebelum menoleh belakang..

"Hans.."

"Are you okay? Kau nangis? Why?" Tanya Hans membuatkan Mellysa terkelu. Tidak tahu jawapan apa yang patut di berinya.

"I'm... I'm fine..." Jawab Mellysa tersekat-sekat.. Senyuman cuba di ukirnya walau sebenarnya susah..

"You've change a lot.." Hans membuang pandangannya dari Mellysa.

"What do you mean Hans? You don't even know me.." Jawab Mellysa sambil memandang wajah tepi Hans.

Hans hanya senyum tanpa memandang wajah Mellysa yang tengah di belenggu sejuta pertanyaan dalam otak nya.

"Now, you're more pretty brave girl and independent. Not like idiot and innocent girl anymore. And most importantly , pandai berlakon depan semua orang.."

Macam terkena hempap kayu balak saja badan Mellysa. Terdengar kata-kata Hans. Hans memandang wajah Mellysa dan di tatapnya lama.

"Kenapa diam? Tidak tahu mau jawab apa? Stop lying and pretend to be someone else. I know you're Villona Enn.." Sedikit kasar suara Hans berkata begitu..

Mellysa tidak menjawab walau sepatah. Dia malah jalan meninggalkan Hans di sana. Namun, langkahnya terhenti bila Mr. Andreson berdiri di hadapannya..

"I'm sorry.. Saya tidak sepatutnya bercakap kasar dengan kamu begitu tadi.. " ucap Mr. Andreson.

"Its okay uncle. Saya okay. Saya tahu kamu panik dengan keadaan Mya yang begitu.." Mellysa terus berlalu pergi dari Mr. Andreson dan pulang ke hotel..

Monica yang berdiri di belakang Andreson bersuara untuk melegakan hati dia.

"Bagi dia masa Andre. She's hurt so much." Bilang Monica. Andreson cuma memberikan senyuman tawarnya dengan Monica.

Monica bersama dengan Andreson masuk ke dalam bilik Mya di rawat. Mya memandang tepat ke arah Monica. Matanya ndaa berkelip.

"Princess, kenapa tingu macam begitu. Kau buat diaa nda selesa nanti.."

Mya masih dengan pandangannya.. Monica datang mendekati Mya lalu mengusap lembut kepala Mya. "Get well soon dear.." Ucap Monica.. Mya dengan cepat menyentuh tangan Monica dan di genggamnya.

"Mumy...." Mya menyebut perkataan itu membuatkan Monica sedikit tersentuh. Tambahan lgi dengan pandangan Mya yang mula berkaca. Monica cuba untuk melepaskan tangannya namun Mya enggan lepaskan..

"I have to go now.." Bilang Monica sambil menarik kasar tanganya dari genggaman Mya..

"Please don't go mumy..." Mya mulai menagis. Firasat diaa mengatakan yang perempuan itu adalah mama dia.

"Eslinda... Please don't go.. She is your daughter too. She need you here.." Pujuk Andreson..

"No Andre. Saya hanya adaa satu anak perempuan saja. Anak yang di sisihkan oleh mama kau.. Diaa anak kau bukan anak saya.." Jawapan Monica itu membuatkan Andreson terdiam...

DEVIL ✔️Where stories live. Discover now