Sihir Kuno

65 7 7
                                    

"Woofang?" Greyfar berseru setelah ia terlempar oleh sebuah kekuatan sihir tua yang menangkis sihirnya.
Bayangan serigala besar terbentuk dari asap yang meledak saat sihirnya gagal melolong keras, "Auuu!!!"

Ruby merunduk sambil memegang kepalanya. Bola matanya berganti warna secara cepat dan berulang. Kakinya lemas dan gemetar, namun tangannya dengan segera mengambil kapak di punggungnya dan memegangnya erat.

Angel dan Rucard bersiaga dengan senjata masing-masing saat asap berbentuk serigala besar itu mulai menguatkan ototnya.
"Grey.....far." Suara bayangan serigala itu besar dan berat. Berserak seperti gemuruh badai. Membuat semua manusia di dalam rumah itu bergidik ngeri.

Badai salju di dalam ruangan itu semakin kencang. Langit di atasnya semakin menghitam. Seolah-olah langit bereaksi dengan semakin bersinarnya merah di mata bayangan serigala itu.

Greyfar kemudian mengangkat tangannya. Lingkaran sihir muncul di depan telapak tangannya, berputar dan bersinar.
"Reluger Binasa!"
Partikel-partikel kaca berbentuk segi enam saling bersusun membentuk dinding. Mengkilat seperti kristal. Tatapan merah darah serigala di hadapannya pun terpantul di dinding perisai itu.

Graaa!!!
Bayangan itu berlari menerjang Greyfar. Greyfar, dengan sekali hentakan tangannya partikel-partikel perisai kaca di depan Greyfar ikut bergerak maju.

Prang!
Partikel-partikel perisai itu pecah berserakan terhantam bayangan serigala.

Dalam sekejap semua sisa kaca perisai, asap serigala itu menghilang. Salju yang dari tadi bergemuruh badai juga sirna menyisakan hening.
Zip!

Keheningan seolah membungkus ruangan kamar yang telah kembali normal. Tidak ada lagi lapangan rumput yang luas. Tidak ada lagi gunung salju. Semua kembali seperti kamar biasa. Ruangan dengan kursi kayu reyot dan api di cerobong asap yang masih sedikit membara.

Greyfar mencoba berdiri. Tubuhnya yang reyot masih bergetar meski ditopang tongkat yang tiba-tiba muncul dari lantai rumahnya.
Angel menghampiri Ruby yang masih meringis kesakitan. Memberikan sedikit sihir penyembuh yang terasa hangat.

Rucard menelan ludah, "Apa itu tadi?"
Greyfar hanya menghembuskan nafas panjang sambil mengelus jenggot putihnya. Dia mempersilahkan ketiga tamunya untuk duduk di kursi.

Tuk! Tuk!
Greyfar mengetukkan tongkatnya ke lantai, perlahan akar-akar kecil mulai merambat naik. Menjalar dan saling mengait membentuk bantalan yang kemudian menjadi kursi dan meja.
Rucard meletakkan pedangnya di samping kursi dan segera duduk. Diikut Angel yang sedikit menopang Ruby, membantunya berjalan.

Setelah merasa enakan Ruby berterima kasih kepada Angel. Matanya yang dari tadi terus berubah warna sekarang menetap hijau seperti biasanya.
Greyfar mengetukkan kembali tongkatnya. Kali ini akar-akar kecil merambat dari langit-langit, membawakan gelas berisi teh berwarna hijau terang. Uapnya harum melati memanjakan hidung. Membantu renyutan di kepala Ruby sirna sepenuhnya.

"Jadi... Bagaimana?" Tanya Rucard. "Yang lebih lagi, apa itu tadi? Apa hubungan gadis ini dengan para serigala!?"

Greyfar memejamkan matanya. Ketiga tamunya ikut diam memperhatikan. Menunggu kata-kata keluar dari pria berumur di hadapan mereka.
"Ada sesuatu di dalammu Ruby. Dan Woofang, raja serigala itu mencoba melindunginya."

"Sudah kuduga! Gadis ini mempunyai hubungan dengan serigala-serigala yang menyerang desa!" Rucard mengekerutkan alisnya dan langsung mencengkram pedangnya.
"Tenang anakku..." Greyfar meletakkan tangannya ke atas pedang Rucard, membuat pemuda itu sedikit tenang dan mengurungkan niatnya.

"Ruby... Apa kamu sudah mengingat masa lalumu?" Tanya Angel pelan.

Ruby memejamkan mata sambil memegang kepalanya. Bayangan-bayangan ingatannya yang dulu terpecah seperti puzzle mulai perlahan tersusun kembali.
Potongan-potongan kejadian masa lalu semasa hidupnya mulai terputar kembali, walau awalnya belum terlihat jelas, lama-kelamaan tayangan itu semakin jelas, seolah baru terjadi kemarin.
"Aku ingat semuanya... Apa yang terjadi di Alvant... Semuanya, kecuali setelah aku bertarung menerjang serigala besar itu. Setelah itu semuanya gelap."

"Kau bertarung dengan Woofang?" Seru Rucard terkejut. Dia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Greyfar, ingin mencari tahu apakah yang dikatakan gadis di hadapannya itu benar atau tidak. Greyfar mengangguk mengiyakan.

"Itulah anehnya. Gadis ini bertarung dengan Woofang, namun entah kenapa Raja Serigala itu malah menempatkan sebuah mantra untuk melindunginya. Ah maaf... Lebih tepatnya melindungi ingatan Ruby. Ada sesuatu di dalam ingatan yang dilindunginya itu yang ingin ia sembunyikan." Angguk Greyfar.

Angel dan Rucard tertegun saling menatap. Ruby hanya menunduk sambil gemetar menahan air mata. Ingatan tentang kejadian di malam penyerangan itu masih membekas.

"Kamu bertarung dengan Woofang dan selamat? Itu... Itu menakjubkan! Sebelumnya saja keberadaan Woofang masih menjadi legenda, tapi kamu selamat!" Nada bicara Angel yang semangat memecah hening.

Tch! Dengis Rucard

Angel lalu meyipitkan matanya menatap Sang Kakak. "Kakak kenapa? Iri?"
"Yah... Tidak. Hanya saja kalau gadis ini benar-benar kuat dia bisa berguna untuk kerajaan melawan serangan yang akhir-akhir ini terjadi." Ucarp Rucard sambil menggaruk kepalanya.

Greyfar menghembuskan nafas panjang sambil membenarkan punggungnya yang mulai terasa pegal dan sakit. "Maaf..."
Ketiga tamunya pun serempak memandang pria berumur itu.
"Kekuatan sihirku hanya mampu berbuat sejauh itu. Selebihnya, Woofang menempatkan sebuah sihir kuno yang tidak kuketahui. Untung tadi hanya avatarnya saja yang muncul dan menghalangiku untuk masuk lebih dalam. Yang tadi hanyalah peringatan..."

"Bahkan Kakek Greyfar penyihir terhebat di Ibu Kota pun tidak bisa melawan sihir Raja Serigala itu..." Gumam Rucard. "Tapi gadis ini bertarung secara langsung dan selamat... Aku yakin pasti ada sesuatu."

"Sihir Kuno? Bukankah Kakek Greyfar sendiri sudah tua? Eh! Maaf." Celetuk Angel. Dia menggaruk kepalanya salah tingkah. Untung saja Greyfar yang merupakan gurunya itu hanya tertawa.

Dengan sedikit terbatuk Greyfar mencoba menjawab pertanyaan muridnya. "Angel muridku... Sihir kuno yang kumaksud benar-benar kuno. Sihir yang ada saat kerajaan mungkin masih berumur muda. Saat sebelum perpustakaan sihir di Ibu Kota kita ini belum dibentuk. Sihir yang hanya dimiliki oleh para ancients seperti Raja Serigala."

"Apa ada cara agar sihir Woofang ini pergi dariku?"
Greyfar menggeleng menjawab Ruby. "Aku tidak tahu. Yang jelas kau membutuhkan seseorang yang mengetahui sihir kuno untuk itu."

Ruby merenung dan mengingat sosok wanita tua yang dulu pernah ditemuinya di hutan.
Kata-kata wanita itu terulang dengan jelas dan tepat di dalam kepalanya.

"Sekarang sebaiknya kita istirahat. Angel, aku ingin menghadap Ayah. Melaporkan semuanya." Rucard berdiri dan menyarungkan pedangnya.

Angel dan Ruby pun mengikutinya. Mereka bertiga berterima kasih dan berpamitan dengan Greyfar. Greyfar mengangguk dna pintu rumahnya tertutup dengan sendirinya.
Sesaat sebelum pintu itu sempurna menutupi apa dibaliknya, pandangan lapangan rumput luas kembali hadir. Ruangan itu kembali berubah.

"Terus sekarang aku harus bagaimana?" Ruby bertanya kepada Angel.
Angel menarik tangan Ruby dan membawanya berjalan. " Ikut aku, aku akan menunjukkan dimana kamarmu untuk beristirahat."

"Angel." Seru Rucard sambil menganyunkan tangannya, Sang Adik pun menoleh dan menghampiri Kakaknya itu.
"Jangan terlalu akrab dengannya. Kau tidak tahu dia itu musuh atau bukan." Bisik Rucard.

Sontak saja alis Angel mengkerut kesal, ia memukul Sang Kakak pelan di bahunya. "Aku percaya padanya, dia sudah melalui banyak hal sulit. Kuharap ksatria terbaik juga mau mempercayainya sepertiku."

------------------------------------------------------------------

Hai~ maaf lama banget hiatusnya 🙏. Ada tugas banyak dan fokus mengerjakan naskah lain (ikut lomba menulis dengan naskah lain, tapi gagal wkkwkw, kalah 😅😢)

Semoga masih ada yang mau membaca cerita ini ya~


The Wolf Is ComingWhere stories live. Discover now