15

10K 472 14
                                    

Hari berikutnya suasana sekolah semakin tidak bersahabat.

Setiap kami melangkahkan kaki, disitu kami juga menerima celaan dari siswa atau siswi lain. Walaupun mereka tidak berani menyuarakan dengan keras.

Aku hanya takut kalau Kak Hendra meledakkan amarah karena tidak tahan.

Tapi yang aku lihat dan yang aku pikirkan salah. Dia nampak tenang dan merasa kalau sedang tidak memikul beban.

Aku harap didalam tubuhnya dia juga baik-baik saja.

"Gue masuk ke kelas dulu"

"Semangka!"

"Semangka? Lu mau makan semangka?"

"Hmmm semangka itu singkatan dari semangat kakak"

"Dasar alay"

"Enggak lah itu kata-kata anak jaman sekarang"

"Ya udah iya deh. Makasih ya"

Melihat Kak Hendra masuk dalam kelasnya entah kenapa rasanya ingin sekali ikut kesana.

Ingin sekali menemani di sampingnya. Apalagi dalam keadaan seperti ini. Dimana sekitar sedang tidak bersahabat namun setidaknya aku masih bisa percaya padanya.

Di kelasku sendiri, aku juga sudah tidak mempunyai siapa-siapa.

Teman sebangkuku pindah entah apa alasannya, dia tak bisa menjelaskan.

Teman-teman yang lain pun seperti ogah mendekat padaku.

Tapi aku tidak merasa terlalu sedih.

Ya karena aku sudah terbiasa dikucilkan. Anak pendiam sepertiku akan lebih asyik dengan duniaku sendiri.

***

Jam istirahat tiba.

Aku menunggu Kak Hendra di depan kelasnya.

Khawatir? Tentu saja iya.

Aku ingin tahu perkembangan masalahnya saat ini.

"Hai Ben" sapa orang yang tidak bisa disebut orang.

Kalian pasti tahu siapa, betul dia adalah Kak Roy.

"Lagi nungguin pacarnya ya?"

"Maksudnya?"

"Hahahaha"

"Nunggu lama?" tanya orang yang sejak tadi ku tunggu. Kak Hendra.

"Nahhh itu datang pacarnya. Hahahaha" sahut Kak Roy.

"Ke kantin yuk" ajak Kak Hendra dan aku mengiyakan.

"Duhhh serasi banget sih pasangan baru. Hahaha" celotehnya dari kejauhan.

Setibanya di kantin, kami segera memesan beberapa makanan.

"Dia jadi gila ya kak?"

"Siapa?"

"Hmmm ya jelas saja si Roy itu"

"Nggak peduli tuh"

"Haahhh ngeselin banget. Masa iya dia bilang kalau aku sedang nungguin pacar"

"Kalau memang begitu kenapa?"

"Hah? Ma-maksudnya?"

"Ya maksudnya kalau lu lagi nunggu pacar itu perbuatan salah? Apa pekerjaan menunggu seseorang itu salah?"

"Ahhh begitu. Ya juga sih"

"Lalu gimana perkembangan masalahnya kak?"

"Lu tau Bagas kan?"

"Iya tau. Dia sahabat kakak dari SMP kan dan dia juga setim basket dengan kakak?"

"Iya. Gue tadi nanya ke dia tentang semua masalah yang sekarang lagi terjadi sama kita"

"Terus terus.."

"Dia bilang nggak tau apa-apa dan sekarang dia menghindar dari gue"

"Sama dong. Deva juga seperti itu"

"Deva siapa?"

"Deva teman sebangkuku"

"Oh.."

"Terus selanjutnya?"

"Dan gue merasa curiga sama Bagas padahal kemarin dia masih baik-baik aja sama gue"

"Curiga tentang apa?"

"Pertama gue curiga kenapa dia berubah drastis gini. Dulu ada masalah apapun, gue dan Bagas saling bantu sama lain. Tapi sekarang dia menjauh. Dan yang kedua gue lihat Bagas merasa takut banget kalau deket-deket sama gue"

"Iya kak. Semua orang di sini sepertinya menjauhi kita berdua. Mereka sepertinya jijik dengan kita"

"Dan yang bikin gue nggak habis pikir kenapa barang itu ada di tas gue"

"Kakak bisa ceritakan kronologi waktu itu nggak? Dimulai dari kakak masuk kelas"

"Ya gue masuk kelas kayak biasanya. Ngobrol sama temen-temen gue. Terus Bagas minta anter ke kantin. Biasalah ngopi bentar padahal udah mau bel masuk"

"Emmm iya terus?"

"Terus gue balik ke kelas. Dan tiba-tiba hari itu ada inspeksi dadakan"

"Inspeksi dadakan?"

"Iya. Biasanya inspeksi dadakan cuma sebulan sekali. Tapi baru saja kemarin ada inspeksi"

"Kok aneh ya. Padahal untuk bulan ini udah dilakukan inspeksi dadakan sama guru BP. Berarti ini yang kedua kalinya dong"

"Emang kelas lu nggak ada inspeksi?"

"Nggak ada sama sekali kak"

"Hmmm dan gue kaget pas guru BP geledahin tas gue yang tiba-tiba isinya sudah ada barang haram itu"

"Kok aku curiga sama Kak Roy ya"

"Gue nggak kepikiran sampai situ karena dia waktu itu nggak masuk sekolah. Tapi kalau emang dia dalangnya, gue bakal bantai habis-habisan!"

"Tenang dulu kak. Setidaknya kita sudah dapat pencerahan kenapa dalam sebulan ada dua kali inspeksi"

"Iya bener juga sih"

Bersambung

Jangan lupa vote dan share ke teman kalian ya guys :)

Pelangi SegitigaWhere stories live. Discover now