7

12.1K 554 37
                                    

*Ting!*

[1 pesan diterima]

'Hei lagi apa kamu?'

'Sedang tiduran saja'

[Mengirim pesan...]

Beberapa detik kemudian

*Ting!*

[1 pesan diterima]

'Sudah ngantuk?'

'Belum. Cuma ingin merebahkan tubuh saja. Hehe. Ada apa kak?'

[Mengirim pesan...]

Beberapa menit kemudian

*Ting!*

[1 pesan diterima]

'Ahh begini kan tim basket sekolah kita tadi menang. Aku pingin ngajak kamu makan malam bersama. Besok kamu sibuk nggak?'

'Oh seperti itu. Aku belum bisa memastikan. Besok pulang sekolah akan ku kabari lagi'

***

Malam itu Kak Roy mengirimiku sebuah pesan. Intinya dia mengajakku makan malam bersama untuk merayakan kemenangan tim basket sekolah.

Sebenarnya aku dilema. Kalau Kak Hendra tahu, pasti sudah jelas aku tidak diizinkannya. Tapi aku juga ingin merasakan bersosialisasi dengan orang-orang. Tidak hanya bertatap dengan lembaran buku saja.

Maka dari itu ku putuskan besok saat pulang sekolah saja.

***

Jam istirahat sudah tiba.

"Hey!!" sapa Kak Roy di depan pintu kelas.

"Kak Roy"

"Gimana? Kamu mau kan?"

"Anu aku bingung"

"Bingung kenapa?"

"Aku kan pulang sekolah selalu bareng Kak Hendra. Dia nggak bakal kasih izin"

"Ah santai aja. Nanti aku yang bilang deh. Gimana?"

"Jangan jangan!"

"Terus gimana dong? Ayo mumpung banyak yang dateng loh"

"Sebenernya aku juga mau ikut. Kayaknya seru. Tapi..."

"Ya udah kamu bilang aja kalau ada tugas sekolah dan dikerjainnya di rumah temen kamu. Gimana?"

"Itu kan bohong namanya"

"Halah sekali-sekali kan nggak masalah. Mau ya?"

"Emm. Aku pikir-pikir lagi deh"

"Hmm. Jangan lama-lama ya mikirnya. Hahaha"

Seperti terhipnotis, saran Kak Roy membuat pikiranku jadi nakal. Aku tidak pernah diajari untuk berbohong. Tapi...

***

Jam pulang sekolah telah tiba.

Pas sekali Kak Hendra lewat depan kelasku.

Pelangi SegitigaOnde histórias criam vida. Descubra agora